01. depan rumah

2.2K 467 26
                                    

eva menghela napasnya, kepalanya pusing. entah sudah keberapa kalinya gadis itu mengulang makalah biologinya secara terpaksa.


namun, disaat gadis itu yang lagi pusing-pusingnya dengan tugas.

tidak lama kemudian, suara kendaraan berhenti tepat didepan rumahnya.

gadis itu hapal sekali.

suara itu berasal dari motor sport hitam bermerek ninja RR milik pemuda jangkung yang selalu bersamanya.

ega nathaniel, teman dekatnya.

kamar eva yang kebetulan di area atas dan jendela kamarnya yang pas menghadap langsung ke depan rumahnya, beruntung.

tidak perlu repot-repot ke bawah untuk sekedar ngecek.

sebelum membuka gorden kamarnya, eva tersenyum sejenak, dan kembali menormalkan senyumnya setelah gadis itu membuka gordennya.

di bawah sana, mata eva menangkap seorang pemuda yang tengah bersender pada motor sport nya dengan surai acak-acakannya sembari pandangan pemuda itu yang fokus pada layar hpnya.

pada saat itu juga hp milik eva berdenting.

sudah bisa dipastikan siapa oknum yang mengirimnya.

lebih jelasnya, layar hp gadis itu menampilkan notif chat aplikasi line dengan nama 'egagak'.

eva segera membuka isi notif chat tersebut.

egagak
vaa

egagak
aku didepan, keluar dong

egagak
banyak nyamuk

egagak
kasian ntar aku dbd, kamu yang khawatir..

eva memutar bola matanya geli, namum bersamaan dengan senyum yang otomatis mengembang sekarang.





eva kembali menghampiri jendela kamarnya yang gordennya sudah terbuka.

gadis itu menunjukkan telapak tangannya, menyuruh ega agar tetap disana bahwa dia ingin menghampirinya ke bawah.

sambil menuruni tangga, eva sempatkan untuk membalas pesan pemuda itu.

eva
berisik ah.

eva
iyaa, aku ke bawah nih

kali ini, pemuda itu yang tersenyum melihat balasan chat eva.

ega hanya meninggalkan read pada pesan gadis itu, dan langsung mematikan hp serta menaruh barang itu kembali pada kantong celana jeansnya.

pemuda itu menunduk kecil merapikan rambutnya sembari berdeham, mengatur nafasnya yang mulai tidak stabil.

suara langkah kaki gadis itu mulai terdengar.

tapi sebelum itu. eva juga sedari tadi tengah mengatur hatinya agar tidak berdetak terlalu kencang kali ini.




eva keluar dan mendapati seorang pemuda dengan jaket abu-abunya bercelana jeans biru malam dan seperti biasa dengan motor sport hitamnya.

"kamu ngapain ke rumahku malem malem?"

"hehe, emangnya salah ngajak kucingku jalan jalan?" jawab ega sembari menatap intens pada gadis yang ia juluki kucingnya itu.

"ish, aku manusia. emangnya kamu, gagak."

"mana perasaan tadi aku gak bilang salah.." lanjut eva membela diri.

ega yang memperhatikan gadis itu sedari tadi, berusaha menahan gemas.

hingga ada satu ide yang terbesit dikepala pemuda itu, ega dengan segera mengambil helm dan memasangnya. berpura-pura kesal akan sikap gadis itu,

"yauda deh, kalo gamau-"

"iyaaa ih iyaa, aku minta maaf. dih, gitu doang ngambek."

pemuda itu tersenyum bangga mendengar ucapan eva yang menahannya pergi, sembari membuka kaca helmnya.

kini berganti dengan eva yang ngambek, tapi ini ngambek beneran.

ega langsung mengambil helm hitam kecil satunya dan segera memasangkannya pada kepala eva.

eva kaget, pemuda itu benar-benar menyebalkan namun berhasil membuat hatinya kembali gak karuan.

"udah siap, ayo jalan."

eva menganga kecil dan membuka kaca helm kecil itu yang reflek tertutup.

gamau ribut lagi, gadis itu terpaksa ikut dan segera mengganti topik

"tunggu bentar, aku belum ganti baju.." kata eva dengan nada rengek.

"iya, ganti dulu sana gih!" seru ega sambil membantu gadis itu melepas helmnya.

"tunggu bentar ya," ucap eva.

"iyaaaa" jawab ega.

gadis itu meninggalkan tempat, namun gak jauh dari tempat itu, ega manggil dia dengan suara tenang.

"eva," seru pemuda itu.

gadis itu menoleh,

"kenapa?"

pemuda itu menyengir,

"kamu gausah pake bedak, udah cantik. nanti makin cantik, banyak yang naksir."

namun dibalik kalemnya ucapan ega ini, pemuda itu berusaha untuk tidak bergetar hebat.

eva hanya membalas ucapan manis ega itu dengan menunduk kecil menahan senyum tanpa sepatah kata.

serta lanjut pergi meninggalkan halaman rumahnya sejenak. untuk mengabulkan keinginan pemuda itu.

malam itu belum berakhir. namun seperti biasanya, selalu disertai dengan hati yang berdetak kencang.

eva & egaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang