10. satu ruang

1.9K 327 45
                                    

ini adalah bagian pertama dari kisah klasik di antara 4 orang yang saling mencari, ada 3 pintu hati yang terketuk, 2 orang yang kehilangan dan terjebak dengan bayangan masa lalu, serta 1 pertanyaan tentang berbagi ruang.

"kalau memang benar perasaan ini namanya sayang, kenapa menyayangimu rasanya begitu menyesakkan?"

satu ruang karya aqessa aninda

eva memandang sendu novel pemberian terakhir ega.

dan berpikir bahwa gadis yang berada didalam novel itu adalah dirinya.

terlebih, novel pilihan ega itu sungguh sangat mengambarkan pikirannya saat ini.

pertanyaan gadis itu, apa ega sudah menduga semua ini?

kini, eva dengan keadaan kurang baik dan dengan kegiatannya di ujung hari.

seperti biasa, gadis itu duduk didekat jendela kamarnya mencari letak cahaya yang nyaman untuk membaca novel itu.

padahal sudah beberapa minggu sejak hari dimana novel itu diberikan, eva baru saja menemukan niat untuk membacanya.

itupun gadis itu membaca novel itu dengan mata berkaca-kaca, namun sesekali gadis itu mengelak dengan cepat menyeka air matanya terus melanjutkan bacaannya.

tanpa disadari, bahwa hpnya berdering dalam keadaan diam dengan nama 'egagak'.

















"gimana? diangkat, gak?" tanya shahee.

"enggak. eva sibuk kek nya." jawab ega sembari terus menelpon gadis tersebut.

"udah langsung aja, minta maaf sana kerumahnya!" sahut shahee

"muka gua mau ditaruh dimana hi," jawab ega.

"ck! noh tempat sampah banyak. udah ah gua mau pulang, bye." ucap shahee sembari bangkit dari bangkunya.

namun, sebelum itu gadis itu berpesan

"jan seneng dulu, lu masih gua pantau." ucapnya pada ega sebelum pergi dari tempat itu.

sedangkan, ega tidak menghiraukan ucapan shahee yang berlalu dan masih duduk di sana sembari menunggu eva mengangkat teleponnya.
















eva yang tadinya sibuk dengan novelnya. kini, terpaksa mengiyakan perintah mama nya untuk mengantarkan makanan ke rumah tetangga diseberangnya, rumah rafa.

sungguh, eva sebenarnya sangat tidak mood sekarang, tapi apa boleh buat? gadis itu tidak mau dicap durhaka hanya karena malas.

dan berakhir lah gadis itu didepan pintu rumah rafa sekarang dengan kedua tangannya yang sibuk memegangi baki berisi makanan.

syukurlah, baki itu tidak jatuh tadinya ketika eva memencet bel rumah rafa.

baru saja selesai dengan urusan memencet bel, eva langsung disambut oleh anak pemilik rumah yang dia kenal

"oh, eva! ayo masuk dulu. sini gue bawa ke dapur," ucap rafa

"hahah, nih. gausah aku nunggu disini aja." balas eva

"eeyy masuk dulu lah, gue mau cerita sesuatu. eung— tapi, tunggu dulu ya" kata rafa sembari membuka lebar pintu rumahnya mempersilakan eva masuk dan meninggalkan gadis itu ke dapur.

sedangkan, eva dengan canggungnya masuk kedalam rumah pemuda itu serta menunggu rafa kembali dari dapur agar memperbolehkannya duduk.







eva & egaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang