✔Author Pov
Agak mendadak sih, tapi coba pikirkan sejenak.
Amarah dan dendam, seringkali kedua hal ini di anggap remeh dan hanya di pandang sebelah mata.
Orang-orang cenderung menganggap ini sebagai hal yang biasa, mereka menganggap kedua hal ini hanya sebagian kecil dari emosi yang ada pada diri manusia.
Namun tidak sesederhana itu, nyatanya kedua hal inilah yang sebenarnya menjadi pemicu konflik.
Dan Kedua hal ini pula lah yang seringkali, membuat manusia jatuh kedalam dosa.
Tapi, bukan tanpa alasan kedua hal ini ada pada hati manusia.
Karena pada dasarnya emosi-emosi negatif ini, muncul dari ketidak adilan dan rasa sakit.
Lantas apakah salah, jika seseorang yang menyimpan amarah serta kebencian ingin membalas dendam atas segala rasa sakit yang di deritannya?
----------
Jangan terlalu di anggap serius Kawan, pertanyaan ini hanya sebuah selingan...
Seiring berjalannya waktu, kau pasti akan temukan jawabannya.
----------
Di dalam penjara bawah tanah yang gelap dan lembab.
Suara langkah kaki itu sudah sangat dekat, benar-benar dekat.
Langkah demi langkahnya benar-benar penuh misteri, seolah memegang kendali atas takdir seseorang.
Apakah langkah kaki itu milik dewa penolong? Atau mungkin sebaliknya?
----------
Tok...tok...tok...tok...
----------
Kemudian, muncul lah Ia dari balik kegelapan penjara, seorang Pria paruh baya berkulit putih dan tampak di pinggangnya sebuah pedang yang sangat indah, dengan gagang berlapis emas.
Seketika itu pula, pria hitam yang sedang menghajar Noir menoleh ke arah pria misterius itu, Pria hitam mengucapkan sesuatu.
----------
"Huh, Ternyata kau Pak Tua, kira-kira ada hal apa? hingga kau mau repot-repot mengunjungi penjara ku ini? ---Pria hitam, terus-menerus menginjak tubuh Noir yang terbaring lemas.
Pria misterius ---melirik kearah Noir yang sedang terbaring bermandikan darah, setelah menerima begitu banyak siksaan dari Pria hitam.
Tampak senyum tipis di wajah Pria misterius, saat melihat Noir menengok kearahnya.
Kondisi Noir sangat memprihatinkan sekujur tubuhnya berlumuran darah, luka lebam di sana-sini, dan wajahnya pun sudah tak dapat di kenali.
Yang terlihat hanya gundukan-gundukan berwarna ungu kehitaman di wajahnya, dan terlihat pula dua buah pupil mata yang sedang kebanjiran, menatap pasrah kearah Pria misterius.
Seolah memohon, agar di bebaskan dari Neraka yang mereka sebut sebagai penjara itu.
Noir tak bisa berbuat apa-apa saat itu, Ia hanya bisa pasrah, Ia tak perduli apa yang akan terjadi padanya, toh baginya hidup sudah tak berarti, tak ada satupun kenangan yang mampu ia ingat, baginya matipun tak masalah, asalkan Ia bisa lepas dari Neraka ini,---Perlahan tapi pasti, kesadaran Noir mulai menghilang.
----------
Pria misterius, terus memandang ke arah Noir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cora : World Of Penance [On Going]
FantasyCover By:@tulismenulis Apa yang akan kau lakukan jika takdir terus-menerus mempermainkan mu? Mencoba melawan? Atau pasrah menerimanya? ---------- Noir seorang Pria yang terus-menerus di permainkan takdir, memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, namun...