Bab 3

24 6 4
                                    

Heyra's pov

"H-hina!!!"

Apa yang sedang ia lakukan didalam gudang segelap ini? Hina berbalik dan pipinya dilinangi oleh air, apa yang sebenarnya terjadi Hina? Kenapa kau diam saja? Kau menyembunyikan semua ini, aku bahagia diatas penderitaan mu.

Ku hampiri Hina dan kupeluk erat badannya. Kukatakan, "Apa yang terjadi dengan mu, Hina!?" mata ku jeriritan seakan-akan kehilangan anaknya sendiri. Tangis Hina semakin nyaring, membuat aku juga ikut menangis. Kuatlah Heyra, tidak mungkin kau menangis juga saat Hina sedang sedih, hiburlah ia Heyra!

Ku sapu air yang turun di pipi ku hingga tetesan air tersebut lenyap, kuraih bahu Hina dan kutatap wajahnya yang cantik, "sudahlah Hina, kau itu bukan gadis cengeng seperti ku." tangan ku mencubit pipi kanan Hina sehingga membuat ia tertawa kecil. Tapi itu masih tidak cukup untuk membuat Hina ku kembali ceria.

Bayangan seorang lelaki tiba-tiba lewat seraya memainkan mulutnya-bersiul. Ia adalah Pangeran mesum, alias Olyp. Bagaimana reaksi Olyp ketika melihat gadis pujaannya menangis dipelukanku? Sebaiknya kupanggil ia.

"Olyp!!!"

Matanya langsung menuju Sumber suara dan langsung membulat sempurna, mulutnya terbuka lebar, ia terkejut dengan apa yang terjadi. Lekas Olyp berlari kearah ku dan memeluk Hina dengan erat, "a-ada apa, Hina!?" tanyanya khawatir.

Aku tersenyum lebar melihat kelakuan Olyp terhadap Hina. Ia begitu mencintai Hina, tapi, Hina tidak mengetahui itu. Aku sedikit kesal dengan kisah cinta Olyp dan Hina, kenapa Olyp tidak menyatakan langsung perasaannya pada Hina? Biarkanlah, itu urusan mereka, bukan urusan ku.

Ahhh, sepertinya aku melupakan sesuatu. Oh iya! Lyra! Aku lupa kalau Lyra masih ada di ruang tamu, "Olyp, Hina, aku tinggal dulu ya! Soalnya ada seseorang yang kutinggal sendiri di ruang tamu tadi, sampai jumpa dan selamat bersenang-senang." ucapku menyeringai pada mereka berdua. Lari ku tidak begitu cepat karena gaun sialan ini.

Tiba-tiba bunyi bom terdengar begitu nyaring di bagian dapur, langkahku terhenti, jangan pedulikan itu Heyra, cepat kau datangi Lyra! Kulanjutkan langkah besar ku menuju ruang tamu, syukurlah Lyra masih ada disini.

"Lyra!!!"

Saat dia menoleh kearah ku, setetes air jatuh dari pelupuk matanya, sehingga membasahi pipinya, "ada apa, Lyra?" kupertanyakan itu dengan wajah bingung.

"M-mereka sudah mulai menyerang!" sahut Lyra menjambak rambut panjangnya dengan kedua tangannya, frustasi.
"Siapa?" apakah ini berhubungan dengan suara bom yang ku dengar tadi? Jangan membuat ku tambah bingung!

"P-perang"

Mataku terbelalak saat Lyra mengatakan kata tersebut. Kututup mulutku dengan kedua tangan dan berjalan mundur seakan tak percaya dengan apa yang terjadi. Seseorang tiba-tiba memanggil namaku dari kejauhan dengan nyaring, lekas ku lihat kearah semuber suara. Ternyata orang itu adalah Olyp dan disampingnya ada Hina, ada apa mereka memanggil ku?

"Lyra! Cepat pergi dari kerajaan ini! Ikuti kami! Cepat!" teriak Olyp padaku yang tidak tahu apa-apa. Kutarik tangan Lyra dan kubawa ia pergi bersama dengan Olyp dan Hina.

"Cepat kita pergi, Lyra!"

Lyra langsung melihat wajahku dan menggenggam erat tanganku. Secara tidak langsung, Lyra mempertanyakan bagaimana dengan Ayahku, "Heyra, bagaimana dengan Ayahmu?"

Aku terhenti dari langkah besarku dan berpikir sejenak, ayahku begitu jahat dan pemarah dengan semua orang, ia juga bisa mencari tempat perlindungan yang lebih aman. Dan! Biarkan aku bebas bersama dengan teman-teman ku!

