Eps 2 Sebuah Sapa

16 2 0
                                    

Reva sudah berada di kantin sekitar sepuluh menit yang lalu. Bersama kedua sahabatnya, Velyn dan Anna. Mereka memilih meja yang berada di sudut kanan kantin 3 yang sudah tersanding tiga mangkuk siomay ikan, menu andalan mereka. Kantin 3 adalah kantin yang paling banyak dikunjungi oleh para siswi SMA Cendrawasih karena kantin itu terkenal sebagai kantin paling bersih dengan makanan paling enak dari semua kantin yang ada disini. Pengunjungnya kebanyakan siswi kelas XII karena dekat dengan ruang kelas mereka. Sedangkan para siswa memilih makan di kantin 1 yang terkenal karena harganya murah meriah. Selain itu, penjualnya juga ramah kepada setiap pembeli.

"Rev, minggu ini jadi kan temenin gue jalan?" tanya Anna.

"Yaelah Na, mau jalan aja ngajak temen. Kenapa nggak berdua aja sama Nafes? Lebih enak juga kan?" sahut Velyn.

"Gini ya Vel, gue itu belum terlalu akrab sama Nafes. Gue malu, dan gue juga takut kalo cuma berdua. Kalau ada temen kan lebih enak ngobrolnya. Gak canggung" jawab Anna.

"Nafes ngga bakal ngapa-ngapain lo Na, dia anak baik, pinter ngaji" lanjut Reva.

"Tapi kan gue takut aja Rev, walaupun dia anak baik-baik juga bisa aja kan tiba-tiba.." ucapan Anna menggantung karena mendapati kedua sahabatnya menatapnya begitu lekat. "Ya gitulah" jawabnya gugup.

"Yaudah kalo gitu, ajak aja tuh Velyn" balas Reva sambil mengangkat dagunya ke Velyn.

"Bilang aja lo malu kalo ada Fauzan kan?" goda Velyn.

Fauzan adalah mantan Reva yang juga teman lesnya dan juga Nafes. Pernah sekali, Reva jalan dengan Fauzan, Nafes dan juga Anna. Bisa dibilang double date. Tapi waktu itu Reva masih berpacaran dengan Fauzan, sedangkan Anna dan Nafes masih menyandang status pendekatan. Mereka menghabiskan waktu sehari penuh. Saat itu Reva merasa bahagia bisa berkencan dengan Fauzan. Tapi dua minggu setelahnya mereka putus karena satu masalah. Ada orang ketiga diantara hubungan keduanya. Dan hal lebih gilanya lagi, Reva mengabaikan Fauzan demi orang itu. Itu menjadi hal terburuk yang pernah Reva lakukan.

Bagaimana bisa dia melakukannya? Meninggalkan seseorang yang mencintainya dengan tulus demi sosok baru adalah sebuah penyesalan yang terbesar. Dan disaat dia sudah meninggalkan Fauzan, cowok itu pergi meninggalkannya demi wanita lain. Sesakit inikah perasaan Fauzan saat ditinggalkan Reva?

Sudahlah, itu kan masa lalu. Reva tidak mau mengungkit masa itu lagi. Mendengar namanya saja Reva sudah muak, apalagi jika bertemu dengannya pasti dia sudah menjadi daging cincang oleh Reva.

"Nggak lah, ngapain juga gue malu" jawabnya dengan sedikit gugup.

"Tenang Rev, kata Nafes dia nggak ngajak Fauzan. Nggak tau juga sih ngajak siapa" Anna mengangkat bahu.

"Kalo gitu, biar Velyn aja. Dia kan jomblo, barangkali nyantol sama temennya Nafes"

"Enak aja, gini-gini jomblo berwibawa tau. Gue udah punya gebetan baru. Nggak mungkin gue jalan sama cowok lain"

"Lah cepet amat lo dapet yang baru?" sahut Reva.

"Iya dong, gebetan gue mah dimana-mana. Tinggal pilih aja hahaha" celoteh Velyn sembari terkekeh pelan.

Reva menghentikan gerakan mengunyahnya, "Lo pikir beli baju tinggal milih? Kasian anak orang Vel, jangan lo gantungin"

"Bener kata Reva, Vel. Itu kesannya lo kayak cewek murahan" celetuk Anna.

"Gitu ya?" jawab Velyn murung. Semurahan itu kah dia? Memang dia mendapat banyak chat dari para cowok. Tapi dia tidak membalasnya semua, dia juga pilih-pilih mana yang baik dan mana yang nggak. Perkataan Anna tadi membuat Velyn sedikit.. Sakit hati?

My BeLoved Enemy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang