Ep 1. Part 3

23 2 0
                                    

Malam berikutnya aku semakin berfikir jika memang mereka berencana mengerjai ku saja, apa harus sejauh ini dan selama ini?

"Kalau dilihat, memang aku mirip denganya sih, ah tapi cantikan aku" ucapku saat aku melihat wajahku di kaca riasku. Tapi aku kembali mengelak, yang benar saja dia adalah anakku. "Dikira aku bodoh? Haha dari masa depan katanya" aku mentertawakan diriku sendiri dengan datangnya Hana dalam kehidupanku yang mengaku sebagai anakku. Sekali lagi kukatakan pada kalian, ini gila......dan aku tidak percaya.

Keesokan harinya, seperti biasa. Aku mencuci baju dan seragamku serta sepatuku untuk kupakai lagi di hari seninnya. Lagi-lagi aku memikirkan perkataan Hana yang menyebutnya sebagai anakku. Mungkin saat itu aku tengah melamun.

"Mbak, awas...."

"Apasih dek"

"Sudah jangan ganggu mbakmu itu dek. Nanti nyucinya ndak selesei-selesei"

Saat itu, karena aku penasaran, akhinya kuutarakan saja pada Ibuku yang saat itu tengah memasak untuk sarapan keluarga kami.

"Ibu percaya hal gaib?" Tanyaku tiba-tiba

"Kenapa?"

"Jawab saja dulu"

"Tentu saja percaya, kan agama kita mengajarkan untuk beriman"

"Kalau tiba-tiba Ibu didatangi oleh anak ketiga Ibu, bagaimana?"

"Kamu minta adik lagi?"

Ibuku kaget, Dia berfikir bahwa aku tengah meminta adik lagi. Jelas kukatakan tidak lah, untuk apa aku meminta adik lagi. Azam saja dari dulu tidak habis, malah jadi semakin berisi.

"Bukan begitu bu. Ini kan seandainya"

"Yang jelas toh sayang..."

"Ibu," aku diam cukup lama sampai kulanjutkan lagi" aku sayang Ayah dan Ibu"

Aku langsung melanjutkan pekerjaanku yang belum selesei itu, yakin 100% ibuku pasti heran dengan sikapku saat itu.

"Pak, Njenengan habis marahi Riris lagi to?"

"Ndak bu, kenapa?"

"Oh ndak apa-apa"

Aku tersenyum mendengar percakapan Orangtuaku, apa yang akan terjadi jika aku memberitahu mereka. Pasti aku dikira gila, kalau aku dikira gila kan aku tinggal menunjukan Hana dihadapan mereka. Betul juga ya.

Ketika kami sarapan, aku lanjutkan apa yang ingin kutanyakan kepada bapak dan ibuku.

"Yah, pernah melihat hantu?"

"Kamu sakit? Habis jatuh sama Maria?"

"Jawab saja toh yah"

"Ya tidak pernah lah, memangnya Ayahmu ini dukun?"

Aku diam sesaat, bagaimana ya bilangnya, itulah yang saat itu tengah kufikirkan.

"Kemarin aku melihat anakku yah" ucapku tiba-tiba

Kalian tebak apa yang terjadi selanjutnya. Ayahku murka, dikira aku telah melahirkan seorang bayi, demi makanan yang aku mau makan saat itu, aku tak pernah hamil diluar nikah. Pacaran saja belum pernah.

"Tenang pak, tenang. Riris pasti hanya bercanda saja"

"Benar bu, Riris tidak berbohong ataupun bercanda"

"Diam kamu!" Ibu mencoba menyuruhku diam sambil menahan Ayah yang tengah salah faham karena ucapanku.

"Nama anakku Hana yah, Dia datang dari masa depan, dia cantik dan tidak bisa Bahasa jawa"

"Dasar anak semprul"

Aku lantas kabur begitu saja usai berpamitan dengan Ibuku. Tentu saja ketika aku sudah selesei sarapan.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawab ibuku

Aksara JawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang