enam

52 11 0
                                    

Erick's PoV

Setelah mengantarkan Perrie ke kelasnya, aku bergegas kembali ke Prince Side School. Emosiku memuncak. Apa apaan dia? Bisa bisanya dia berduaan dengan gadis biadab itu?! Padahal baru sehari dia berpisah dengan Perrie. Aku benar benar tak bisa menahan kesedihanku melihat sahabatku seterpuruk itu.

Lihat saja. Zabdiel masih duduk berdua dengan Ava disana. Di bangku depan kelas 10-IPA-5, kelas kami.

"WOY!!"

Zabdiel membuka matanya, terkejut melihatku. Ava pun begitu.

"Apa apaan lo berduaan disini?! Gapake otak lo berdua, hah?!"

"Lo... lo kenapa?",tanya Ava bingung. Hufffttttt... untung perempuan.

"Kemari lo!", aku menarik kerah Zabdiel hingga dia berdiri. Bandanku memang lebih kecil darinya, tapi bukan berarti tenagaku lebih lemah darinya. Zabdiel diam, tampak menelan ludah. Aku tak sabar, lalu...

BRUGGG!!!

Zabdiel terjatuh di lantai. Ava memekik kaget. Seketika, kami dikerumuni orang-orang. Zabdiel masih terus diam.

"Bangun lo, hah!! Bisa bisanya lo berduaan sama cewek centil ini, padahal lo masih baru kemaren putus sama Perrie! Semalem lo menye menye soksoan nangis lo soksoan galau. Nyatanya apa,hah!! Sialan lo!"

"Erick... bukan gitu ceritanya...", Ava memegang bahuku. Aku memandangnya jijik.

"Lepas.", dengan kata-kataku yang dingin, Ava melepas tangannya.

"Lo! Bangun lo! BANGUN PENGECUTT!!!", kutarik lagi kerahnya,dan...

BRUGGGG!! BRUGGGG!!

Dua tinju lainnya mendarat di pipinya. Terdengar pekikan pekikan pelan dari kerumunan siswa.

"Gue... gue cuma curhat sama Ava.", jelasnya sambil tertunduk.

"Curhat, curhat. B*tch! Lo emang bastard!! Lo gak tau? Perrie ngeliat lo pas lo lagi mesra mesraan sama ni cewek genit! Dimana otak lo, hah?!!!"

Zabdiel mengangkat wajahnya, tampak kaget.

"Sekarang lo mau apa, hah?!", saat aku hendak mengangkat tinjuku lagi...

"ERICK!!!", aku menoleh ke sumber suara. Dari kerumunan siswa, muncul tiga gadis yang kukenal.

Aku melepaskan tanganku dari kerah Zabdiel. Zabdiel turut menoleh, dan kemudian terduduk ditumpu lutut.

"Perrie? Anne? Jesy?"

"Stop it, Erick. Gue udah muak.", kata Perrie sendu.

"Perrie...", lirih Zabdiel.

"Diem! Gue benci sama lo! Dan lo, cewek club sialan, terserah lo mau deketin siapa aja. Termasuk cowok sialan ini. Silahkan. Gaada yang larang.", gertak Perrie.

Tak kusangka sangka, Leigh-Anne pun angkat bicara. "Satu lagi. Lo suka kan sama Chris gue? Haha. Bitch!"

"Eh-eh... apa apaan ini rame rame?! BUBAR LO SEMUA WOY!", Joel datang dengan Camila. Semuanya bubar, sambil terus berbisik bisik.

Saat Ava hendak pergi juga, Jesy mencegatnya. "Eits. Mau kemana lo,hah?!"

"Apaan sih pegang pegang?! Jijik gue. Heh, asal lo semua tau ya, gue cuma curhat sama Zabdiel. Dan lo! Cewek item gosong, gue ga pernah ada rasa sama cowok lo! Najis!", jawab Ava.

 Dan lo! Cewek item gosong, gue ga pernah ada rasa sama cowok lo! Najis!", jawab Ava

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cihhh!! Yakin lo?! Terus yang semalem gue liat itu apa,hah??", timpal Jesy geram.

"Semalem apaan?",aku mengernyit heran.

"Mmm... i-itu... itukan... g-gu-gue...", Ava tampak gugup.

"Gausah lo jelasin! Busuk lo, bitch!", Jesy memandang jijik.

Ava langsung berbalik, berlari menjauh dari kami.

"WOY!!!Mau kemana lo?!", teriak Camila. Tapi sia sia. Ava tetap berlari.
"Anne, Jesy, balik. Muak gue!", tampak mata Perrie berkaca kaca mengatakannya.

Namun, yang tangis nya duluan pecah adalah Anne. Aku tidak mengerti Anne kenapa, yang jelas pasti dia juga ada hubungannya dengan ini.

Jesy memeluk Anne. Camila juga mendekat ke arah Perrie dan memeluknya iba.

"Jangan nangis, princess princess ku.",camila tampak larut juga dalam kesedihan.

"Perrie... gue... minta maaf.",Zabdiel berdiri, mendekat ke arah Perrie.

"Berhenti!! Gue bukan siapa siapa lo lagi,kan? Ngapain lo minta maaf?!", Perrie berbalik meninggalkan Prince Side School, diikuti 3 lainnya.

Gue menatap penuh kebencian ke arah sahabatku itu, Zabdiel, yang kali ini menyulut emosiku. Joel pun begitu.

"Awas aja lo! Jangan lagi berhubungan sama Perrie!", aku pergi, diikuti Joel. Zabdiel tertinggal sendiri dengan wajah babak belur, berkat tinju tinjuku.

*********
FINISHH!!

Huahhhh akhirnya ada waktu update lagi. Maaf udah lama ga muncull:(
Author sibuk hehe.

Chapter kali ini singkat. Yaiyaa, soalnya khusus buat berantem berantemaan. Ya jadi males banget ngetik panjang panjang. Entar yg ada author ikutan emosian all day long:v

Oke
C U Next Chapter🖤

QUISIERA || CNCO x LITTLE MIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang