MACAM-MACAM HATI

699 30 1
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Nasehat Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad ra

Sebaik-baiknya hati adalah yang bersuci dari keburukan, yang tunduk kepada yang haq (kebenaran) dan dipenuhi petunjuk yang diliputi kebaikan. Di dalam sebuah hadits di katakan, bahwa hati itu ada 4 (empat) macam:

1. Hati yang tidak berselaput, di dalamnya terdapat pelitar yang menerangi. Inilah hati orang mukmin.

2. Hati yang hitam tak tentu tempatnya. Inilah hati orang kafir.

3. Hati yang terbelenggu diatas kulitnya. Inilah hati orang munafik.

4. Hati yang mendatar, padanya terdapat iman dan nifaq (kemunafikan).

Perumpamaan iman yang meliputi nya seperti batang pohon yang disirami air tawar. Sedangkan perumpamaan nifaq seperti setumpuk kudis yang diselaputi nanah dan darah busuk, maka yang mana diantar keduanya berkuasa, kesitulah hati tertarik.

Hati yang keempat inilah kebanyakan terdapat pada kita Amalnya bercampur aduk sehingga keburukannya lebih banyak daripada kesempurnaannya. Dalam hadits lain dikatakan: "Sesungguhnya iman itu mula-mula muncul di dalam hati sebagai sinar putih, lalu membesar, hingga seluruh hati menjadi putih. Sedangkan nifaq itu mula-mula munjul di dalam hati seperti noda-noda hitam, lalu menyebar hingga seluruh hati menjadi hitam.'

Sesungguhnya iman akan bertambah dengan cara menambah amal shaleh disertai keikhlasan. Sedangkan nifaq akan bertambah dengan cara mengerjakan amal buruk, seperti meninggalkan perkara wajib dan melakukan larangan agama.

Hal ini sebagaimana yang disebabkan oleh Baginda Rasulullah SAW: 'Barangsiapa melakukan dosa, maka akan tumbuh dalam hatinya setitik hitam. Jika ia bertaubat, maka terkikislah titik hitam itu dari hatinya. Jika ia tidak bertaubat, maka menyebabkan titik hitam itu hingga seluruh hatinya menjadi hitam.'

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:

كَلَّاۖ بَلۡۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِم مَّا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ

Artinya: "sekali-kali tidak !!! Sebenarnya apa yang mereka selalu kerjakan itu menutupi hati mereka.' (Q.S Al-Muthaffifin ayat: 14)

Seorang manusia tidak akan ditimpa suatu musibah, kecuali karena dosanya sendiri. Sebagai tercantum di dalam Al-Qur'an:

وَمَآ أَصٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ

Artinya: 'Dan musibah apa saja yang menimpamu, ketahuilah bahwa hal itu disebabkan oleh perbuatanmu sendiri.'
(Q.S Asy-Syura ayat 30)

Maka dari itu, hendaklah kita berhati-hati agar tidak terjerumus di dalam dosa. Jika pun sudah terlanjur, maka hendaklah bersegera bertaubat. Bukankah dikatakan di dalam Al-Qur'an:

غَافِرِ اٌادَّنبِ وَقَابِلِ اٌلتَّوْبِ شَدِيدِ اٌلطَّوْلِ ذِى لَآ إِ لَٰهَ إَلاَّ هُوَ إِلَيْهِ اٌلْمَصِيرُ

Artinya: "(Dialah)yang mengampuni dosa dan menerima taubat, yang pedih siksaannya , yang dimiliki karunia. Tiada Tuhan selain-Nya dan hanya kepada-Nya lah tempat kembali.' (Q.S.Al-Mu'min ayat:3).

Dalam firman-Nya yang lain:

وَمَا يَتَذَ كَرُ إِلَّا مَن يُنِيبُ فَاْدُعُواْاٌللهَ لَهُ مُخْلِصِينَ اٌلدِّينَ

Artinya: "Dan tiada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang kembali kepada Allah SWT. Maka sembahlah Allah SWT dengan memurnikan ibadah kepada-Nya (Q.S.Al-Mu'min ayat:13-14)

Sumber :
Disarikan dari kitab An-nashaih ad-diniyyah Wa al-washaya al-Imaniyyah, karya Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad Shahibul Ratib.

KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang