Hari ini diman masa putih abu-abu ku dimulai. Aku berharap masa ini tidak seburuk yang ada di fikiranku.
Huff...huff..
Hembusan nafas yang keluar dari mulut mungil yang kini membentuk huruf "O" yang sempurna. Keringat yang terus meluncur dan tatanan rambut yang kini tidak beraturan. Membuat penampilan gadis bernama Sandra Jesi Natasya kini dapat di bilang sangat berantakan. Dengan papan nama dari kardus yang di kalungkan dileher kini telah berada di pundak. Serta rambut panjang yang tak di ikat seolah mengikuti irama angin. Kini gadis itu telah berada di aula lantai tiga salah satu SMA ternama di kota Jakarta. Catat dengan keadaan yang sangat berantakan."Terlambat lu" sebuah suara dari belakang.
Mati gua bisa kena hukuman kalo ketauan terlambat mana ini baru hari pertama MOS lagi batin Jesi.
"I..ya" jawab ku dengan terbata. Sepontan Jesi berbalik dan.....
"Hahahahah" suara tawa perempuan cabi itu pecah karna tak disangka Syifa sahabat Jesi yang kini satu sekolah dengan dirinya juga terlambat. Dan kini keduanya tertawa bersama saat Syifa melihat keadaan Jesi yang sangat berantaan.
"Kalian berdua udah tau terlambat bukannya masuk malah cengengesan" suara yang tegas menghentikan tawa kedua sahabat itu.
Buru-buru keduanya lari masuk. Dan gabung dengen peserta MOS lainnya yang telah membentuk barisan.
Acara MOS pun dimulai dengan sambutan-sambutan dari Kepala sekolah dan Ketua osis.
Setelah itu acara dilanjutkan dengan pembagian kelompok. Setelah semua kelompok di bagi seluruh siswa berbaris dengan kelompoknya masing - masing. Aku sama sekali tidak mengenal semua anggota di kelompoku.
Setelah berdiri cukup lama akhirnya kita di perbolehkan duduk. Kemudian salah satu anggota osis berbicara menggunakan mic meberitaukan barang-barang yang wajib di bawa besok.
Disaat aku berniat untuk mencatat barang tersebut mendadak pulpen yang ku bawa dari rumah macet. Sial ternyata aku salah bawa pulpen. Pulpen yang kubawa malah pulpen masa SMP yang telah habis. Aku pun menunggu hingga perempuan di depanku selesai menctat.
Dengan tekat yang kuat aku pun memberanikan diri bertanya kepada perempuan di depanku karena kini kita membuat barisan memanjang dan aku adalah orang paling belakang.
"Permisi" kataku dengan perasaan tak karuan takuk bila orang yang di depanku galak.
"Iya?" Jawabnya ramah yang kini berhadapan depanku.
Seketikan aku legah karena dugaanku salah. Setelah itu dia pun meminjam pulpen kepadanya dan menyalin barang barang yang di bawa untuk esok.
"Makasi ya, nama kamu siapa?" Tanyaku sembari memberikan pulpen dan buku yang ku pinjam. Sebuah pertanyaan yang aneh karena tanpa bertanya kita bisa mengetahui nama perempuan itu dari papan yang berada di dadanya.
"Namaku Nia" Jawab perempuan itu. Bersyukurlah Jesi karena perempuan itu baik.
"Oh, aku Jesi senang bisa kenal dengan kamu" jawabku sambil bersalaman dengannya.
Kini masa MOS ku aku tidak kesepian karena aku kini bisa bicara banyak bersama Nia. Kukira Nia merupakan perempuan yang pendiam dan polos ternyata salah. Nia sangat seru dan up to date. Dia bilang sih itu namanya adaptasi.
Hari pertama dan kedua MOS aku habiskan dengan Nia. Kita saling banyak cerita. Dan aku juga telah memberi taunya tentang Syifa. Di MOS ini aku tidak bertemu dengan Syifa karena aku dan dia berbeda kelompok. Tapi tidak jadi masalah Lagi pula aku dengan Syifa bisa berkomunikasi lewat media sosial.
🍃🍃🍃
Thanks udah mau baca cerita ku. Maaf kalo banyak typo atau kurang percakapannya. author juga baru belajar buat cerita jadi mohon dimaafkan karena manusia tidak luput dari kesalahan dan ketypoan😊😊.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALA
Teen FictionKata orang masa SMA itu masa yang paling bahagia?? masa sih... yakin...bukannya semakin tinggi pendidikan maka kita akan semakin tertekan oleh pr, hapalan, tugas kelompok,ulangan baik itu ulangan lisan atau tertulis dan semua spasies itu. Lagi pula...