part 5

3 1 0
                                    

"lo ngikutin kita ya!?" tuduh Riara spontan

"kurang kerjaan bener gue!" balas Adam kesal lalu menatap Dyla yang masih diam tampak dari raut wajahnya jika dia sedang menahan tawa. "kenapa dil? Lo masih inget puisi konyol gue?"

"lo tahu aja. Oh ya dam..kita cabut ya pingin keliling lagi." Pamit Dyla menarik lengan Riara tapi Riara merontak minta dilepaskan.

"bentar dil, mumpung ada kesempatan ini." Riara menoleh ke arah Adam yang masih menatap mereka berdua "dam, mumpung lo ada disini nih. Lo kan orang kaya, katanya. Beliin kita dress cantik itu dong manis bener warnannya kayak si Dyla" prontal Dyla terkejut saat Riara mengatakan itu. Apa barusan Riara minta di belikan dress mahal ini pada pria yang baru kami kenali beberapa hari lalu? Gila! Dan apalagi ujung kalimat ditambah nama Dyla disana.

"ri? Lo apa-apaan sih! Kok minta dibeliin Adam? Matre amat!" bisik Dyla menahan malu karna teman matrenya ini.

"lahh? emang napa? Jadi cewek harus matre dikit. Dikit saja sudah seneng."balas Riara tanpa rasa malu. Dyla saja rasanya ingin kabur.

"dress? Yang ini?" tunjuk Adam pada dress berwarna kuning. Iya itu dress yang ingin sekali mereka beli.

"iyahh- iyahhh" balas Riara sangat antusias senyum merekah diwajahnya. Senang karna bisa mendapat dress idamannya.

"ehm. Adam? Kayaknya gak usah deh. Kita gak terlalu minat." Tolak Dyla dan berhasil membuat senyum Riara memudar.

"lahh kenapa? Bukannya tadi kalian pingin dress ini?" tanya Adam sebenernya ia tahu jika Dyla sangat ingin dress ini, tapi gengsinya terlalu besar.

"tadi Cuma nafsu syaiton." Kata 'syaiton' sengaja ditekannya dan bola matanya bergerak ke arah Riara.

"kita cabut ya. daa." Kini Dyla tidak akan membiarkan Riara membuka suara untuk berkata kepada Adam dan tak lupa Dyla memegang sangat erat lengan tangan Riara agar tidak kembali ke hadapan Adam

Dyla kesal. Dyla malu, itu karna Riara si cewek matre tapi mau bagaimanapun Riara tetap sahabatnya.

"ri! Lo apa-apaan sih? Pakai acara minta beliin dress mahal sama Adam?" tanya Dyla sangat kesal. "terus kenapa lo bawak nama gue diujung kalimat lo? sorry..nama gue mahal kalo mau disebut."

"kenapa lo marah-marah? Adam juga B aja. Malah dia gak keberatan mau beliin dress itu." Balas Riara tak mau disalahkan

"B aja? Kata siapa?"

"kata gue barusan." Jawab Riara santai. " dan masalah nama lo yang gue sebut. Kenapa kalo gue sebut nama lo? gue gak mencemarkan nama lo kan? Malah gue membaguskan nama lo dengan menyebut lo manis!" Riara menekan kata 'manis' "walaupun orangnya gak manis." Celetuk Riara enteng.

"kok lo nyebelin sih ri?! Lo yang buat gue malu! Dan sekarang lo ngatain gue!" bentak Dyla tak terima dengan sindiran Riara

"malu? Sejak kapan seorang HANDYLA NAVYTAN mempunyai urat malu?" Riara sedikit membentak dengan wajah yang datar menantang

"gue masih manusia ri. Inget!" balas Dyla tak ingin memperpanjang "sekarang kita lanjut belanja atau balik."

"oke. Gue minta maaf mungkin tadi jiwa matre gue keluar, lo tahu gue kan dil." Riara menatap lekat wajah Dyla "gue gak bisa jauh dari lo."

"najis."

"hehehehehe lanjut kuy." Ajak Riara menarik Dyla dengan senyum lembutnya

'gue beruntung punya sahabat kayak lo Riara.' batin Dyla tersenyum senang. Beginilah mereka berdua bila bertengkar tak akan bisa lama.

Mereka berjalan mengelilingi mall sampai lupa dengan keadaan luar mall yang entah masih terang atau sudah gelap.

"astaga! Riara? sudah jam 7. Bisa –bisa gue diomelin sama kak Fadhil." Panik Dyla

My KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang