"Bugh...bugh..bugh bugh"
Suara tonjokkan terdengar keras dari atas ring pertandingan tinju, pertandingan terus berjalan dengan sengit.
"Brak...."
Tiba-tiba kerasnya suara gebrakan meja terdengar, membuat seluruh orang yang berada di dalam ruangan tersebut terdiam. Tak terkecuali dengan kedua orang yang tengah bertanding di dalam ring.
Semua orang terdiam dalam waktu yang cukup lama, sampai akhirnya seorang wanita berambut cepak memecah keheningan.
"Ada apa Sir. ? kenapa kau menggebrak meja seperti itu?" Tanya wanita itu.
"Toilet." Jawab seseorang yang tadi menggebrak meja lalu keluar dari ruangan.
Semua orang kembali bernafas lega setelah kepergian orang tersebut. Begitu pula kedua orang dalam ring pertandingan, mereka kembali melakukan pertandingan uang sempat terhenti.
"Bugh"
Lagi-lagi terdengar suara tonjokkan terdengar dari arah ring pertandingan. Kali ini tonjokkan itu mengenai rahang seorang wanita, satu tonjokkan tersebut mampu membuat ujung bibir wanita itu mengeluarkan darah segar.
"Tak akan ku biarkan kau menang kali ini." Gumam wanita tersebut.
Dua tinjuan mendarat pada kedua bagian rahang pria berkepala plontos. Ia mengerang kesakitan sambil menatap seorang wanita di depannya dengan tajam, namun bukannya ketakutan wanita itu justru menunjukan senyuman sinisnya.
"Rasakan ini." Ucap pria itu sambil berusaha menghajar.
Dengan sigap wanita itu melakukan pertahanan dengan cara menghindar, saat sebuah tonjokkan hampir mendarat di perutnya wanita itu langsung memberikan perlawanan. Ia memelintir tangan pria berkepala plontos itu kebelakang, lalu dengan sisa tenaga yang dimiliki ia membanting tubuh pria itu, membuat tubuhnya tumbang ke bawah.
"10" ucap wasit sambil memandangi pria yang tadi baru saja tumbang.
"9" lawan pria itu merasa puas sekali karena telah membuat lawan beratnya tumbang.
"8" pria itu berusaha mengumpulkan tenaganya untuk berdiri kembali.
Kenan p.o.v
"7" suara wasit itu kini terdengar lagi.
"6"
Inilah penantian ku...
Sorry part-nya pendek+gantung next time gw lanjut