Cool Senior - 53

182K 12.7K 147
                                    

Thanks untuk rank 55 in teen fiction-nya!!!🎉
Gak nyangka euy, rank naik lagi setelah sempat berada di 82. Hehe



"AGATHAAA!"

Agatha menutup telinganya ketika suara cempreng bin toa itu terdengar. Ia menatap kaca jendelanya, meratapi apakah kaca itu akan berakhir dengan tergeletak di lantai dalam bentuk serpihan.

Ia bernapas lega ketika melihat jendela kacanya masih utuh tanpa ada rengat sedikitpun. Kaca hiasnya pun juga mulus tanpa ada retak di setiap celahnya.

Agatha menoleh ke pintu kamarnya yang terbuka lebar, menunjukkan seorang cewek remaja seumuran dengannya, dengan seragam sekolah yang sama dengan seragam yang ia kenakan saat ini. Ia tersenyum geli melihat cewek itu menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Alay," kata Agatha.

"Gue kangen, Tha!" balas cewek itu sambil berlari mendekati Agatha dan memeluknya.

Agatha tersenyum senang melihat tingkah Rhea. Ia membalas pelukan cewek itu dan mengusap bahu Rhea pelan. Agatha juga sangat merindukan sahabatnya yang satu ini.

Setelah beberapa detik kemudian, Rhea melepaskan pelukannya dan menatap Agatha dengan dahi menyerngit. Ia menatap wajah fresh sahabatnya itu dengan teliti.

Agatha yang ditatap seperti itu pun mendadak risih dan tanpa sengaja menampar pelan pipi Rhea.

"Apaan sih, lo? Kok natap gue kaya gitu?"

"Lo udah beneran sehat kan? Badan lo udah gak ada yang sakit lagi? Lo yakin mau sekolah? Kenapa lo gak istirahat aja di rumah? Lo gak perlu cemasin soal sekolah. Kalo lo lupa, Galaksi, pacar lo itu pemilik sekolah kita lho. Lo-"

"Rhe..."

Mendengar nama Galaksi di ucapkan, membuat hati Agatha berdesir hebat. Matanya mendadak berkaca-kaca, siap menumpahkan cairan bening yang telah menumpuk di kelopak matanya.

Melihat itu, Rhea dengan sigapnya memeluk Agatha. Ia tidak tahu kenapa sahabatnya tiba-tiba ingin menangis. Apa dia salah bicara? Apa Agatha merasa tersinggung dengan ucapannya? Rhea mengusap bahu Agatha pelan, mencoba menenangkan Agatha.

"Lo kenapa? Kata-kata gue nyinggung lo, ya? Tha, gue minta maaf ya? Gue cuma khawatir sama lo," sesal Rhea.

Agatha menggelengkan kepalanya. Ia menghapusjejak air mata di wajahnya dan menatap Rhea dengan senyuman yang tersinggung di wajahnya. Ia menggenggam tangan Rhea erat.

"Gak papa kok. Bukan salah lo. Gue... gue cuma terharu karna lo udah khawatir sama gue."

Sorry, Rhe. Gue belum bisa ngomong jujur sama lo. Gue belum siap. Bahkan saat dengar nama dia aja udah bikin hati gue sakit.

"Kirain kenapa. Lo mah, seneng banget bikin gue khawatir. Yaudah, kuy kita berangkat." Agatha mengangguk.

Rhea mendorong kursi roda Agatha keluar kamar. Ia tersenyum ramah ketika melihat Wirna tengah duduk di sofa ruang tengah sambil memasukkan sebuah kotak bekal ke dalam tas sekolah Agatha.

"Tante, Rhea sama Agatha berangkat dulu, ya," pamit Rhea ramah.

"Iya, hati-hati di jalan. Rhea, Tante titip Agatha ya. Kalau ada sesuatu yang terjadi sama dia langsung telpon, Tante," jawab Wirna.

"Pasti, Tan." Rhea menganggukkan kepala mantap. "Yaudah, kita berangkat dulu, tan."

Agatha dan Rhea menyalimi tangan Wirna. Rhea kemudian mendorong kursi roda Agatha keluar rumah dan mendekati mobil merah milik Rhea yang terparkir di halaman rumah Agatha.

Cool Senior [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang