✔Author Pov
Malam-malam panjang telah berlalu, Kini gelap berganti terang.
Terdengar suara kicau lembut dari balik rimbunnya pepohonan, seolah menjadi pelengkap keindahan pagi itu.
----------
Di sebuah hutan di Dunia Cora, terbaring Noir di bawah pohon yang sangat besar dengan dedauan berwarna merah muda bak bunga sakura, tak hanya sampai di situ, sejauh mata memandang akan terlihat bunga-bunga beragam warna yang berjejer di sepanjang jalan.
Sesekali sang angin membelai lembut dedaunan, hingga membuatnya berjatuhan mengenai wajah Noir.
Dan seketika itu pula Noir tersadar dari tidur panjangnya.
Tapi jangan salah paham Kawan! Duniaku tak secantik negeri dongeng dan kisahnya pun tak seindah Ramayana.
Di duniaku ini, Takdir adalah musuh.
Namun jangan kau kira Takdir di Duniaku ini lemah Kawan.
Takdir di sini tak selemah itu, hingga siapa pun mampu menentangnya, karna, jika kau sudah menentang Takdir, maka bersiaplah, Takdir akan berbalik menentangmu.
Mungkin menurut kalian kisahku ini hanya sebuah cerita picisan yang tak bernilai.
Namun bagiku, ini adalah sebuah karya yang sangat berarti dan penuh dengan makna, karna setiap kata demi katanya berisikan pandangan serta pemikiranku yang telah melewati berbagai pertimbangan.
"Bagaimana Kawan, kau sudah siap?"
----------
Selamat datang di Duniaku...
----------
Noir begitu bingung.
Ia tak tau sedang berada di mana, Ia tak tau apa yang terjadi padanya dan Ia sangat ketakutan, sesekali Ia memandang ke kanan dan ke kiri seolah sedang memastikan ada di mana Ia sekarang.
Namun tak ada satupun yang Noir ingat tentang tempat ini, tampak jelas di wajahnya raut ke khawatiran.
Noir kehilangan seluruh ingatannya, yang mampu Ia ingat hanyalah namanya, dan seorang Wanita yang bernama Yesika, selain kedua hal itu tak ada lagi yang mampu ia ingat.
Noir berusaha keras untuk mengingat kenangan masa lalunya, namun usahanya sia-sia.
Tak ada lagi yang mampu Ia ingat selain kedua hal itu... tak ada... benar-benar tak ada.
Dengan kebingungan Noir berjalan tanpa tau arah, setiap langkah Ia tapaki dengan penuh ke khawatiran dan rasa takut, hingga sampailah Ia di sebuah kota.
Kota itu bernama "Tous dai'mones" atau dalam bahasa Yunani yang berarti tempat yang paling hina.
Tapi sebelum memasuki Kota itu, para pendatang harus melewati beragam pemeriksaan yang dilakukan oleh Penjaga gerbang Kota tersebut.
Namun malang kembali menimpanya, tanpa di periksa Noir langsung di tahan oleh para penjaga kota tersebut, tak heran, karna memang pakaian serta penampilan Noir sangat berbeda jika di bandingkan dengan penduduk kota itu.
Terlihat wajah-wajah masam memandang kearah Noir.
Terlihat pula seorang Pria berkulit putih, dan di tangannya tampak sebuah tombak panjang berwarna merah yang sangat tajam.
Ia arahkan tombak itu ke tubuh Noir, lalu berkata.
"Cepat ikut kami, kau akan kami interogasi di penjara bawah tanah "---Pria yang menangkap Noir.
Tanpa perlawanan Noir pun pasrah mengikuti perintah para penjaga.
Ia sangat takut, namun Ia tak bisa berbuat apa-apa, terlebih memang penampilannya yang sangat berbeda dengan penduduk kota itu, pikir Noir.
----------
Di tengah perjalanan menuju ruang bawah tanah, betapa terkejutnya Ia setelah melihat seorang Wanita yang begitu mirip dengan Yesika.
Noir terus menatap dan mencoba mendekati Wanita itu, namun Ia tak bisa, karna para Penjaga terus-menerus membentak dan menyeretnya agar bergegas ikut ke Penjara bawah tanah.
Noir yang tak bisa berbuat apa-apa pun menyodorkan tangannya pada Wanita itu, namun sayang sekali wanita itu tidak melihat keberadaannya karna Ia terlindungi oleh para penjaga.
----------
Sesampainya Noir di penjara bawah tanah.
Penjara itu sangat gelap dan lembab, dan bukan itu saja penderitaan yang harus di hadapi Noir, sesekali bau tak sedap menusuk-nusuk hidungnya.
Di tambah lagi para Penjaga yang mengantarkan Noir pun bergegas pergi meninggalkannya seorang diri, di Penjara yang gelap dan lembab itu.
Namun tak berapa lama berselang, betapa terkejutnya Ia tiba-tiba muncul seorang Pria berkulit hitam dan kekar langsung menendang serta merobek seluruh pakaiannya, Pria itu terus menerus menyiksa dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti "dari mana kau berasal" dan lain sebagainya.
Noir yang kehilangan seluruh ingatannya pun, hanya bisa pasrah tanpa bisa berbuat apa-apa.
Bagaimana mungkin Ia menjawab pertanyaan-pertannyaan itu, jika siapa dirinya saja Ia tak tau, Mungkin kata-kata inilah yang saat itu ada di kepalanya.
Noir hanya bisa terdiam membatu tampa bisa melawan, menerima setiap pukulan demi pukulan yang di lancarkan Pria hitam kepadanya.
"Huh permainan bodoh apa lagi ini Tuhan? Lawakan apa lagi yang ingin kau tunjukan padaku hah? Ayo jawab aku Tuhan, jawab aku!" tanpa sadar kata-kata itu keluar dari mulutnya yang penuh dengan cairan kental berwarna merah pekat.
"Hahaha... Hati-hati dengan bicaramu anak muda, asal kau tahu saja, Tuhan berda sangat dekat dengan kita"---Pria hitam, tertawa mengejek.
Betapa terkejutnya Noir bukan karna mendengar kata-kata dari pria hitam itu, namun yang lebih membuatnya terkejut adalah kata-kata yang barusaja Ia ucapkan tanpa sadar.
Noir merasa sangat bingung, Ia bertanya-tanya apa yang membuatnya merasa sangat marah pada Tuhan.
Namun belum sempat menemukan jawaban yang Ia cari, untuk sekian kalinya lagi-lagi Ia muntahkan cairan kental berwarna merah pekat dari mulutnya, setelah menerima tendangan yang sangat keras dari Pria hitam.
Pria hitam melirik kearah Noir "Siapa yang memperbolehkan mu ngelamun hah" ---Pria hitam, menginjak tubuh Noir.
Pria itu terus-menerus menghajar Noir yang sudah tak bisa lagi bergerak.
----------
Tiba-tiba dari kegelapan penjara, terdengar suara langkah kaki yang perlahan-lahan mulai mendekat...
Entahlah, apakah itu langkah kaki dewa penolong, atau mungkin sebaliknya? siapa yang tau?
Biarkan takdir yang akan menjawab...
----------
To Be Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cora : World Of Penance [On Going]
FantasiaCover By:@tulismenulis Apa yang akan kau lakukan jika takdir terus-menerus mempermainkan mu? Mencoba melawan? Atau pasrah menerimanya? ---------- Noir seorang Pria yang terus-menerus di permainkan takdir, memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, namun...