13.

3.3K 323 22
                                    

.
.
Terlihat jelas sepasang manusia masih bergelut manja dengan kasur yang mereka tempati. Tidak, mereka tidak tidur dengan ranjang yang terpisah mengingat di Apartemen Guanlin hanya memiliki satu kamar begitupun dengan ranjang cantiknya.

Disana Jihoon yang sedang mendengkur halus dengan lengan Guanlin yang dijadikan bantal, tidak lupa juga dengan lengan kanan Guanlin yang melingkari pinggang berisi Jihoon.

Padahal waktu sudah menunjukan pukul 08:30, mengingat semalam mereka terjaga sampai larut. Sepertinya sepasang manusia tersebut melupakan janji temunya dengan seseorang.

Tidak lama setelahnya Jihoon terusik karena sinar matahari yang menyoroti penglihatannya melalui celah kaca jendela.

"Jam berapa ini?" Jihoon bertanya pada dirinya sendiri setelah meguap dengan cukup lebar.

Melirik sekilas kearah jam weker yang berada disamping nya, Jihoon mengalihkan perhatian kepada laki-laki yang masih memeluknya.

'Tampan' hanya satu kata yang bisa Jihoon simpulkan ketika melihat Guanlin yang terlelap begitu damai.

Perlahan Jihoon mengulurkan tangannya kearah pipi selembut kapas Guanlin, tidak tahu saja bahwa laki-laki jangkung itu sudah terbangun sedari tadi.

Kini Jihoon mendekatkan wajahnya kearah Guanlin, untuk sekedar memberinya kecupan singkat sebelum terkejut karena kedua bola mata dihadapannya terbuka secara tiba-tiba.

"Morning Jihooniee" kata pagi Guanlin terdengar seperti sebuah ejekan di telinga nya sudah me'merah.

"Eitssss mau kemana hem?" Tanya Guanlin ketika melihat Jihoon menarik wajahnya untuk menjauh.

"Bukannya mau memberikan ini" Tunjuk Guanlin kearah bibirnya.

"A — apaan jangan ge'er deh, orang aku mau bangung kamu kok"elak Jihoon cepat.

"Oh yaaaaa?"

Ingin sekali Jihoon melemparkan dirinya kelautan sekarang juga, mengapa ia bodoh sekali sampai harus terjebak disituasi yang mengintimidasi karena perbuatannya ini.

"Terus maksud kamu emng aku mau apaaa? Mau nyium kamu gitu? Mimpi" ujar Jihoon ngeggas.

"Aku gak bilang gitu loh yaaaaa"

Guanlin sangat menjengkelkan pagi hari ini, dengan kasar Jihoon memukul pipinnya keras.

"Tau rasa loh" wleeeee

"Jihoon awas kamu yaaaa"

"Bodo, bodo, bodo Wleeeeee"

Jihoon menjulurkan lidahnya dengan tangan yang berkacak pinggang sambil di goyang-goyangkan , persis seperti bocah SD yang tengah mengejek musuh nya.

Dan Guanlin yang melihatnya pun tidak kuasa menahan tawa nya lagi, Ia tidak mengerti dari mana asalnya sifat Jahil serta menggemaskan yang selalu ditunjukan Jihoon.

Mike mi feel so high michi gesho, non momchul sun opso.(anggap aja liriknya gitu)wks.

Suara dering ponsel Guanlin mengentikan tawanya, panggilan masuk dari sang bunda sudah terlihat jelas dari layar benda pipih tersebut.

Tidak ingin membuat bundanya menunggu lebih lama, Guanlin menggeser tombol yang berwarna hijau untuk menyambungkan panggilannya.

"Yaallah alin lama sekali kamu ini, ngehubungin anak sendiri saja sudah seperti selebriti. Sangatlah susah"Omelan sang bunda dari sebrang sana yang membuat Guanlin mengaruk sikunya yang tak gatal.

"Assalamualaikum, bunda lupakan gara-gara kamu" lupa mengucapkan salam pun itu masih salah Guanlin yang saat ini tengah tersenyum melihat sifat bundanya yang tak jauh dari Jihoon.

INSIDEN- PANWINK(guanhoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang