Salju pertama di akhir pekan, lihat bagaimana cantiknya salju-salju itu turun. Jatuh dengan begitu tenang seakan tak memiliki beban membuat sesosok pemuda dengan marga Min yang sedang melakukan perjalanan menuju Insa-dong pun iri dengan salju-salju itu.
Salju-salju yang cantik itu tidak membuat perhatian Min Yoongi goyah, pemuda itu tetap memfokuskan seluruh perhatiannya pada berkas-berkas yang saat ini ada ada pangkuannya. Saat ini sudah ada 4 korban yang meninggal dengan sebab yang sama, dan dengan 'hal spesial' yang sama begitu Yoongi menyebutnya, dengan setangkai Llily digenggaman tangan para korban.
Dahi Yoongi menggerut, tunggu pemuda itu menemukan sesuatu hal yang lain. "Apa ini?" gumam Yoongi
Ia menjajarkan ketiga foto yng saat ini ada dalam genggamannya, "Korban pertama Kim Seo Min ditemukan tewas di kediamannya memegang lily di tangan kanan. Korban kedua Tuan Lee buronan yang selama ini dikejar oleh pihak kepolisaan itu tewas pula di apartement yang ia tempati dengan menggengam lily di tangan kanan pula. Korban ketiga Choi Eunkyung seorang mucikari yang dinyatakan tewas di toko hewan milikknya dengan memengang lily di tangan .." mata Yoongi membelalak, benar ini benar berbeda.
"..tangan kiri!" lanjutnya lalu memasukan ketiga foto tersebut.
Yoongi turun dari mobil, melanjutkan sisa perjalanannya dengan berjalan kaki kemudian memilih untuk menghubungi Namjoon, "Hei, bung ingin bertaruh denganku?"
"Disaat seperti ini?" sahut Namjoon
Yoongi mengembuskan napas berusaha mengambil pasokan oksigen untuk otaknya berpikir lalu kembali dengan panggilannya, "Kau tahu mengenai lily ini bukan?". Bukan jawaban yang Yoongi dapatkan namun kekehan dari intel rahasiannya. "Sudah kuduga. Tidak perlu kuberi tahu ternyata kau memang teliti tuan Min, tadinya ingin kuberi tahu setelah kau menyelesaikan investigasimu dari Insa-dong."
Langkah kaki Yoongi berhenti pada sebuah toko mewah di pinggiran jalan dengan garis polisi di sekitarnya lalu Namjoon mengalihkan perhatiannya dari toko hewan tersebut "Jadi taruhan seperti apa yang kau ajukan?" tanya Namjoon
"Untuk lily yang keempat Joon, kau bertaruh kanan atau kiri?"
Dan kini Namjoon menjawab dengan antusias. "Kiri!" ujarnya, selepas mendengar itu Yoongi menyunggingkan bibirnya, "Aku batalkan taruhan kita karena kurasa kita berdua akan menang."
Selanjutnya Yoongi melangkahi garis polisi dengan hati-hati, mengeluarkan sarung tangan sterl dari saku mantelnya. Yoongi mulai masuk ke dalam Toko hewan tersebut, sesuai perkiraan sudah ada petugas forensik datang mendahului dirinya, juga mencari beberapa hal rumpang yang dirinya juga cari. Dan ia bertemu dengan salah satu ahli forensik disana, Jung Hoseok. Salah satu kepercayaannya juga karena dari Hoseok lah ia bisa bertemu dan bekerja sama dengan intel yang memiliki IQ diatas rata-rata, Kim Namjoon.
"Min, kau datang terlambat!" ujar Hoseok ketika Min Yoongi baru memasuki pintu utama.
"Seperti biasa aku selalu On Time, kau saja yang terlalu In Time." jawab Yoongi dengan nada menyinggung dan Hoseok pun hanya meggaruk bagian belakang lehernya. Iya pemuda Jung ini memang kelewat tepat waktu menurut Yoongi.
"Kau sudah dapatkan sesuatu?" tanya Yoongi mendekati Hoseok lalu Hoseok menuntun Yoongi menuju tempat kejadian perkara, kamar mandi.
"Kau periksa, aku mengkhususkan ini untukmu. Tim ku sama sekali belum menyentuh korban kami hanya memeriksa sekitar dan memfoto beberapa tubuh korban untuk kelanjutan pemeriksaan nanti." Hoseok membuka pintu kamar mandi dan Yoongi bisa langsung melihat bagaimana tubuh korban terbujur kaku di hadapannya.
Yoongi menunduk, sedikit mencondongkan tubuhnya dan sekita ia langsung menyunggingkan senyumnya. "Kiri."
Hoseok yang mendengar itupun langsung bertanya "Apa maksudmu? Kiri? Lili ini?". Dan Yoongi hanya menganggukkan kepala, mulai membalikkan tubuh korban melihat apakah ada luka atau hal semacamnya yang bisa membantu dalam hal penyelidikan nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Pen -KTH-
Mystery / ThrillerPara penjahat tiba-tiba mendadak mati dengan setangkai Lily di genggaman mereka. Jadi siapa yang membunuh? Tuhan atau hanya garis takdir mereka yang terlalu sial? Inspired by anime japan "Death Note" ©® hanulproject