Kulanjutkan langkah besarku, tidak kuhiraukan suara-suara ledakan tersebut. Olyp dan Hina berada tepat didepan kami memimpin perjalanan. Aku tidak tahu mereka ingin pergi kemana, sepertinya mereka pergi tanpa arah tujuan.

"Heyra, apakah kuda-kuda masih bisa terbang?" tanya Olyp menghentikan langkahnya, "dan, dimana kunci gudang senjata?" tambahnya tergesa-gesa.

"Kuda-kuda masih bisa terbang! Dan, kunci gudang senjata ada dikantongku, tunggu sebentar." ku ambil beberapa kunci di dalam kantong bajuku, termasuk kunci emas untuk membuka gerbang rahasia di belakang kerajaan, "ini, kunci emas untuk membuka gerbang rahasia dibelakang kerajaan." lanjutku juga tergesa-gesa.

Lyra dan Hina hanya bisa terdiam, mereka bingung. Tidak ada yang bisa mereka perbuat untuk membantu, wajah Lyra tampak ketakutan, sedangkan Hina biasa-biasa saja. Ia bisa mengontrol ketakutannya dengan baik. Dan aku? Aku hanya menyembunyikan ketakutan ku dibalik keberanian ku.

Olyp nampak kewalahan, ia berlari cukup kencang. Disini sangat sepi karena para penjaga telah menuju tempat lokasi pengeboman. Setelah selesai menyiapkan kuda-kuda, kami lekas pergi meninggalkan kerajaan yang hampir hancur oleh nuklir.

"Hei! Sebelum kita pergi, ada yang ingin ku beritahukan pada kalian," ucap Lyra yang tadinya diam, ia sengaja menjeda-jeda bicaranya agar kami penasaran.

"Apa?"

"Kata Ibu ku, jika kita ke dunia bawah umur kita akan bertambah 2 tahun," sahutnya menjelaskan, "satu lagi, sebaiknya kita menggunakan portal untuk pergi ke dunia bawah, sebab bisa saja para manusia itu melihat kita dan mengubur atau memenggal kepala kita hidup-hidup."

Wah... Ini akan mengasyikan, semoga badanku akan menjadi lebih tinggi, tidak, tidak, bukan saatnya untuk memikirkan itu, Heyra. Ku tampar wajahku sendiri dengan kedua belah tangan, rasanya cukup sakit. Olyp menatapku dengan tatapan aneh, "hei! Kenapa kau menatapku?"

Olyp terkejut karena aku berteriak kepadanya, huh, sungguh menyebalkan. "Jadi? Siapa yang bisa membuka portal itu?" tanyaku menatap semua orang. Mereka menatapku balik dengan aneh, "hah? Ada apa?"

"Bukankah kau adalah Putri dari kerajaan LightBlossom, tidak mungkinkan kau tidak mengetahuinya," Lyra menatap ku aneh.

"Lah? Aku? Membuka portal? Haha, tidak mungkin." sahut ku meremehkan.

"Cepat buka, Oujo-sama." Hina tersenyum lembut padaku, ahh aku tidak bisa menolak senyuman itu. Baiklah, akan kucoba.

Disamping itu Olyp sedang bertingkah aneh, ia tertawa selayaknya penjahat dan menyeringai. Aura-aura hitam mengelilingi badannya, sepertinya ia merencanakan sesuatu yang aneh-aneh. Sudahlah, jangan hiraukan dia.

Kubaca mantra yang sempat kupelajari bersama Ayah waktu itu, mantra untuk membuka portal. Semoga berhasil, karena baru pertama kali aku membuka portal. Aku takut portal itu membawa mereka ketempat asing.

"Zharberizth!!!" satu kata tersebut keluar sendiri saat aku selesai membaca mantra. Gerbang berwarna ungu-hitam keluar tiba-tiba dengan memancarkan cahaya cukup terang. Mataku berusaha untuk tidak tertutup, ku lawan silaunya cahaya tersebut.

Begitu besar portal ini, nuklir sedaritadi berjatuhan, apakah dunia langit sudah diambang kehancuran? Sepertinya begitu, LightBlossom kingdoms sudah setengah hancur, bagaimana keadaan ayah? Apakah dia baik-baik saja? Semoga. Kutatap langit seraya bergumam dalam hati.

Ayah... Jaga dirimu baik-baik, Putri kecilmu ini hanya pergi sebentar. Jangan sampai ada yang berani menyakiti mu, orang itu akan lenyap dengan sekejap saat bertemu denganku! Ku harap kau baik-baik saja sekarang.

"Hei! Heyra cepat! Portal ini mulai mengecil." panggil Lyra menggapai tangan ku dan menariknya menuju portal tsb.

SHINGHH

Aaaaaaaaaaaaaa!!!!

Bersambung...

Heyra ; Air KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang