***Seorang Pria ber'alis tebal dengan sorot mata yang tajam kini mengangkat alis tebalnya itu dan juga matanya kearah samping kanannya. Tatapannya seolah mengisyaratkan keanehan.
Sementara Perempuan bermata hazel hijau yang berada disamping Pria itu hanya membalas tatapan tajam Pria itu dengan sebuah cengiran khas dirinya yang dapat siapa saja yang melihatnya akan luluh, tapi tidak untuk Pria itu. Sepertinya.
"Ini lagi ?"
"Yaps !"
"Lo yakin ?"
"Yakin bermiliyar-miliyar bahkan triliun persen !"
"Dari kemarin juga lo ngomongnya selalu yakin, tapi hasilnya ? Ck !"
"Ishh Ali ! Lo itu temen gue bukan sih ?! Yaudah sini kalau lo gak mau bantuin gue," Perempuan itu kini kembali menarik kembali sebuah kotak berbentuk hati dari tangan Pria itu, ALIZIANDRI PRATAMA DIRGANTARA dengan kesal. "Biar gue yang kasih ke dia ! Huh, lo gak bisa gue andalkan." Dumelnya lagi, ia bangkit dari tempat duduknya. Namun sebuah lengan berhasil menghentikannya.
"Yaudah sini biar gue yang kasih ke dia nanti."
Perempuan itu, APRILLYZA RATUCONSINA mengembangkan senyuman manisnya itu, ia kembali duduk ditempatnya. Matanya menatap Ali dengan berbinar-binar. "Seriusan ? Lo seriusan mau ngasih ini ke Alan ?" Tanya Prilly, kini ia menghadap kearah Ali.
Ali hanya bergumam sebagai jawabannya. Meskipun cuma dijawab dengan gumaman namun Prilly senang luar biasa. Ia kembali menyodorkan kotak berbentuk hati itu kepada Ali.
"Makasih ya Li, lo emang kutu arab the best deh !!!"
"Heh, itu muji apa hinaan, hah ?!" Protes Ali tidak terima.
"Hehehe ya anggep aja dua-duanya biar adil."
Ali menghela napasnya kasar. Perempuan berpipi chubby ini selalu saja bisa membuat dirinya seperti ini. Selalu melakukan apapun yang Perempuan itu inginkan, termasuk memberikan sebuah kotak berbentuk hati ini kepada seseorang.
"Eh iya Li,"
Ali melirik kearah Prilly, saat Perempuan itu kembali memanggilnya. Ia mengangkat sebelah alisnya. "Apa ?"
"Gue belum ngerjain MTK nih, nyontek punya lu ya ? Hehehe..." ucap Prilly serasa memamerkan cengiran khasnya.
"Lo emang nyusahin !"
***
Sepulang dari rumah Prilly, Ali menjalankan mobilnya menuju rumahnya yang hanya beda beberapa blok saja dari rumah Prilly. Dan memarkirkan mobil merahnya itu, dan berjalan pelan memasuki rumah megah keluarganya.
Ini lah rutinitas yang Ali jalankan saat dirinya berteman dengan sosok mungil itu, tepatnya sejak mereka duduk dibangku Sekolah Dasar.
Dulu keduanya bertemu karena ternyata orangtua Ali yaitu Ayu dan Dirgantara adalah sahabat orangtua Prilly sejak Sekolah dulu. Orangtua Prilly, Ratna dan Arya sejak dulu selalu berkunjung kerumah keluarga Ali. Dan semenjak itulah Prilly mulai mengenal Ali dan juga Alan.
Meskipun awalnya Prilly tidak bisa membedakan mana Alan dan mana Ali karena keduanya MIRIP alias KEMBAR, namun lambat laun Prilly dapat mengetahuinya. Prilly sadar keduanya memiliki pribadi yang jauh berbeda.
Ali cenderung pendiam dan dingin, meskipun kalau urusan dengan Prilly ia tidak seperti itu.
Sementara Alan, ia terkenal humoris dan periang kepada siapapun.
Ali adalah kutu buku, ia selalu mendapat peringkat pertama sejak masih Sekolah Dasar.
Sementara Alan, ia justru selalu mendapat peringkat pertama dari belakang, alias peringkat paling akhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Pendek Alpril
Short StoryCerita pendek tentang Aliando dan Prilly. Selamat membaca !