"Eh Rev, mau ke kantin nggak?" David menggoyang-goyangkan kursi Reva hingga membuat gadis itu menoleh.
Reva berdecak sebal, dia sudah tahu maksud cowok itu, "Emang kenapa? Mau nitip? Lo punya kaki kan? Ya beli sendiri lah!"
"Duh gue males ke kantin, lagian gue mau mabar sama anak-anak. Jadi gue harus punya tenaga ekstra hehe" David malah nyengir tanpa dosa.
"Mending lo kasih upah gue, lah ini? Setiap kali lo nitip lo nggak pernah kasih gue upah tuh" ledek Reva.
"Salah lo sendiri kenapa ngasih kembalian uang ke gue?"
"Jadi gue boleh ambil kembaliannya?"
"Ya kalo lo mau, kalo nggak gue nitip ke Trisha aja"
Reva berdiri dari duduknya, "Eh jangan, biar gue aja. Sini uangnya, mau nitip apa?" tanyanya sembari menengadahkan tangan kanannya pada David.
"Giliran uang aja lo cepet"
"Hehe" cengir Reva.
David mengeluarkan selembar uang berwarna hijau dari kantong celananya lalu memberikannya ke Reva, "nih gue titip bakso sama es teh aja"
Reva mengambil uang yang diberikan David kepadanya, "cuma segini? Buat gue mana?"
Tak jauh dari arah Reva, kedua sahabatnya Anna dan Velyn hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil melipat tangan di dada. Jika dua remaja itu sudah berdebat, terbuanglah waktu istirahatnya hanya karena mendengar celoteh Reva dan David. Bisa-bisa bel masuk duluan dan tidak jadilah mereka untuk memesan makanan di kantin.
"Rev masih lama nggak debatnya? Gue laper nih," protes Velyn.
"Bentar Vel, kalian tunggu diluar aja ntar gue nyusul" jawab Reva.
Velyn dan Anna pun pergi meninggalkan Reva yang masih berdebat dengan David.
"Yaelah Rev, itu kan masih sisa lima ribu. Ya itu buat lo lah" kesal David
"Cuma lima ribu?"
"Kalo nggak mau yaudah sini balikin"
"Eh iya iya mau" Reva menatap selembar uang dua puluh ribuan itu, "Lumayan lah buat ongkos pulang" ucapnya dengan nada rendah yang masih bisa terdengar oleh David. Reva pun berlalu dari hadapan cowok itu berniat menyusul kedua sahabatnya yang sudah menunggunya diluar kelas.
David menggelengkan kepalanya melihat tingkah Reva yang terkadang lucu menurutnya. Ia pun tersenyum
Ck, Dasar gadis aneh
***
Setelah memesan makanan dari kantin, Reva dan kedua sahabatnya langsung menuju kelas untuk memakan makanannya.
Reva berjalan kearah David, "Nih sesuai pesanan paduka raja" dengan senyuman terpaksa Reva menaruh kantong plastik yang berisi bakso dan satu cup es teh di meja.
"Terima kasih dayang yang baik hati"
"Dayang?" tanya Reva tidak terima.
"Iya lah lo kan pelayan paduka raja yang tampan tiada tanding ini" David tersenyum puas sambil menaruh jarinya membentuk tanda centang di dagunnya.
"Tampan pala lu peyang" cetus Reva lalu duduk di bangkunya berniat memakan mie ayam yang telah dipesannya tadi.
Ketika Reva tengah asyik menikmati makanannya, David tiba-tiba duduk disampingnya, di bangku Trisha yang kebetulan saat itu kosong. Biasalah Trisha memang jarang istirahat bareng dengan Reva melainkan dengan Nisha Cs.
"Ngapain lo duduk disini?" omel Reva yang saat itu sedang mengunyah makanan.
"Di kursi gue ada Panji, emangnya nggak boleh? Lagian yang punya bangkunya nggak marah tuh biasa aja"
Ck, cowok ini selalu saja membuat mood nya memburuk. Boleh saja jika David duduk disampingnya, namun yang membuatnya kesal adalah jika sudah berdebat dengan pria ini maka tak ada habisnya. Reva selalu kalah omongan dengan David. Ada saja alasan yang dimiliki David agar menang berdebat dengan Reva. Dan selalu saja Reva mengalah. Walaupun Reva cewek dan David cowok, namun yang mengalah justru Reva bukannya David. Aneh kan? Dunia ini memang terbalik.
"Silahkan asal lo jangan ganggu gue!" ketus Reva lalu kembali melahap makanannya.
"Lo lagi pms ya? Galak amat"
"Keliatannya?"
"Lagi pms"
"Yaudah!"
"Woles neng jangan ngamuk gitu aelah"
"Lo bisa diem gak!" bentak Reva sudah tak tahan lagi dengan kelakuan cowok disebelahnya ini.
David mengerti, kini saatnya ia mengalah ketimbang harus mendapat makian dari seorang cewek yang sedang pms. Dia hanya diam memakan baksonya sambil sedikit mengamati wajah merah padam Reva yang tampak kesal. Kalau diperhatikan menurut David, Reva itu cukup cantik dengan pipi yang mengembung bak bakpau dengan tahi lalat di bawah bibirnya yang memperlihatkan paras manis gadis itu.
Gadis disampingnya ini, yang selalu diganggunya setiap hari. Entah mengapa ada kesenangan tersendiri bagi David saad menggoda Reva. Ekspresi lucu wajahnya, canda tawanya, senyum manisnya, bahkan wajah marahnya membuat David akhir-akhir ini sering memikirkan gadis itu. Dia hanya berniat membuat Reva bahagia. Melihat senyuman manisnya setiap hari, itu sudah cukup bagi David.
"Rev" panggil David, berusaha meredakan emosi Reva.
Sementara gadis yang dipanggil diam saja, ia sibuk mengunyah makanannya tak memperdulikan cowok yang menurutnya menyebalkan itu.
"Rev, gue minta maaf" ucap David
"Hmm"
"Gue traktir es krim deh"
Mata Reva langsung berbinar senang, tak ada hal yang lebih menyenangkan daripada es krim. Reva begitu menyukainya.
"Boleh boleh" jawab Reva riang. "Sepulang sekolah di Cafe deket rumah gue, oke?"
David tersenyum dan mengacak rambut lurus Reva "Iya Reva, apapun untuk lo"
"Lepasin" Reva menghempas tangan David dari kepalanya. "Rambut gue jadi berantakan bego"
"Iya maaf"
Reva hanya berdeham. "Tapi janji ya? Pokoknya lo harus traktir gue es krim yang banyak"
"Iya bawel" kini David mencubil kedua pipi Reva gemas, Reva hanya mengembungkan pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My BeLoved Enemy
Teen FictionRevalia Selvie Aeleasha, gadis yang tidak begitu peduli soal cinta karena cerita masa lalunya. David Mahendra Ardhani, cowok yang selalu mengganggu Reva dimanapun Reva berada. Bisa dibilang dia adalah musuh Reva. Alveno Nalendra Aryasatya, cowok mi...