Fabian berdehem pelan membuat perhatian Devan teralihkan dari valen.
"Gimana bisa lo lewat sini? Bukannya kelas lo beda arah ya? " tanya fabian
"Sebenarnya... " Devan mulai bercerita seraya tangannya menyentuh dagunya seperti berfikir mengingat kejadian sebelum ia bertemu fabian dan valen.
Flashback on
Bel istirahat telah berlalu sejak 15 menit yang lalu. Dan para siswa sma Dirgantara saat ini telah mengikuti pembelajaran kecuali empat orang siswa yang saat ini sedang membolos tepatnya berada di Rooftop.
Siapa lagi kalau bukan Devan, kenny, kennan, dan tak ketinggalan vico.
Mereka tengah asyik dengan kegiatan masing-masing. Devan yang saat ini sedang merokok sambil duduk di atas sofa yang memang tersedia di sana (Yah... kerjaan Siapa lagi kalau bukan kelakuan si Devalino tengil?), ada kenny yang saat ini memakan snack yang ia beli bersama vico yang sedari tadi bermain game mobile legends di ponselnya sambil ngumpat-ngumpat gaje, serta yang tak terlupakan kennan si manusia es yang saat ini tengah membaca buku fisika.
fyi, Devan dan kennan berada dikelas yang sama yaitu ipa 2. mereka sebenarnya memang siswa pintar. Kennan yang pintar tapi pendiem, dan Devan pintar tapi perilakunya yang dibilang urakan dan sifat tengailnya membawanya ke nilai minus dimata guru-guru. Kalo kata devan bila ada guru yang memandangnya setengah-setengah "elah pak–bu biarpun saya urakan tapi setidaknya saya masih punya rasa hormat pada bapak–ibu. Dan jangan nilai seseorang dari tampilan luarnya aja atau istilah lainnya setengah-setengah lah, coba lihatlah baik dari luar maupun dalamnya"
Kennan terlihat sangat tenang saat membaca. Tidak ada satu orang pun yang berani mengganggu konsentrasi kennan, jika tidak mau kena semprot ucapan pedasnya itu.
Sedang asik-asiknya menikmati aktivitas masing-masing, tiba-tiba suara seseorang menginstruksikan pada pengeras suara.
"Perhatian kepada bapak ibu guru yang mengajar kepada siswa yang bernama Devalino vernanda ardiansyah XI ipa 2, revalina valencia XI ipa 1 dan fabiano fareza putra dimohon kehadiranya diruang osis sekarang juga. Dikarenakan sudah ditunggu ibu zahra. Sekian atas perhatiannya terimakasih "
Merasa namanya dipanggil dari pengeras suara, Devan pun langsung melompat melewati sofa dan langsung memberi kerlingan mata pada ketiga temannya saat akan berbalik.
Diperjalanan Devan tak sengaja melihat kedua orang yang sangat dikenalinnya. Satu orang yang paling ia benci dan satu orang yang sudah seharusnya menjadi Rivalnya.
Tiba-tiba terlintas ide jail untuk mengganggu keduanya dengan gaya yang memang tengil.
Flashback off
"Jadi gitu Ketos yang Terhormat dan My Rival yang cantik" Devan menyelesaikan ceritanya dengan menekan pada kata 'ketos, terhormat ' pada fabian dengan pandangan sinis. Dan kata 'My Rival' pada Valen dengan seringai.
Valen memutar bola matanya malas. lalu berjalan mendahului si tampan fabian dan si tengil Devan.
Siapa sih yang ga jengah sama sifat tengilnya Devan? Pasti semua akan kesal karenanya. Tetapi banyak juga yang mengidolakan Devan. Bahkan pesona Devan tidak akan bisa ditolak oles seluruh kaum hawa sma Dirgantara. Oh kecuali valen tentunya.
Sekarang tinggal mereka berdua–Devan dan fabian– di koridor yang sepi. Mereka sama-sama menatap tajam satu sama lain. Tak perduli jika ada guru yang melihatnya.
Hening... Keduanya masih saling diam, tidak menunjukkan adanya pembicaraan walau sedetikpun.
kesal mereka memang saling diam. Tapi tidak bisa menggambarkan suasana hawa dingin, adem ayem. Justru saat ini hawa di koridor mendadak menjadi panas dikarenakan perang dingin diantara keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rival is Bad
Teen Fiction"mau lo apa sih? " tanya seorang gadis dengan tidak sabaran memandang nyalang saingannya. seorang cewek yang memiliki nama Revalina valencia dirgantara. ia adalah anak dari perusahaan terkenal di dunia, sekaligus cucu dari pemilik Sma Dirgantara ya...