Terkadang, rasa peduli akan tumbuh dengan sendirinya.
🌙️🌙️🌙️
Begitu bel istirahat berbunyi, Nara langsung memilih untuk pindah lagi ke bangkunya. Dan Aldi hanya bisa menatapnya dengan pandangan sendu.
"Ra, ke kantin yuk?"
Aldi menoleh ketika melihat Rahel tengah mengajak Nara untuk ke kantin bersama. Aldi sungguh ingin mengetahui respon Nara. Dan respon yang di berikan Nara membuat Aldi terkejut. Bukan hanya Aldi, tapi juga Rahel.
"Ayo"
Rahel tersenyum kikuk. Bingung dengan perubahan sikap Nara. Namun akhirnya gadis itu mengangguk sambil tersenyum secantik mungkin, "Ayo"
Nara berdiri dan mengambil novelnya, lalu berjalan beriringan dengan Rahel keluar kelas. Hal tersebut tak luput dari atensi siswa yang ada di kelas. Semuanya menatap kagum ke arah Rahel, si gadis penuh pesona. Begitu juga dengan Aldi yang memandang kagum ke arah Rahel. Rahel memang punya pesona yang luar biasa.
Sesampainya di luar kelas, Nara memilih berhenti, membuat Rahel ikut berhenti.
"Gue pergi sendiri. Udah gue bantu kan tadi?" ujar Nara dingin.
Rahel mengeryitkan dahinya heran. "Bantu apa?"
"Gue udah bantu agar lo gak malu di depan gebetan lo sendiri. Gue nerima ajakan lo supaya pencitraan dan sandiwara lo gak hancur" ujar Nara tajam.
Rahel membelalakan matanya saat mengetahui pemikiran Nara.
"Rahel, sang gadis yang penuh pesona di sekolah. Mengajak seorang Nara ke kantin dan di terima ajakannya. Pasti satu sekolah akan semakin suka sama lo" lanjut Nara tajam.
Rahel bergetar. Menatap tak percaya ke arah Nara.
"Gue udah bantuin lo kali ini supaya popularitas lo naik. Bisa bantu gue balik?" tanya Nara.
Tanpa menunggu jawaban Rahel, Nara lebih dulu menjawab, "Jangan coba berinteraksi sama gue lagi. Gue gak suka"
Setelah mengatakan hal itu, Nara segera berbalik arah dan meninggalkan Rahel sendiri.
Rahel menatap kepergian Nara dengan air mata yang mulai mengalir. Rasanya memang kebencian Nara berawal dari dirinya. Memang ini salahnya, tapi apakah hati seorang Nara terlalu keras untuk memaafkan?
🌙️🌙️🌙️
"Nara mana, Hel?"
Ucapan Aldino terdengar ketika melihat Rahel yang datang sendiri ke dalam kelas. Aldino melirik ke samping Rahel, dan tidak menemukan Nara.
Rahel tersenyum canggung, "Dia tadi mau ketoilet. Gue duluan ke kelas"
Aldino mengangguk. Rahel memilih duduk di bangkunya, sedangkan Aldino terdiam sejenak.
"Tadi gimana? Pas lo jalan sama dia? Berinteraksi?" tanya Aldino sambil menoleh ke arah Rahel.
Rahel terdiam sejenak, lalu tersenyum. "Cuma ngobrol biasa"
Aldino mengangguk, "Ooh.. Tapi dia bisa mau berinteraksi sama lo. Pesona lo emang hebat ya, Hel"
Rahel terdiam sejenak. Gadis itu menoleh ke arah Aldino sambil tersenyum sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
A u t h o p h i l e .
Teen FictionAutophile (n). person who loves solitude, being alone. Anara Glaydia, seorang gadis yang benar-benar penyendiri. Dari SD tidak mempunyai teman, hingga kini gadis itu duduk di bangku SMA. Kisah hidupnya tidak semulus yang kalian bayangkan. Banyak kej...