Dua Garis Biru : 7

17.5K 1K 58
                                    

"Aera!" panggil seseorang dari arah belakang. Terlihat cowok dengan seragam urakan sedang berlari ke arahnya.

Guanlin, cowok itu menghampiri Aera di lorong sekolah yang ramai. Ada beberapa luka lebam kebiruan di pipinya.

"Ra! Lo sakit?" tanyanya dengan panik. "Jaehyun mana? Dia gak nganterin lo ke UKS?" sambungnya.

Lai Guanlin, laki-laki berandal yang berteman dengan Jeno. Ia teman sekelas Aera yang akhir-akhir ini suka menjahilinya hingga membuat Jaehyun tak tahan untuk memukulinya.

"Udah kok, Jaehyun tadi ke kelas di suruh remedial sama Bu Jessica," jelasnya.

"Lo sendirian kan? Ayo gue anter, Ra," tawarnya tulus tetapi di balas gelengan oleh gadis pucat itu.

"Gak usah, lin! Nanti Jaehyun marah" tolaknya dengan senyum tipis. "Lo nanti kena pukul lagi."

Guanlin berdecak. Ternyata Aera sangat keras kepala. "Jangan batu deh, Ra!" ucapnya memarahi. "Jaehyun pasti ngerti kok."

Bukan apa-apa, Guanlin cemas karena wajah Aera pucat. Untuk jalan saja Aera lemas. Tak ada juga Yuqi yang menemaninya. Perempuan itu malah masih sempat memikirkan Jaehyun.

"Gapapa gue kena pukul sama Jaehyun daripada lo pingsan di tengah jalan," lanjutnya memaksa. "Ayo gue bantu, Ra"

Aera pasrah, ia menghela napas. Gimana jika nanti Jaehyun melihat dan memukuli Guanlin seperti yang terjadi pada Doyoung di tempo hari itu?

"Lee Aera!" Belum sempat keduanya melangkah tetapi teriakan seorang sudah mengintrupsinya.

Dia.. Jaehyun, wajahnya memerah karena marah. Jaehyun sedang berjalan bersama Johnny dan Mark.

"Kan aku udah bilang tunggu di UKS! Mau pingsan terus di tolongin Guanlin gitu?" serunya kesal.

Siswa yang lewat pun tak segan-segan melirik mereka berdua hingga menjadi pusat perhatian. Mark dan Johnny hanya bisa diam daripada mereka bonyok.

"Caper tau ga sih, Ra?" Jaehyun menarik Aera kasar hingga membuat gadis itu meringis.

"Jangan kasar-kasar njing," desis Guanlin tajam.

Jaehyun mendengus lalu menggandeng Aera. "Ayo masuk kelas" titah Jaehyun dingin.

Sebelum pergi, Jaehyun memberikan tatapan nyalangnya pada Guanlin. "Gue tunggu lo pulang sekolah."

Guanlin terkekeh sinis. Apa yang ia takutkan pada mantan berandal sekolah seperti Jaehyun?

+


"Kamu makin hari makin sehat ya kak," kata Siwon terkekeh lalu duduk di sofa bersama anak dan istrinya.

"Maksudnya apa Yah?" Aera yang polos memutuskan bertanya.

"Maksud Ayah itu kamu makin berisi" Mama Sandara menyahut lalu mengusap kepala anaknya.

"Kata Ayah kamu gendut dek." Bang Chanyeol menyambar dengan wajah tak berdosa.

Buk!

"Sakit anj— eh astaghfirullah!" Bang Chanyeol menyengir saat di pelototi kedua orang tuanya.

Ingat. Semua perempuan akan sensitif jika di singgung soal berat badannya. Begitupun dengan Aera.

Memang sih Aera makan sehari tuh yang biasanya dua kali malah sekarang bisa empat kali.

"Masih mual gak kak?" Mama Sandara bertanya. Yang ia tau anaknya itu sakit.

"Udah nggak kok, Ma. Tapi..." Aera menjeda ucapanya. "Aera mau makan mangga muda,"

"HAH?!" Ketiga orang di ruang tamu itu berteriak kompak. Bang Chanyeol bahkan sampai mangap.

Padahal setaunya Aera tak suka mangga muda. Minggu-minggu ini adiknya meminta hal-hal yang aneh.

"Ya ampun dek! Kamu kaya Mama waktu masih hamil kamu tau!" teriak Bang Chanyeol.

"Jangan-jangan.." Bang Chanyeol menjeda ucapanya.

Bugh!

Siwon memberikan bogeman mentah ke anak laki-lakinya. Sang empu hanya meringis karena merasakan nyeri di pipinya. Ayahnya memang kejam!

"Adek kamu itu anak baik-baik. Dia selalu nurut sama apa yang di bilang Ayah sama Mama. Aera tau batasan, bang." Ayah Siwon menasehati.

Andai Ayah tau, anak yang suka ia bangga-banggakan malah akan membuatnya kecewa.

••

dua garis biru ; jaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang