part 2

23 6 0
                                    

Sementara itu di sisi lain dua orang pria berbadan besar sedang menunggu kedatangan seseorang yang diketahui bernama Kenan.

"Where is she now?" Tanya seorang pria berkepala plontos pada pria di sebelahnya.

"I don't know." Jawabnya acuh.

"We have been waiting for an hour but she still has not turned up." Ucap pria berkepala plontos itu lagi, dengan penuh kekesalan.

"Luna cepat cari dia!" Bentak pria yang memakai tuxedo hitam.

"Baiklah Mr. Zayn." Ucapnya lalu berlari kecil menuju pintu keluar dengan rasa takut.

Wanita berambut blonde itu terus berlari sambil sesekali bertanya pada orang - orang yang ia temui.

"Thomas apakah kau melihat kenan?"

"Oh maaf Mrs. sepertinya aku tidak melihatnya dari tadi." Jawab Thomas seorang petugas kebersihan di TPSAMA. Tetapi bukannya berterimakasih ia malah kembali berjalan tergesa - gesa meninggalkan sang petugas kebersihan.

"Um....Mr. Billy." Ucap wanita itu hati - hati pada seorang pria tampan yang mengenakan tuxedo biru yang dipadukan dengan kacamata hitam.

"Hmmm.." Gumam pria bernama Billy tersebut sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Maaf mengganggu mu Mr. apakah kau melihat kenan?"

"Tidak." Jawabnya singkat, padat dan jelas.

"Hmm ... coba kau ingat sekali lagi, siapa tahu tadi kau me..."

"Tidak." Jawabnya lalu melenggang pergi sambil memainkan ponselnya.

"Eh Mr. Tunggu aku belum selesai berbicara denganmu tung..." lagi - lagi pembicaraannya terpotong karena langkah sang pria itu terhenti dengan tiba -tiba.

Hal tersebut membuat wanita yang mengejarnya tadi jatuh terduduk dengan beberapa luka pada lutut dan sikunya.

"Sudah ku bilang TIDAK YA TIDAK." Bentak pria itu dengan tatapan tajam namun dengan wajah yang datar. Pria itupun pergi begitu saja tanpa merasa bersalah.

"Hey Msr. Luna, kenapa kau terduduk disana?" Tanya pria yang kini sudah berdiri disamping wanita yang ia panggil Luna dengan kehkehan pelan.

"Jangan mentertawakan aku."

"Lalu aku harus apa?" Ucap pria itu menahan tawa.

"Lebih baik kau bantu aku berdiri." Lalu pria itu mengulurkan tangannya untuk membantu Luna berdiri.

"Kau ini tak bisa diajak bercanda ternyata." Celetuk pria itu.

"Kau itu selalu saja menggangu." Ucapnya lalu pergi dengan kesal, sementara pria itu malah tertawa terbahak - bahak.

"Eh tunggu dulu Msr."

"Hmm.." jawab Luna tanpa berbalik.

"Tadi aku melihat Kenan di taman." Ucapnya sambil tersenyum.

"Oh ya, antarkan aku kesana." Ucapnya lalu menarik tangan sang pria.

Kenan p.o.v

"Ayah." Ucapku. Lalu tanpa sadar air mataku keluar untuk yang ke sekian kalinya bila mengingat ayah.

"Huft.... bukannya menjadi tenang aku malah makin merasa kacau, kalau tau begini tak akan sudi aku pergi ketaman." Fikirku sambil memandangi seorang ayah dan anak yang tengah bersenda gurau.

Sepertinya ice cream-ku sudah mencair dan mengotori tangan, tapi aku tidak peduli. Aku tetap menatapi dua orang itu dengan senyuman miris. Air mataku kembali menetes, dengan cepat aku mengusapnya kasar dengan sebelah tanganku. Katakan aku lemah jika kau mau, yang pasti aku sangat lelah.

The Big MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang