Jade_
Pukul 10 malam.
Kulirik Perrie. Masih belum tertidur. Ada apa dengannya?
"Per...."
"Hmmm? ", jawabnya pelan. Benar benar pelan. Dan...... serak.
Hah?
"Per, lo abis nangis? "
"No, i'm not. " , dan aku tahu itu bohong. Jelas, suaranya serak.
"Perrie, you can't lie anymore. I knew you since we were kids. I know you . Lagian, suaramu serak.", kataku sambil duduk di samping kasurnya.
Perlahan, kudengar suara tangisan pelan. Semakin kuat. Semakin menyedihkan, nadanya.
Dia menoleh. Tampaklah wajahnya yang sembab khas orang baru menangis seharian.
"Perr... ", ahh hatiku meluluh. Tidak tega melihat sahabat ku menangis seperti ini.
Ini seperti.... deja vu. Entah itu kapan, aku lupa. Namun, dia pernah menangis seperti ini. Sangat menyedihkan. Dan itu karna suatu hal yang ... ah! Sungguh, aku tidak bisa lupa.
Tiba tiba, Perrie memelukku erat sekali.
"Jade, why my life is always losing the most important thing? Whyy?!! " , katanya masih menangis.
"Perrie, gue masih ada buat lo. Sekarang, hapus air mata lo dan cerita. Ayo cerita. Hmm? ", kataku masih dalam pelukan hangatnya.
"Makasih mau jadi sahabat gue, jade. Makasih karna lo selalu setia mendengar curhatan gue."
"Sshhh. Hei, gue itu sahabat lo. Itu sih udah jadi makanan sehari hari gue. Haha. Tiga kali sehari, malah. Hahahaha. ", aku berusaha mencairkan suasana.
"Hmm ", balasnya. Aku tahu dia tersenyum. Nadanya mengisyaratkan itu semua.
"Nahh, gitu dong senyum. "
Perrie melepas peluknya.
"Kamu, masih bisa aja becanda waktu aku nangis. Haha.", katanya, tertawa pahit.
"Yeeee, kirain tawa beneran."
Perrie senyum.
"Thanks, bestie. ", katanya.
Kemudian, dia mulai cerita. Kami bercerita sampai jam 00.30 pagi. Kemudian, terlelap di kasur masing masing.
***
Author_Pagi hari. Pukul 06.30. Jessica sudah sampai di sekolah. Dari apartemennya yang tidak jauh dari sekolah, ia cukup bersepeda. Walaupun orangtua nya sudah membelikan mobil mewah untuknya dan memaksanya memakai mobil itu ke sekolah, bagi jesy, itu terlalu boros.
Lagipula sekolah dan apartemennya kan dekat. Jesy lebih suka kesederhanaan.
"Milaaaa!", teriak seseorang di belakang Jesy. Jesy menoleh. Astaga, mereka berdua lagi-_- . Apa tidak ada pemandangan yang lebih bagus setiap pagi selain mereka berdua ini? -,-
"Mila, kalo lo mau peluk pelukan tiap pagi ama ni cowo, mending jangan disini deh la."
"Ih, biarin. Yakan, jo? "
Pria yanh diketahui Jesy bernama Joel itu mengangguk mantap.
"Yaudah terserah deh."
Jesy berjalan ke arah kelasnya. Untuk apa dia repot repot menegur kedua orang alay itu. Toh, mereka akan gitu gitu aja.
Joel itu memang sering datang ke gedung Princesses cuma buat meluk Camila tiap pagi.
Aku kenal joel bukan hanya dari Camila, tapi, dia itu sahabat cowok yang aku taksir. Yah, walaupun Joel kelihatan lebih menawan dari orang yang kusukai itu. Tetap saja, aku hanya suka sama Richard.

KAMU SEDANG MEMBACA
QUISIERA || CNCO x LITTLE MIX
FanfictionTentang sebuah kisah yang rumit, dan aku ingin memecahkan kerumitan itu. Namun, seseorang berusaha untuk merumitkannya kembali, berusaha membuatku menyerah pada keadaan. Cast: CNCO Little Mix Camila Cabello Ava Max Charlie Puth