Ruangan itu dinaungi kegelapan, hanya sinar temaram yang dapat masuk melalui celah kecil di atas langit-langit. Seorang gadis mungil meringkuk seperti janin di atas sebuah benda lembut, tanpa ia sadari di sudut ruangan ada sosok misterius yang sedang memperhatikannya dibalik bayang-bayang kegelapan. Sosok itu menatap tubuh rapuhnya dengan pandangan yang tidak dapat diartikan oleh siapa pun.
Sosok misterius itu berjalan pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari tubuh mungil yang meringkuk di hadapannya. Ia melangkah perlahan tanpa mengeluarkan suara sampai berdiri tepat di belakang tubuh kecil itu.
Srriiinggg...
Suara gesekan besi berpadu dengan ringisan pelan dari bibir pucat seorang gadis terlontar saat sosok misterius itu menarik rantai yang mengikat kakinya, sontak membuat tubuh itu bergetar ketakutan saat bertemu pandang dengan mata tajam milik pria misterius itu.
"Seandainya ayah mu memberi benda itu pada ku, kau pasti tidak akan menderita," suara berat itu terdengar penuh intimidasi memenuhi ruangan yang saat itu sangat sunyi.
"Pergi ke neraka kau bajingan!" mata bulat hitam pekat itu menatap penuh bara api sarat akan dendam pada sosok pria itu.
Seringai penuh misteri terpatri di wajah kokoh itu saat memandang mata polos yang memandang dirinya penuh kebencian.
Srriiinggg...
Sentuhan benda lembut di pergelangan kakinya membuat gadis itu terpekik karena terkejut. Ia menatap pria yang berlutut di depan tubuhnya, menarik lembut kakinya, mengecup pelan pergelangan kaki putih nan mungil yang memerah karena benda keras yang membelenggu dirinya.
"Jangan menyentuh ku keparat!" pria itu menyentuh dagu gadis itu, membuatnya bertatapan dengan mata hijau zamrud yang dimilikinya.
"Aku memiliki hak untuk menyentuh seluruh tubuh mu."
"Kenapa kau tidak membunuh ku saja!" gadis itu berkata dengan nada lirih, diiringi derai air mata yang mengalir membasahi kulit lembut di wajahnya.
Benda lembut itu mengecup lagi setiap sisi wajahnya yang dialiri air mata, seolah ingin menghapus jejak air mata yang menetes dari kedua bola mata indah gadis itu.
"Jika aku membunuh mu, maka itu sama saja seperti aku membunuh diriku sendiri," ucapan itu terdengar penuh sarat akan derita yang mendera jiwa hampa tanpa henti.
Bersambung...
***
HALOHA
Kami dari Mata_Shadi mempersembahkan cerita pertama kami. Tolong maklumi jika masih banyak kekurangan dalam penulisan kosakata maupun tanda baca yang kami gunakan.
Mohon like dan komen cerita kami dan beritahu kekurangannya agar kami dapat memperbaikinya.
Terimakasih
_________________________________
Senin, 02 April 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
SCOVIO HEART
RomanceKetika murka alam semesta memporak-porandakan peradaban manusia, menghancurkan setiap sumber kehidupan sehingga hampir tiada tempat bagi umat manusia untuk menata kembali kehidupannya. Mungkinkah umat manusia bertahan hidup atau menyelamatkan perad...