Jungkook berjalan menuju kelasnya, dia kembali mendapat tatapan heran dari murid lain dan mendengar bisik-bisik tentang dirinya. Jungkook menghela napas, dia berusaha untuk mengabaikan semua itu. Entah apa yang aneh, tapi murid lain selalu menyebut namanya dan memberi tatapan kesal, takut, heran, dan lain-lain. Jungkook membuka pintu kelas, Jimin dan Toshi berlari kearahnya. “Anonymous Duo tidak datang ke sekolah,” ucap Jimin, nada penuh kebanggaan terdengar dari ucapannya, “kawanku, kau mengalahkan mereka!”
“Ini luar biasa!” sahut Toshi, “kau orang kedua yang mengalahkan mereka!”
“Hah?” Jungkook mengerutkan dahi.
“Orang pertama yang mengalahkan mereka tentu saja Jin Sunbae,” sahut Jimin, “dan yang kedua kau.”
Jungkook menghela napas, ada rasa bersalah terselip di benaknya. Ingin sekali Jungkook mengatakan bahwa Bia yang mengalahkan mereka, bukan Jungkook. Tapi melihat ekspresi penuh kebahagiaan dari Jimin dan yang lain, Jungkook urung mengatakannya. Dia tidak mau merusak kesenangan mereka, merusak momen bahagia yang mereka ciptakan. Jungkook duduk di bangkunya, dia menatap keluar jendela. Lagi, Jungkook merasa bersalah membuat Anonymous Duo tidak datang ke sekolah.
Malu.
Ya, mereka malu. Selama ini mereka dikenal sebagai petarung yang kuat. Dan mereka kalah. Untuk kedua kalinya. Jungkook kembali menghela napas, dia menoleh kearah Team Black Fox. Hasshi belum kembali ke sekolah, tapi menurut Mizu dia sudah semakin membaik. Syukurlah, Jungkook lega mendengar semua itu.
“Jungkook.”
Jungkook menoleh kearah Jimin yang menatapnya serius. “Aku berterimakasih kepadamu,” ucap Jimin.
“Terimakasih? Untuk apa?” tanya Jungkook.
Jimin tersenyum, dia menoleh kearah belakang. Jungkook ikut menoleh, dia kemudian kembali menatap Jimin. “Kau tahu, sejak pertama aku datang kemari, aku tidak pernah merasakan kelas sehidup ini,” ucap Jimin, “semua biasa-biasa saja, dan cenderung membosankan. Yang lain juga terlihat malas-malasan. Tapi...” Jimin menatap Jungkook dan tersenyum, “sejak kau datang dan menghebohkan mereka dengan ucapan bodohmu, kelas ini hidup kembali. Team Black Fox kembali bersemangat, begitupun yang lain. Dan kurasa Team Wings juga akan bangun dari ketenangan mereka.”
Jungkook menoleh lagi kearah yang lain. Benar juga, Jungkook merasakan sebuah perbedaan disini. Jungkook ingat bagaimana kelas begitu suram dan membosankan, tapi sekarang semua murid terlihat bersemangat. Yah, walaupun semangat mereka itu karena membicarakan Jungkook, tapi setidaknya tidak sesepi dulu.
“Rapmon!”
Semua menoleh, yang lain segera berdiri menatap keluar kelas. Jungkook ikut berdiri, dia terdiam melihat Rapmon berjalan menuju kelasnya. Seketika semua murid menjadi tegang, mereka seperti berhadapan dengan komandan kemiliteran. Murid-murid perempuan juga tegang, walaupun sebagian membisikkan kata-kata penuh kekaguman kepada Rapmon. Jungkook menoleh, dia melihat Jimin juga sangat tegang. Aura Rapmon rupanya berhasil membuat mereka takut.
Tapi kenapa Jungkook biasa-biasa saja, ya?
“Kalian berisik,” sahut Rapmon, “suara kalian terdengar sampai atas. Mengganggu.”
“Maafkan kami, Sunbaenim!” Jongup membungkuk dalam.
“Maafkan kami!” yang lain ikut membungkuk hormat.
Jungkook menatap aneh yang lain. Dia menoleh, menyadari Rapmon menatapnya tajam. Matanya menyiratkan kebencian luar biasa, membuat Jungkook semakin heran. Kenapa Rapmon membencinya? Jungkook tidak membuat masalah dengannya, kan? “Kau benar-benar merepotkan, anak baru,” gumam Rapmon, “hanya karena kau mengalahkan Anonymous Duo, tidak berarti kau bisa merasa hebat disini.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Top of The Stairs
Teen FictionJeon Jungkook hanyalah murid SMA biasa seperti pada umumnya. Belajar, berinteraksi dengan teman, itu rutinitasnya. Namun kehadirannya membuat heboh semua murid di SMA Seolyeong saat dia mengatakan... "Aku akan memimpin Team Wings!" Team Wings, geng...