chapter 1

234 9 6
                                    

Tepat pukul 04:50 Pagi ini di bandara soekarno-hatta Jakarta dimana seorang gadis dengan paras cantik menginjakkan kakinya di Indonesia setelah hampir lima tahun ia berada di london. Ia sangat merindukan tanah air- tempat kelahirannya. Langkahnya sangat tergesa-gesa karena ia baru menyadari bahwa ia harus secepatnya sampai di rumahnya.

Mengingat jarak bandara dengan rumahnya sangatlah jauh dapat memakan waktu 40 menit ia melangkahkan kakinya dengan jarak panjang-panjang hampir berlari. Ia mengedarkan pandangannya mencari mobil yang menjemputnya dibandara. Setelah ketemu cewek itu melangkah masuk menuju mobil pribadi milik keluarga dirgantara.

"Pak ayo jalanin mobilnya! Nanti aku kalau kesiangan dikit kita ke sekolahnya bisa terlambat" ujar cewek itu.

Dialah Revalina valencia dirgantara yang memiliki tubuh ramping, hidung mancung, bibir pink alami yang tipis, rambut panjang hitam legam. Jika orang yang melihatnya, maka orang itu akan langsung jatuh Cinta kepada valen.

Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, valen turun dari mobil pribadi yang mewah milik keluarga dirgantara menuju rumahnya yang sangat besar.

Sepi, sunyi itulah gambaran suasana di rumah keluarga dirgantara ini seperti tak ada kehidupan sama sekali di dalamnya.

Valen sangat benci dengan suasana seperti ini. Disaat ia kembali pulang di rumahnya, kepulangannya justru menjadi hal yang menyedihkan bagi dirinya sendiri. Tak ada yang menyambut kedatangannya disini.

Valen melangkahkan kakinya menuju pintu utama rumah ini. Ia membuka pintu yang tadinya tertutup rapat. Gelap, sepi valen masih mengamati sekitar rumah ini hingga kedatangan seorang wanita paruh baya mengagetkan nya.

"Non ayo atuh masuk! Istirahat dulu. Kata tuan dan nyonya non valen sebentar lagi harus berangkat ke sekolah baru non" ujar bi mina selaku pembantu rumah tangga di keluarga dirgantara yang sudah sejak valen berusia 6 tahun hingga saat ini bekerja. Beliau sangat dipercaya oleh keluarga ini untuk mengurus rumah sebesar ini.

Valen menyalami tangan bi mina dengan rasa hormat. Baginya bi mina adalah ibu kedua setelah mamanya yang sangat ia sayangi dan hormati.

"Iya bi valen ngerti kok, oh iya mama sama papa kemana bi? " tanya valen setelah membaringkan tubuhnya di atas sofa sambil mengedarkan pandangannya. Karena sejak tadi ia tidak dapat menemukan keberadaan orang tuanya.

Bi mina tersenyum nanar seraya berjalan menuju valen berada "non bapak sama ibu sudah pergi keluar kota karena urusan pekerjaan baru saja mereka pergi sebelum non sampai, jadi mereka hanya titip pesan sama bibi kalau non datang bibi disuruh membuatkan sarapan kesukaan non ketika non kecil"jelas bi mina panjang lebar pada valen yang menganggukkan kepala sambil tersenyum miris.

Menjadi anak yang broken home sangatlah tidak diinginkan oleh setiap anak. Mereka pasti menginginkan keluarganya yang hangat pada saat sarapan atau makan bersama. Mungkin bagi anak yang bukan menjadi salah satunya merasa bahagia karena mendapatkan perhatian lebih, tapi bagi yang menjadi salah satunya? Sudah pasti mereka sedih dan hanya memiliki angan angan untuk diperhatikan oleh orang tuanya menjadi keluarga yang manis.

Sejak kecil valen sudah terbiasa dengan orang tua nya yang bekerja bolak balik kota bahkan sampai Negara. Namun kaki ini ia sangat merasa sedih karena orang tuanya tidak dapat menyambut kedatangannya. Ia ingin sekali seperti kebanyakan anak lain jika pagi saat sarapan ia bisa sarapan bersama dengan keluarganya, bercanda ria, mencurahkan segala isi hati kepada sang mama. Ia merasa bahwa seolah-olah orang tuanya sangatlah tidak memperdulikan keberadaannya, apalagi ia adalah anak tunggal.

Oleh karenanya bi mina selalu menjadi ibu kedua bagi valen. Ia bisa leluasa mencurahkan apa yang ada di unek-unek nya. Hanya bi mina yang dapat mengerti valen, selalu khawatir jika valen terluka dan bisa juga menasehati valen juga salah seperti layaknya orang tua kebanyakan.

My Rival is BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang