Maqueena (4)

14 2 1
                                    

mulmed : Aqila Athariq

" Re, lo pulang nanti sama siapa?" tanya Aqila dengan jemari yang masih menuliskan tinta bulpoin di buku catatan Fisikanya.

" Mungkin nanti gue anterin Zacky dulu?" jawab Reta yang sedang sibuk mencari sesuatu di dalam tasnya.

" Oh" jawab Aqila.

" Lo cari apa sih?" tanya Aqila penasaran dengan tingkah sahabatnya yang terus mencari sesuatu dari tadi.

" Harta gue" jawab Reta sambil terus merogoh isi tasnya.

" Garpur lo?" tebak Aqila *(Garpur= garam dapur).

" Tuh tau" jawab Reta sambil melirik sekilas kearah sahabatnya itu.

" Cinta mati banget lo sama garam" ujar Aqila sambil menggelengkan kepalanya.

" Cinta lah" jawab Reta dengan wajah datar.

" Gila" gumam Aqila.

" Ihhh! kemana sih garpur gue?!" ujar Reta frustasi sambil mengacak rambutnya sendiri.

" Mana gue tau" jawab Aqila.

" Gimana dong?" tanya Reta kebingungan.

" Ya gitu, tinggal beli sih lo kan banyak duit" jawab Aqila.

" Iya juga sih" ujar Reta pada dirinya sendiri.

" Reta! Ketua Kelas di panggil untuk rapat di ruang guru!" teriak Kevin si wakil KM dari ambang pintu.

" Terus?" jawab Reta santai.

Kevin pun memandang malas pada Reta, "Ya lo kan ketua kelas, ya lo ke ruang guru untuk rapat," balas Kevin dengan wajah yang berubah menjadi datar.

" Gak ah, lo aja wakilin gue" ujar Reta ogah-ogahan.

" Bu Ika pesan sama gue kalau rapat kali ini lo sendiri yang harus datang, gak boleh di wakilin. harus,wajib,kudu,mesti. gak boleh di sunnah in" balas Kevin.

" Buset, itu rapat atau hukum sholat fardhu?" jawab Reta.

" Udah buruan." ujar Kevin.

" Nyuruh-nyuruh gue lagi, lo siapa?!" balas Reta dengan wajah yang sedikit menakutkan.

" Gue manusia" jawab Kevin.

" Udah buruan Re" ujar Aqila membuka suaranya.

Reta pun segera bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu, namun saat melewati Kevin yang berdiri dekat pintu ia sengaja menginjak kaki kanan Kevin yang membuat Kevin mengaduh kesakitan.

" Sialan lo Re!" ujar Kevin sambil mengangkat kaki kanannya yang sakit.

Reta pun tertawa puas. " Sorry, gue gak sengaja. tapi niat," jawab Reta sambil mengedikan bahunya lalu segera keluar kelas menuju ruang guru di lantai satu.

🍒

" Baik anak-anak, apa kalian sudah mengerti tentang susunan acaranya?" ujar Bu Ika mengakhiri penjelasannya.

Reta mengacungkan tangannya.

" Kenapa Queena?" tanya Bu Ika.

" Maaf bu, tapi kami sudah remaja bukan anak-anak lagi" ujar Reta dengan muka tanpa dosa.

Para siswa lain yang mendengar ucapan Reta hanya bisa menepuk jidat nya.

" Terserah kamu saja Queena, saya sedang tidak ingin berdebat dengan kamu" jawab Bu Ika.

Reta pun melirik ke arah Alano yaitu pacarnya yang notabenya adalah Ketua OSIS SMA Pratiwi. Alano pun tertawa kecil mendengar perkataan pacarnya itu, dan Reta ikut tertawa kecil sambil menggaruk pipinya.

" Sekarang kalian kembali ke kelas masing-masing dan umumkan kepada murid lain di kelas masing-masing" ujar Bu Ika pada seluruh murid yang berkumpul.

" Iya Bu" jawab semuanya serentak.

" Tunggu, Queena kamu jangan pergi dulu" ujar Bu Ika pada Queena yang ingin berbalik badan.

" Kenapa Bu Ika tercinta?" jawab Reta dengan senyum manisnya.

" Kamu ke ruang pengurus OSIS sekarang, ada tugas merekap untuk kamu" ujar Bu Ika.

" Yah bu, itukan bukan tugas saya. Saya kan sekretaris 1, dan urusan merekap data itukan tugas Lauren bu sekretaris 2" jawab Reta memelas.

" Lauren sedang sakit, kamu yang gantikan tugas dia dulu" pinta Bu Ika.

" Yahhh Ibuu..." jawab Reta dengan wajah memelas.

" Ekhem... ada apa bu?" tanya seseorang dari arah kanan Bu Ika dan Reta.

" Queena saya tugaskan untuk merekap data tapi dia tidak.." ujar Bu Ika terpotong.

" Tapi kan itu bukan tugas saya Bu" potong Reta.

" Tapi kamu juga sebagai sekretaris OSIS Queena" jelas Bu Ika.

" Tap..."

" Kerjakan tugas Bu Ika Re" ujar Alano tegas.

" Tapi kan itu bukan tugas gue?!" balas Reta.

" Kerjakan" tegas Alano.

" Sial! gak bisa nolak gue" batin Reta kesal.

" Iya" jawab Reta singkat dengan bibir yang mengerucut.

" Gitu dong dari tadi, yasudah Ibu ke ruang kepala sekolah dulu" pamit Bu Ika pada Alano dan Reta.

" Iya bu" jawab Alano dan Reta serentak.

Sekepergian Bu Ika, Reta pun segera ke ruang OSIS untuk mengerjakan apa yang di perintahkan Bu Ika atau bisa di sebut di paksa oleh Alano pacarnya.

" Reta!" panggil Alano saat melihat Reta sudah pergi menuju ruang OSIS.

Reta terus berjalan tanpa memperdulikan ada yang memanggilnya dari belakang.

" Re..Reta!" ujar Alano sekali lagi sambil berlari kecil mengejar Reta.

" Reta!" ujar Alano dengan nada yang meninggi, dan berhasil menghentikan langkah Reta.

" Lo marah?" tanya Alano lembut.

" Apaansih, enggak" jawab Reta tanpa menatap kedua mata Alano.

" Lo marah?" ulang Alano dengan wajah datar.

" Gak" jawab Reta dengan wajah tak kalah datar.

" Lo marah?!" ulang Alano dengan nada tinggi.

" Lo budek apa tuli hah?! GUE GAK MARAH!" jawab Reta dengan emosi.

" Hmh" ujar Alano dengan senyum kecut.

" Please Al, jangan ajak gue berantem untuk saat ini" ujar Reta.

" Diam lo yang buat gue kesal sama lo Re!" ujar Alano.

" Buat apa lo kesal sama gue?! Lo senang kan kalau gue diam?" jawab Reta.

" Sejak kapan ada cowok yang senang kalau ceweknya diam aja tanpa alasan, di tanya marah enggak, di bilangin nyolot" ujar Alano emosi.

" Harusnya lo yang mikir kenapa gue diam! Punya otak kan? pakai! jangan cuma di jadiin pajangan!" jawab Reta dengan emosi yang memburu lalu segera berjalan menuju ruang OSIS meninggalkan Alano.

" Brengsek!" umpat Alano saat melihat punggung Reta yang semakin menjauh darinya.

🍒

Tbc~

!JANGAN SAMPAI LUPA UNTUK VOTE AND SHARE!

Maaf ya chap ini dikit banget.

Happy reading!

MaqueenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang