mulmed: Maqueena Algareta
Keesokan harinya seperti biasa di jam istirahat pertama, Reta menikmati makan siangnya dengan tenang dan damai.
" Re!" ujar Aqila dengan tergesa-gesa.
" Apasi?" jawab Reta sambil memakan hal kesukaannya yaitu 'garam dapur'.
" Itu.... apa namanya.. itu..anu-" ujar Aqila dengan napas memburu.
" Napas dulu deh, jangan kayak ikan di angkat dari air" jawab Reta sambil bergidik karena merasa keasinan.
" Zacky Re...." ujar Aqila .
" Kenapa Zacky?" jawab Reta dengan santai.
" Zacky... itu... dia di keroyok Re" sambung Aqila dengan panik.
" Dimana?!" ujar Reta khawatir yang hampir saja tersedak saat minum es jeruk.
" Dekat gudang" jawab Aqila.
Tanpa basa-basi lagi, Reta segera bangkit lalu berlari menuju gudang dan meninggalkan Aqila yang berlari menyusul di belakangnya.
" Re! Tunggu!" teriak Aqila pada Reta yang sudah berlari tergesa-gesa ke arah gudang.
Reta masih tetap berlari tanpa memperdulikan teriakan sahabatnya dari arah belakangnya itu, yang ada di pikirannya saat ini adalah Zacky, kakak sepupunya.
" Woi! Berhenti lo semua!" teriak Reta saat melihat 4 pemuda memukuli seorang pemuda yang sudah tersungkur tak berdaya di lantai.
Sontak keempat pemuda tadi menghentikan aksinya lalu melihat ke arah gadis yang berteriak tadi.
" Reta?" batin pemuda yang sudah tak berdaya tadi.
" Ngapain lo kesini?! Mau jadi pahlawan?!" jawab salah satu pemuda.
" Gue bukan mau jadi pahlawan! Gue cuma mau selamatin dia dari kalian!" jawab Reta sambil memangku tangannya di depan dada.
" Gak usah sok deh lo! Lo itu cewek!" jawab salah seorang pemuda.
" Masalah buat lo kalau gue cewek?! Bukan karena gue cewek gue akan takut sama kalian semua!" balas Reta.
" Nantangin lo?!" jawab salah satu pemuda.
" Ayo maju!!" balas Reta.
" Sialan lo!" jawab salah satu pemuda sambil berjalan mendekat ke arah Reta namun di cegah oleh temannya.
" Jangan, dia cewek. Lo gak boleh bales cewek, jangan kotorin tangan lo untuk nyakitin fisik cewek" ujar salah seorang pemuda yang menahan temannya tadi.
" Tapi Max, dia nantangin kita" jawab pemuda itu.
" Gue bilang enggak ya enggak!" bentak temannya tadi.
" Okey!" jawab pemuda itu.
" Cabut!!!" teriak pemuda tadi pada ketiga temannya.
" Urusan kita belum selesai! Lo selamat hari ini, tapi gak untuk lain waktu!" bisik pemuda itu pada Zacky yang sudah tak bertenaga.
" Kalau lo ganggu dia sekali lagi?! Lo berurusan sama gue!!" teriak Reta.
" Hmh" jawab pemuda tadi dengan memicingkan matanya dan tersenyum licik.
Keempat pemuda tadi berjalan menuju pintu gudang melewati Reta yang berdiri terpaku disana, mata tajam pemuda tadi terkunci pada pandangan mata Reta yang juga tajam tapi menyejukan. Keduanya saling bertatapan, namun Reta segera membuang muka dan memutuskan eyes contact diantara mereka berdua.
" Zack! Lo gak apa-apa?" ujar Reta sambil berlari menghampiri sosok pemuda yang terkulai lemah di lantai.
" Mata lo buta atau katarak? Udah tau gue lemas begini masih di tanya" jawab Zacky dengan sisa tenaganya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Maqueena
Jugendliteratur[judul awal: Forbidden love] " Aku pernah berharap dan bermimpi, tanpa berfikir apakah mimpi dan harapan itu akan menjadi kenyataan." - Maqueena Algareta *** -Aku tak bisa berharap banyak, mengingat bahwa ada suatu hubungan yang mengikat kita sampai...