"Gimana keadaan Jihoon Lin?"
Yifam baru saja tiba ketika mendapat kabar bahwa setelah pulangnya dari Bandung Jihoon terkena demam tinggi.
"Panas nya udah sedikit turun, setelah Alin kasih vitamin"
"Allhamdulillah, bunda kaget ketika menerima telepon dari kamu"
Masih terdengar suara ngos-ngosan yang keluar dari mulut Yifam.
"Mungkin Jihoon masih syok, dan kepikiran Bun. Alin bingung harus menghadapi Jihoon seperti apa nanti"
"Kenapa Alin mesti bingung, apa lagi yang menganggu pikiran Alin sekarang? Eum, bukankah kalian sudah mendapat restu dari pihak Jihoon. Dan saat inilah waktunya Alin untuk menunjukkan betapa seriusnya Alin ingin membahagiakan Jihoon dengan mengikatnya melalui ikrar suci."
Guanlin mengangguk membenarkan ucapan Yifam, bukan saat nya untuk Guanlin binggung sekarang apalagi mengingat Jihoon tengah membutuhkan nya sebagai penopang.
"Apakah sudah ada rencana?"
"Bunda tenang aja gak usah khawatir? "
Guanlin menjawab pertanyaan Yifam dengan senyuman misterius, tentu saja Yifam hanya mampu mengedikkan bahu nya ketika melihat sikap anaknya itu.
"Yaudah Bunda pamit lagi deh ya, gak enak juga Bunda td ninggalin temen-temen dirumah. Sampaikan juga salam sayang untuk calon menantu bunda ketika bangun nanti!"
"Hati - hati Bun"
Yifam hanya berbalik dan tersenyum sebelum kembali melangkah.
-
Guanlin sangat sibuk membuatkan bubur special untuk Jihoon, sampai lupa kalau dari tadi ada sepasang mata yang terus memperhatikan nya dari belakang.
Perlahan sepasang kaki tersebut menghampiri Guanlin untuk mengetahui apa yang tengah dilakukan laki-laki jangkung itu hingga sangat kerepotan.
"Sayang kok udah bangun? Sini duduk dulu, kenapa kesini eum? Kalau haus kenapa gak manggil aku aja sih. Masih pusing gak? Apa perlu kita ke dok—"
Semua pertanyaan yang keluar dari belah bibir Guanlin terhenti ketika melihat Jihoon yang terkekeh geli.
Dengan lembut Jihoon mengeluarkan jari-jari pada wajah Guanlin yang memancarkan kekhawatiran, kemudian dikecupnya singkat.
"Aku tambah pusing setelah mendengar sederet pertanyaan kamu?"
Jihoon semakin dibuat terkekeh melihat ekspresi Guanlin yang menurutnya sangat polos , lihat saja. Guanlin malah mematung sambil mengedip-ngedipkan matanya.
"Guan kamu gak papa kan?"
Guanlin hanya menggeleng masih dengan posisi yang sama.
"Terus kenapa jadi kaku lagi?"
"Katanya tadi tambah pusing denger aku nanya"
Kok bisa Guanlin berubah jadi polos gini, Jihoon malah ikutan bengong melihat Guanlin yang jadi kek bocah.
.
.
.
.
"Aku boleh nanya gak?"
"Eumm, sesuka hati kamu sayang!"
Jihoon yang lagi senang mengelus-ngelus rambut Guanlin cuma bisa senyum mendengar penuturan manis nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSIDEN- PANWINK(guanhoon)
RomansBagian nganu juga special chapter diprivate, penasaran? Follow aja😊 Gak nyediain sinopsis.. Penasaran baca saja, and happy reading..