08.

3.1K 331 26
                                    

.
.
Setelah kejadian semalam tekad guanlin untuk mempertemukan jihoon dengan orang tuanya semakin besar, dan rasa penasaran yang ada didalam otak nya saat ini juga sama besarnya.

Guanlin memperhatikan cara tidur jihoon, 'lucu' satu kata itulah yang mewakilinya. Bagaimana tidak, jihoon tidur dengan mata setengah terbuka dan mulut yang tak kalah terbuka nya. Bukan kah melihat orang tertidur dengan cara seperti itu membuat kita ilfeel? Entah lah tapi seorang guanlin mengaguminya.

Jihoon mengeliat dari tidurnya karena usapan halus yang mengenai pipi chubby yang guanlin lakukan. Membuka sedikit mata untuk menysaikan penglihatan lalu mengarah kehadapan wajah guanlin yang saat ini tengah memperhatikannya.

Cukup lama mereka saling bertatapan, dengan tanpa sadar guanlin telah memajukan wajahnya lebih dekat kearah jihoon. Refleks kedua mata jihoon terpejam dengan dentuman suara jantung yang tak beraturan.

'Takkk'

"Ahhh, guanlin kok dipukul?" Jihoon mengerucutkan bibirnya dengan kedua tangan yang masih mengusap dahinya yang menjadi serangan guanlin. "Rese ihhhhhhhh, kesel".

"Kesel karena gak jadi saya cium, iyaaa?"

"A apaan sih, siapa juga yang mau dicium sama orang nyebelin kaya kamu"jihoon memukul dengan keras tangan guanlin ketika menggodanya dengan mencolek dibagian dagu. " kaya om om mesum tau gak, colek-colek".

"Loh bukannya kamu yang mesum? Tadi aja matanya sampe merem-merem gitu". Guanlin masih dengan gencar menjalankan aksi jahilnya.

"Mu— muka kamu tuh jelek, aku gak tahan kalau liat muka kamu dari deket. I iyaa gitu" ucapan gugup jihoon menampilkan senyuman tipis dibibir guanlin.

"Beneran cuma itu? Yakin juga saya jelek? gak penasaran apa yang ingin saya sampaikan?"

Jihoon mengangkat kedua alisnya bingung" tidak perlu, lagian aku juga tidak ingin tahu apa-apa. Jadi untuk apa penasaran"

"Yakin" guanlin bertanya meyakinkan dan dibalas anggukan yang tak kalah yakin dari si lawan bicara.

"Kalau saya Kasih tau tentanggg" Guanlin mendekatkan kembali wajahnya kearah jihoon yang membuat si lawan gugup. " ada belek di mata kamu gimana?" Bisikan panas guanlin mampu membuat jihoon bergidik ngeri, Bukan. Bukan karena jijik melainkan karena jantungnya yang tak bisa diajak damai.

Setelah menyadari ucapan guanlin jihoon membelalakan matanya dan menutup kedua bagian tersebut agar terhindari mata guanlin "Yakk, guanlin kenapa tidak bilang dari tadi SIHHHHH" jihoon lari kearah kamar mandi dengan tangan yang menutupi kedua matanya.

"Awas jatoh ji—" ucapan guanlin tergantung ketika melihat jihoon yang sudah jatuh karena tersandung selimut .

"Aku GAK PAPA, JANGAN SAMPERIN AKU." Setelah berteriak jihoon kembali berlari dengan kedua tangan yang masih menutupi matanya.

Dengan melihat pemandangan dihadapannya, entah mengapa guanlin merasa hidupnya kembali berwarna setelah sekian lama terasa hambar. Dan tentu saja jihoon adalah alasan dibalik senyuman yang terukir disetiap sudut bibir guanlin.

"Ji, jangan lama-lama! Saya tunggu dibawah untuk sarapan " Teriak guanlin yang hanya dibalas lemparan sesuatu dibalik pintu kamar mandi yang jihoon tempati.

Gelengan serta senyuman manis lagi-lagi guanlin tunjukan, melihat kelakuan jihoon yang kekanakan.

            *   —————————   *

20 sudah guanlin menunggu laki-laki manis yang saat ini entah sedang melakukan ritual apa didalam kamar mandi sana, dengan sabar guanlin menyiapkan seluruh kebutuhan untuk sarapan yang seharusnya disiapkan oleh Jihoon bukan dirinya.

INSIDEN- PANWINK(guanhoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang