Chapter 6 -Death & Taehyung-

50 16 18
                                    

Kehidupan macam apa ini!

Aku bahkan tidak pernah berharap ditakdirkan sebagai seorang malaikat maut. Disini sangat membosankan. Semua yang kulihat hanya tudung-tudung hitam, juga beberapa roh manusia yang meninggal. Ada yang terlihat bahagia. Ada juga yang terlihat murung.

Bahkan aku tidak mempunyai nama. Panggilan kami semua sama 'Jeoseungsaja'. Aku paling suka jika mendapat tugas. Karna aku akan mengintai manusia di dunia mereka –manusia yang sisa usianya tinggal 40 hari- terkadang jika mereka sedang menonton sesuatu, aku mau tak mau ikut menikmati tontonannya, Ah bahkan aku pernah melihat film 'itu', kadangkala sesekali aku pernah melihat manusia melakukan adegan di film 'itu' dan tentu saja aku juga sering melihat manusia saling mencium dan memeluk satu sama lain.

Bahagianya jika aku bisa merasakan hal seperti itu.

Meski malaikat maut tidak memiliki nafsu, hanya saja rasa penasaran membuatku ingin mencoba.

"Ah bukuku bersinar! Kira kira manusia ini di belahan dunia mana ya?"

Aku segera membuka buku yang kupegang tersebut...

"Ah wilayah asia. Xxxxx Seoul, Korea Selatan. Hm ternyata Korea, akhir-akhir ini aku selalu mendapat bagian Korea...

...yaps mari kita jalan jalan lagi"

...




Langkah kakiku menyusuri jalanan kota Seoul lalu menaiki bus, turun pada sebuah halte di ujung jalan dan kembali berjalan menuju sebuah gedung besar nan tinggi.

Tentu aku mengikuti wanita ini. Wanita yang sisa umurnya 40 hari lagi. Apa kalian pikir aku harus bersusah payah mencari wanita yang akan kucabut nyawanya?

Tentu saja tidak! Ketika aku menerima tugas, aku langsung berada di sisi targetku. Lalu kemudian mengikutinya selama 40 hari.

Targetku kali ini seorang wanita pekerja karir. Gila bekerja hingga seringkali kelelahan. Pantas saja umurnya pendek. Hidupnya hanya tentang bekerja, bahkan dihari hari terakhirnya. Membuatku bosan.

"Jika kau menghilangkan pena itu, maka buku tugasmu otomatis akan ikut lenyap. Dan tugasmu akan digantikan oleh Jeoseungsaja lain. Sementara tugasmu digantikan kau harus mencari pena milikmu. Jika ternyata penamu tidak diambil manusia, maka kau berhak mendapat kembali buku tugasmu. Namun jika penamu berada ditangan manusia maka kau harus bertanggung jawab mengikuti manusia tersebut hingga dia berniat mengembalikan penanya atau kau harus mengikuti manusia itu hingga dia dibawa oleh Jeoseungsaja lain. Jika kau terbukti melanggar aturan dan melawan takdir maka kau akan dibawa secara paksa kehadapan tuhan untuk menerima sebuah eksekusi"

Tiba-tiba kalimat-kalimat itu terngiang di kepalaku. Mungkin kalian pikir aku gila. Tapi aku akan mencobanya. Sesuatu yang mungkin dapat menghilangkan segala kebosananku.

Maafkan aku tuhan!

Aku mulai mencoba menjatuhkan penaku disekitaran kantor tempat wanita yang kuikuti bekerja. Dan hasilnya nihil. Tidak ada yang memungut penaku.Hingga berakhir ditempat sampah karna tanpa sengaja tersapu oleh petugas kebersihan.

Hari kedua aku mencoba namun hasilnya sama seperti kemarin. Tidak ada yang memungutnya.

Apa penaku transparan? Tidak menarik? Kuno?

Hari ketiga, tetap sama. Oh tuhan apa takdirku harus menjalani kehidupan membosankan ini?

Hari keempat. Aku tetap mengikuti wanita ini menuju tempat kerjanya. Dengan sengaja aku kembali menjatuhkan pena milikku di depan kantor dan meninggalkannya disana. Setidaknya aku bisa bebas untuk beberapa jam tanpa harus mengikuti wanita gila kerja itu.

.

.

Di tempat sepi aku melepas tudung yang menutupi kepalaku. dengan begini manusia bisa melihatku, menyentuhku dan bahkan berbicara padaku. Hal ini hanya bisa dilakukan jika aku berada di dunia manusia. Penanya? Abaikan saja.Toh nanti aku akan kembali lagi untuk memeriksa.

Targetku? Tenang tadi aku melihatnya telah diikuti oleh Jeoseungsaja lain. Aku yakin Jeoseungsaja tersebut kesal karna aku, dia harus bolak balik dua dunia. Jika aku menghilangkan penanya, Jeoseungsaja pengganti otomatis datang, jika aku menemukan penaku dia akan kembali ke tempatnya lagi. Makanya aku bilang mungkin dia kesal karna kupermainkan.

Aku menghabiskan waktuku seharian di dunia manusia. Rasanya menyenangkan, aku merasa bebas.

Ah penanya?

Langit telah gelap. Aku bergegas kembali menuju kantor.

Masih ada disini ternyata

Dengan kesal dan putus asa aku memungut pena tersebut lalu berjalan keluar area kantor. Tujuanku adalah rumah wanita yang harus kuikuti. Aku merasa malas untuk teleportasi. Aku masih ingin menikmati malam ini. Namun tiba-tiba...

Brukk...

Pertama kalinya aku bertabrakan dengan manusia. Ah dari baunya dia seperti mabuk

"Gwenchana .. Oh kau terlihat kacau, apa Namjachingu mu baru memutuskanmu?"

Oh my, ada apa dengan tatapan sinis itu? Terlihat tidak menyenangkan.

"Ah maaf jika aku mengganggumu" aku segera berlalu, wanita itu hampir merusak malamku, segera kugunakan kembali tudung hitam untuk menutupi wajahku. Alasannya? Hanya agar aku tidak menabrak manusia lagi dan mengalami kejadian seperti tadi. Manusia seperti gadis itu benar-benar mengerikan.

Oh pena itu! Dimana penanya!

Aku sedikit panik, mungkin karna aku benar benar tidak sengaja menjatuhkannya

Dengan paniknya aku segera berbalik, dan mataku menangkap sesuatu yang akan membangkitkan semangatku kembali.

Wanita itu memungut penaku!

Oh astaga, sepertinya kehidupan baruku segera dimulai. Ketika Wanita itu menuliskan satu huruf dan taraaa... aku akan memulainya -hidupku yang baru dan mungkin jauh dari kata bosan-

Aku masih menatapnya dengan senyuman mengembang "Kuharap kau dapat menghilangkan segala kebosananku"

.
.
.

Tbc

Jangan lupa votenya yaaa. Sekalian kalo ada kritik dan saran bisa tambahin ke komentar. See you

Death Pen -KTH-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang