Confession

117 15 2
                                    

MInhyuk POV

Hari demi hari berlalu. Aku terus menjadi partner latihan Yoo Ah. Lama kelamaan rasa yang aku anggap aneh ini mulai menguasai diriku. Aku sepertinya sudah menyukai dirinya. Tak hanya perasaan itu, setiap aku melihat Yoo Ah berduaan dengan Hyungwon seperti ada yang menusuk hatiku.


"Baiklah Yoo Ah-ya, aku akan menguji kemampuanmu. Kali ini aku ingin kau dan Minhyuk bertarung serius."ujar Hyungwon

"Ne."jawab Yoo Ah menyanggupi

"Minhyuk-ah, kali ini kau harus serius."timpal Hyungwon padaku

"Hah! Sejak kapan aku tidak serius? Akan kutunjukkan kemampuanku yang sebenarnya."sombongku.

"Baiklah kalau begitu. Joon-bi!"titah Hyungwon

Kami berdua sudah dalam posisi siap. Entah kenapa aku hari ini merasa tidak tega melawannya. Ah.. aku harus buang jauh-jauh perasaan itu.

"Sijak!"

Aku menyerang Yoo Ah duluan. Seranganku dapat dihindari olehnya dengan mudah. Saat aku lengah dia menendang perutku hingga ku terpental.

"Ayo! Tunjukkan kemampuanmu yang sebenarnya."ejek Yoo Ah

"Awas kau!"geramku. Tubuhku perlahan mulai menjelma menjadi serigala.

"Mode serigala ya? Joha! Akan kulayani." Yoo Ah juga perlahan menjelma menjadi serigala.

Kami bertarung dengan wujud serigala kami. Cakaran demi cakaran kami layangkan. Sekujur tubuhku penuh dengan cakaran Yoo Ah.

"Geuman!"teriak Hyungwon menghentikan pertarungan kami. Kami pun berubah kembali ke wujud manusia.

"Kalian benar-benar sudah siap untuk merebut lagi takhta kerajaan dari Wonho."puji Hyungwon

"Jinjjayo?"tanya Yoo Ah seakan tak percaya

"Ne, jinjjayo."balas Hyungwon

"Argh... Kau mencakarku keras sekali. Sakit tau!"rintihku

"A.. mianhae. Sini aku obati."sesal Yoo Ah

"Memangnya kau bisa?"

"Jangan remehkan aku. Sini aku obati, atau akan kutambah luka cakaranmu itu."

"Sudah, turuti saja. Yoo Ah kan istrimu."goda Hyungwon

"Ya! Sudah kubilang berapa kali kalau itu hanya pura-pura!"

"Ppallihae."suruh Yoo Ah sembari menyeret tanganku. Tiba-tiba jantungku berdegup cepat lagi saat dia memegang tanganku.

"A...n..ne"gugupku.

"Duduk di sini."

"Kau mau apa?"

"Aku mau mencari dedaunan untuk obat di hutan. Sebentar saja."

"Tidak usah, aku ada obat khusus."timpal Hyungwon sembari menyodorkan obat itu. Lagi-lagi dadaku terasa panas melihat itu. Ish...

"Gomawo. Sini aku lihat lukanya." Perlahan Yoo Ah mengolesi obat itu ke lukaku.

"Argh! Apoyo!"rintihku

"Ini sudah pelan kau ini. Manja."

"Sakit tau!"

"Tahan saja sebentar. Kau ini namja, cengeng." Yoo Ah melanjutkan tugas mengobatiku.

DUG!DUG!....DUG!DUG!...

Jantungku terus saja berdegup sangat cepat seakan hendak keluar dari tubuhku. Hatiku juga sepert merasakan rasa senang bukan main. Tanpa sadar bibirku tersenyum akibat perasaan itu.

ImmortalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang