"Apa di alam semesta yang luas ini ada makhluk lain selain kita? Seperti alien atau makhluk lain di luar angkasa?" seorang gadis mungil sedang menatap langit malam penuh bintang dan bertanya pada seorang pria muda yang berada tepat di sampingnya.
"Jika aku mengatakan, bahwa aku berasal dari luar angkasa. Apa kau akan percaya?" ucap seorang pria muda yang duduk di samping gadis mungil itu.
Gadis mungil itu mengerjap-ngerjapkan mata bulatnya yang berwarna hitam pekat dengan bingung, membuat pria muda yang berada di sampingnya terkekeh kecil melihat mimik wajah gadis mungil yang terlampau polos di hadapannya.
"Kau tidak percaya, kan?" pria muda itu tersenyum menatap gadis mungil yang duduk di sampingnya, ia pikir gadis mungil itu tidak akan mudah percaya pada sesuatu yang mustahil. Sampai ucapan gadis mungil itu membuatnya tergelak.
"Apa kau seorang alien?" mata bulat polos gadis mungil itu menatap penuh takjub pada pria muda yang berada di sampingnya.
"Entahlah," pria muda itu tersenyum misterius menatap gadis mungil yang duduk di sampingnya, sehingga gadis mungil itu balas menatapnya dengan tatapan bertanya.
Gadis mungil itu terus menatapnya dengan penuh rasa penasaran, seolah menemukan hal menakjubkan dan luar biasa dari dirinya. Senyuman misterius itu kembali terbit dari bibirnya, ia menatap gadis mungil di sampingnya dengan tatapan berkilat penuh misteri.
"Aku akan kembali untuk mu," bisik pria muda itu di telinga gadis mungil yang duduk di sampingnya, lalu pria muda itu mengelus lembut pipi gadis mungil itu.
Tringgg...
Gadis itu tersentak bangun dari alam mimpinya. Bunyi jam weker yang berdering, membuatnya sadar bahwa itu hanya sekedar mimpi. Ia mengambil jam weker itu kemudian mematikannya, ditengoknya kearah jendela kamar yang menampilkan pemandangan indah menghangatkan jiwa.
Pagi itu sangat cerah. Menampilkan matahari yang tidak malu-malu menampakan dirinya, diiringi dengan kicauan burung yang seolah-olah mendamaikan suasana, "Rupanya aku hanya bermimpi," gumam gadis itu.
Mimpi itu terasa nyata dan anehnya mimpi itu selalu sama, terkadang datang terkadang tidak, seperti suatu pertanda atau mungkin merupakan bagian kecil dari ingatannya di masa lalu. Tapi, kenapa ia melupakannya?
Gadis cantik itu beriris mata hitam pekat dengan rambut hitam panjangnya yang bergelombang, berpadu indah dengan kulit putih keemasannya yang bersih. Ia berasal dari planet bumi, bagian kecil dari berbagai macam galaxy yang ada di alam semesta.
Gadis itu terkejut saat pintu kamarnya terbuka dengan keras, diiringi dengan seruan yang memekakan telinga.
"Abel ayo bangun! Ini waktunya kita panen!" suara penuh semangat itu berasal dari seorang gadis cantik berambut pendek dengan iris matanya yang berwarna cokelat.
Abel menoleh kearah July yang berdiri di depan pintu kamarnya dengan wajah beseri-seri. Abel ingat ini sudah pertengahan bulan, maka sudah waktunya untuk memanen buah-buahan yang masih bisa bertahan hidup dari kerusakan alam.
"Aku akan segera menyusulmu setelah aku mandi July," Abel tersenyum kearah July diikuti dengan kakinya yang turun dari tempat tidur, untuk kemudian melangkah kecil menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.
July kini tengah menatap Abel dengan pandangan bertanya. Yang benar saja kau ingin mandi sekarang? "Abel Rigel Dharmawangsa! Kalau kau mandi sekarang kita akan terlambat, lagi pula kau akan kotor lagi di sana nanti."
Abel termenung sesaat. Ia berpikir, memang benar ia nanti akan kotor, apalagi lokasi panen itu harus melewati tanah yang sedikit berair. "Ah iya, kau benar July. Baiklah, ayo kita pergi sekarang," Abel mengambil ikat rambut yang berada di nakas samping tempat tidurnya, kemudian sedikit berlari menghampiri July yang berada di ambang pintu kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCOVIO HEART
Lãng mạnKetika murka alam semesta memporak-porandakan peradaban manusia, menghancurkan setiap sumber kehidupan sehingga hampir tiada tempat bagi umat manusia untuk menata kembali kehidupannya. Mungkinkah umat manusia bertahan hidup atau menyelamatkan perad...