part. 1

27 8 5
                                    

"Yah, Dyla ingin satu permintaan."

"Apa? Jangan aneh-aneh."

"Hm. Dyla ingin buat kamar khusus lukisan sama gambaran yang Dyla buat."

"Hah? Memangnya kamar kamu gak cukup buat nampung lukisan kamu?" tanya Rafi ayahnya Dyla.

"Dyla ingin aja buat kamar khusus untuk lukisan Dyla. Boleh yahh?" melas Dyla seperti anak kecil yang minta dibelikan ice cream

"Nanti kalo kita udah pindah." Jawab Rafi tersenyum kecil

"Promise?" Dyla mengulur telapak tangannya ke arah sang ayah layaknya anak meminta uang jajan.

"Promise." Jawab Rafi sambil membalas uluran tangan Dyla

***

Di SMA PEVIT hari ini akan mengadakan acara tahunan mereka yaitu setiap murid harus mengumpulkan 1 buah puisi yang lalu akan di pajang di dinding koridor sekolah. Hari ini Dyla sedang bersemangat untuk menulis jadi otomatis pasti puisinya sangat indah. Di lain tempat Alif malah sedang tidak ingin membuat puisi tapi Alif tak berdaya akhirnya dia tetap akan membuat puisi tersebut.

"Dyla! Kamu di cari sama adek-adek di luar." Teriak Desi teman sekelas Dyla yang memang duduknya dekat dengan pintu masuk kelas.

"Hah? ngapain mereka?" sahut Dyla dari bangku yang di ujung sekali.

"Ga tahu." Desi mengeleng

"Ganggu aja deh." Batin Dyla sambil berdiri

Dyla berjalan menuju luar kelas. Dan benar banyak adik-adik kelas yang berkumpul di luar kelas 11 IPA-2.

"Kalian kenapa?" tanya Dyla pada adik kelas ber jenis kelamin perempuan yang berdiri paling depan.

"Kami mau ketemu kak Dyla, kak Dyla nya ada?" tanya adik kelas itu.

"Hah! Jadi mereka gak tahu kalo gue Dyla, kesempatan." Bantin Dyla

"Oh cari Dyla, tadi kakak lihat dia ke kantin. Cari saja. Oh ya kalian tahu wajahnya Dyla?" tanya Dyla datar, agar tidak terihat kalau dia sedang berbohong.

"Enggak." Jawab mereka serempak.

"Kalo gak tahu nanti kalian sampe di kantin tanyain satu-satu mana yang nama nya Dyla, OKE!"

"Oke kak!" jawab mereka serempak.

Setelah itu segerombolan adik kelas itu mulai berjalan meninggalkan Dyla yang tertawa terbahak-bahak karna puas telah membohongi adik-adik kelasnya itu. Tiba-tiba..

"Dil..mereka kenapa cari lo? Terus lo kenapa ketawa?" tanya Riara sahabat Dyla yang tiba-tiba sudah berada di samping Dyla

"Mereka lucu." Jawab Dyla yang masih tertawa renyah. "masak mereka cari Dyla tapi gak tahu orangnya yang mana. Hahahahahhh.. sumpah lucu banget."

"Terus,Mereka sekarang ke mana?"

"Gue suruh cari Dyla di kantin." Jawab Dyla dengan wajah tanpa dosa.

"Gila! Parah lo dil..cari kesempatan." Teriak Riara tak percaya jika sahabatnya se jahat itu.

"Hahahahhahhhh..bodo..mereka juga buat gue kesel, ganggu aja orang lagi enak-enak buat puisi, udah ah masuk yok."

"Gue mau ke kantin dulu beli penghapus di koperasi."

"Ohh..oke deh."

Dyla melanjutkan untuk menulis puisinya. Di tempat lain Alif juga sedang konsen untuk menulis puisinya.

"Lif..liat dong." Melas Rio sohib Alif

"Enggak." Balas Alif yang tidak sedikit pun menoleh ke Rio

My KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang