7

6 0 0
                                    

Setelah 4 bulan iin dan alex menjalani hubungan, iin menyadari bahwa iin sudah jatuh cinta kepada alex yang awalnya tidak ada rasa sama sekali dalam menjalani hubungan.

"Nggak terasa ya mas, kita sudah menjalin hubungan selama ini" ucap iin kepada alex.

"Iya" hanya itu jawaban alex sambil memainkan hp yang sedang dipegang alex.

Keadaan pun menjadi hening. Iin pun memulai pembicaraan.

"Mas"

"Hmmm" jawab alex cuek.

"Mas, sedang apa sih? Kok dari tadi maenan hp trus? Maen game ya" iin trus bertanya.

"Nggak, kamu cerewet banget" jawab alex.

"Salah ya aku bertanya? Kamu sedang apa?" Aku disini bukan di hp kamu mas "

"Iya tau"

"Kalau tau, kenapa aku dari tadi kamu cuekin? "

"Bisa diam nggak?" Bentak alex.

"Kamu kenapa marah2 gini? Aku kan cuma bertanya. Apa aku salah?"

"Sudah, sebaiknya kamu aku antar pulang. Aku tidak kuat dengan ocehanmu" alex pun meninggalkan iin dan segera menuju parkir.

Sedangkan iin pun menyusul keberadaan alex. Sesampainya iin di parkiran, alex pun memberikan helm iin dan menyuruh iin segera naik motor yang sudah ditumpangi alex.

****

Sesampainya dirumah, iin kepikiran dengan sikap alex.

"Kenapa alex marah-marah seperti itu? Apa aku salah jika aku bertanya soal sikap dia yang cuek?" Pertanyaan itu muncul dibenak iin.

"In.." ibu memanggil iin.

"Iya bu" jawab iin sambil menuju ke arah keberadaan ibunya memanggil.

"Ada apa bu?" Tanya iin.

"Habis dari mana kamu sama alex nak?"

"Jalan-jalan aja bu"

"Ya sudah, kamu nggak ganti baju nak?"

"Iya bu" iin pun segera pergi ke kamar  untuk ganti baju sambil memikirkan kejadian yang tadi. Sempat terbesit fikiran negatif difikiran iin tentang alex.

"Aku nggak boleh berfikir negatif. Nggak mungkin alex seperti itu. Dia kan sudah bilang untuk serius. Dan dia juga sudah ku kenalkan dengan keluargaku"
Iin berbicara dengan dirinya sendiri.

***

Dari pada iin selalu bertanya - tanya tentang sikap alex terhadapnya, akhirnya iin memutuskan untuk menghubungi alex. iin segera mengambil hp yang dia taruh di meja tamu.

" mas alex " nama yang tertera dilayar hp iin. sudah berkali-kali iin mencoba menghubungi alex namun tidak ada jawaban dari alex. 

setelah lama menunggu jawaban dari alex, iin pun memutuskan untuk mengakhiri usaha dia menelfon alex. 

"mungkin sebaiknya aku tak bicara dulu saat ini. aku akan menunggu nanti ketika ada waktu untuk bertemu" iin berbicara sendiri dan iin juga tahu bahwa apa yang direncanakan itu tak akan berlangsung akhir- akhir ini. iin harus menunggu selama 2 bulan untuk kedatangan alex pulang dari luar kota.

"iin" suara terdengar dari belakang.

"iya bu" iin pun segera menghampiri keberadaan ibunya.

"kamu nggak makan nak?" tanya ibu yang sedang mengambil nasi untuk suami dan dirinya sendiri. 

"iya bu" iin pun segera mengambil nasi dan ikut bergabung untuk makan.

Mereka pun makan bersama - sama seperti biasa. Namun, disela-sela makan iin memikirkan keberadaan alex saat ini. Tanpa iin sadari, sedari tadi iin memainkan nasi dan ikan yang ada didalam piring yang ada didepannya.

"kamu kenapa nak?" ayah bertanya kepada iin.

"ngggak apa - apa kok yah" jawab iin dengan terkejutnya.

"yakin kamu nggak apa-apa? kenapa bisa sekaget itu?" tanya ibu iin.

"beneran nggak apa-apa kok." iin mencoba memberi alasan tapi iin tidak tahu harus beralasan apa.

"ya sudah lanjutkan makan mu nak" perintah ayah pada iin.   


siapa kamu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang