Chapter 2 -Lily & Beginning-

82 31 11
                                    

Hari ini aku memutuskan untuk melamar pekerjan.

Mencari yang baru karena ya.. ternyata menjadi seorang guru private itu begitu melelahkan mental dan tenaga.

Tempat pertama yang ku kunjungi adalah perusahaan percetakan buku, alasanku kesana mungkin bisa menjadi seorang penulis tersohir lalu mendapatkan banyak royalti dan aku bisa memiliki banyak uang –terlalu naif memang cara berpikirku-

Namun aku ditolak. Alasan penolakanku adalah karena aku mahasiswa yang bahkan masih berada di tingkat kelas 2 dan masih butuh mengemban ilmu sebelum bekerja disana. Okey memang alasan yang logis.

Tempat selanjutnya adalah toko kue, dahulu mendiang ibuku pernah mengajari sedikit cara membuat kudapan-kudapan kecil dan mungkin saja aku bisa mengasah kemampuanku disini tapi hasilnya nihil. Mereka tidak membuka lowongan pekerjaan

Selanjutnya..

Ini tempat terakhir dan menjadi keputusanku untuk tetap dan menerima pekerjaan ini karena otakku masih berjalan normal bahwa aku tidak bisa memilih-milih pekerjaan untuk mendapatkan uang karena seharusnya aku yang mengejar uang, bukan uang yang mengejarku.

Toko bunga.

Aku bekerja disini, pekerjaannya mudah dan ringan. Hanya memilih bunga dari kondisinya, memberi pupuk juga menyiram dengan air setiap pagi dan sore kecuali bunga-bunga tertentu dan yang terutama aku harus melayani pelanggan sebaik mungkin.

"Besok hari pertamamu bekerja disini Yeseul-ssi" ucap ibu pemilik toko bunga ini.

Aku membalasnya dengan anggukan yang antusias.

Ketika hendak pulang, aku diberikan setangkai Lily oleh ibu pemilik toko katanya aku mirip sekali dengan bunga ini, entah dari sudut mana beliau sampai bisa menyamakan diriku dengan bunga cantik ini. Bukan hanya cantik tapi bunga ini begitu harum .

Tunggu!

Mataku membulat dan otakku kembali mengingat dengan keras.

"Aroma bunga ini terasa begitu familiar" aku kembali berpikir namun aku tidak bisa mengingat apapun mengenai ini.

Atau ini hanya delusiku semata?

Aku menggeleng membuang rasa penasaran akan wangi khas dari bunga ini karena sekarang yang terpenting aku sudah mendapatkan pekerjaan baru untuk menyongkong kebutuhanku selama ini.

Ingat biaya hidup di Seoul itu mahal.

Dalam perjalanan pulang aku melewati beberapa rumah-rumah warga dan toko-toko kecil tapi kakiku berhenti pada satu toko yang bertuliskan 'Lyre Bakery'

"Kue-kue disini semuanya kesukaan ibu" ucapku lirih

Ibuku sangat mencintai kudapan kecil dari toko ini, ibu bahkan mampu menghabiskan potongan besar roti dari toko ini. Ya itu dulu sekarang mana bisa ibuku memakan kue dan roti, sangat tidak masuk akal.

Aku menggelengkan kepala.

Ayolah Yeseul bangkit ! jangan hidup untuk mengingat yang lalu!

Setelah meyakinkan diri bahwa hidup nya harus terus bangkit, Yeseul melanjutkan perjalanannya menuju rumah.

Sore ini anginnya berhembus lebih kencang dari sebelumnnya atau hanya perasaan Yeseul saja?

Langkah demi langkah

Tapak demi tapak

Yeseul menghembuskan napas sejenak tiap kali angin menerpa kulitnya yang sepucat susu dan diperkirakan akan membeku. Di cuaca seperti ini Yeseul tidak memakai pakaian hangat padahal sebentar lagi pergantian musim. Dan musim salju akan tiba.

"Apa-apaan ini, kenapa angin dari tadi selalu berhembus? Ayolah aku tidak ingin mati konyol karena hembusan angin" monolog Yeseul

Tanpa sadar Yeseul menemuinya lagi

Sesuatu yang terasa tak asing bagi dirinya.

Yeseul berpapasan dengan pemuda itu lagi, pemuda beraroma lily.

"Permisi!" Yeseul menghentikan langkahnya lalu berbalik. Pemuda yang dipanggil pun ikut berbalik.

Sekarang mereka berhadapan.

Mata mereka saling memandang. Yeseul memandang dengan rasa penasaran dan Pemuda ini memandang Yeseul dengan rasa puas.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Yeseul bertanya tapi yang ditanya hanya menampilakan seutas senyum

Lalu pemuda bermata hazel memandang Yeseul dalam-dalam dengan senyuman mengembang ia menjawab "Takdir yang mempertemukan kita dengan sengaja"

Yeseul terdiam. Dan ia merasa ini tidak benar.

Seharusnya dirinya tahu bahwa pertemuannya adalah sebuah kesalahan takdir.

__TBC__

Death Pen -KTH-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang