Bab 7

8.6K 419 63
                                    

Part Terakhir Yang Dipublikasikan di Wattpad

***

Jadwal Osoji untuk kelas 2-3 akhirnya tiba. Kegiatan ini dilakukan oleh peserta didik setiap hari setelah istirahat makan siang. Sekolah menggunakan sistem rolling, jadi setiap hari akan ada satu kelas yang melakukan kegiatan osoji ini. Ditandai dengan bel, anak-anak bergegas membersihkan seluruh sekolah sesuai tugasnya masing-masing. Pada awal semester, sekolah telah membagi anak-anak dalam kelompok-kelompok kebersihan. Satu kelompok bertugas membersihan bagian tertentu.

Dan di sinilah Hinata dengan ketiga sahabat karibnya. Mereka bertugas membersihkan taman utama. Inginnya mereka kabur saja, tapi sayangnya taman ini berseberangan langsung dengan ruang guru dan ruang OSIS. Jadilah mereka berempat terjebak dalam zona merah pengawasan guru.

"Osoji melelahkan!" Ino meletakkan telapak tangannya di kening dengan pose alay.

"Cepat bersihkan kalian berdua!" Tunjuk Temari pada Ino dan Sakura. "Jangan membuat ini semakin merepotkan."

"Ha'i ... ha'i ." Jawab Ino dan Sakura lesu.

Hinata mengulum senyum. Moodnya sedang baik hari ini, jadi ia tak banyak mengeluh dan dengan santai mengerjakannya.

"Berhentilah tersenyum! Kau membuatku kesal." Sakura menusuk perut Hinata dengan gagang sapu yang ia pegang.

"Aww ... itu sakit, tahu!" Teriak Hinata.

"Hinata, bagaimana kencanmu kemarin?" Tanya Ino tiba-tiba.

Alis Hinata menyatu, keningnya sedikit berkerut. Ia rasa tidak bercerita pada siapapun jika pergi dengan Naruto. Bahkan pada ibunya pun tidak.

Melihat kebingungan Hinata, Ino melanjutkan, "aku dengar dari para penggemar Naruto-senpai, mereka melihat ia kencan dengan seseorang tapi wajah perempuannya tak terlihat jelas. Itu kau kan, Hinata?"

"Aku hanya menemaninya nonton." Hinata mengangkat bahu, nada bicaranya terkesan kencan mereka sangat membosankan, padahal dalam hati, tak ingin hari kemarin berakhir.

"Semembosankan itu?" Tanya Sakura tak percaya.

Temari tersenyum miring, Hinata tak pandai berbohong. Sekeras apapun ia berbohong, tetap saja kenyataan selalu terlihat jelas di wajahnya.

***

Naruto terus melirik keluar jendela ruang OSIS, ia sesekali tersenyum melihat Hinata yang sedang menyapu taman. Ia terlihat begitu cantik dengan kemeja seragam lengan pendek, kardigan yang diikatkan di pinggang, juga rambut yang gelung asal.

"Ini formulir yang kau minta." Shikamaru menyerahkan beberapa lembar kertas yang dibungkus map."Kau yakin akan kuliah di luar negeri?" Tanya Shikamaru memastikan.

"Tentu." Naruto mengangguk mantap, "ini kesempatan yang bagus untuk menunjukkan prestasiku, bukan?" Naruto berdiri dari lalu melangkah menuju pintu. "Thanks, Shika."

Shikamaru tersenyum, Naruto benar-benar luar biasa menurutnya. Meski pernah broken home tapi ia tak menyerah pada keadaan. Ia menggunakannya sebagai acuan untuk membuat dirinya lebih baik dan sukses.

I Love You, Naruto (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang