A Glimpse

358 35 9
                                    

"Apa kegiatanmu malam ini?" Hoseok bertanya dari tempatnya di tempat tidur, bersandar pada headboard, dada bidangnya tak tertutup sehelai benang pun, sementara selimut tebal menutupi perut dan kakinya. Ia menatap bayangan perempuan cantik itu di cermin. Ia selalu suka melihatnya bersiap-siap ke tempat kerja. Kali ini ia sudah rapi, dengan kemeja putih gading dan rok cokelat tua, scarf cokelat muda menggantung indah di lehernya, menutupi jejak yang ditinggalkannya semalam.

Mata indah itu bertemu pandang dengan mata sayunya, jemari lentik itu meletakkan sisir yang baru saja dipakainya dengan pelan tanpa melepaskan pandangannya. "Kami akan menemui rekanan kami yang akan tiba sore nanti." Ia mengalihkan pandangannya saat mengangkat tube lipstick yang akan dipakainya. Hal yang berikutnya terjadi membuat senyumnya mengembang.

Satu lengan kekar Hoseok melingkari tubuhnya sementara satu tangannya mencegah, menahan tangan perempuan itu untuk memakai pewarna bibir itu. Dan tanpa sepatah kata pun, ia langsung mencium bibir ranum perempuan itu. Satu kecupan berubah menjadi tak terhitung, saat ia memutar tubuh ramping itu dan makin merapatkan tubuh mereka. Sesekali ia akan menggigit pelan bibir manis itu lalu menyapukan lidahnya disana, membuat tangan perempuan yang mengalungi lehernya mencengkeram lembut rambutnya.

Ia hampir saja menarik perempuan yang belakangan ini sering menghuni kamarnya itu kembali ke tempat tidur, kalau saja ia tak menaruh satu telapak tangannya di dada Hoseok, mencoba menghentikan gerakannya. "Uhm," ujarnya dengan mata membola, bibirnya terlihat sangat mengundang, merah dan basah seperti itu. "Kau tahu, aku menikmatinya sama sepertimu." Ia merapikan kemejanya yang tak lagi licin seperti tadi. "Tapi aku akan terlambat." Ia menggigit bibirnya sebelum mencondongkan tubuhnya untuk mencium bibir penuh Hoseok sekilas. "Maaf." Ia menciumnya sekali lagi sebelum merapikan tas yang akan dibawanya.

"Baiklah," kata Hoseok yang sedikit kecewa karena permainannya dihentikan perempuan itu. "Aku akan mandi dulu." Ia mencoba menenangkan reaksi tubuh dan pikirannya.

.
.
.

Ia baru saja hendak masuk ke dalam bathtub saat pintu kamar mandi terbuka. Kali ini, perempuan itu muncul lagi di hadapannya hanya dengan mengenakan pakaian dalam sembari menyeringai.

"Kau akan terlambat," ia (tak juga) mengingatkan, namun sedang bersorak dalam hati.

"Atasanku bilang ia sedang di luar kantor, jadi tak masalah." Ia mendekat dan langsung melingkarkan lengannya di leher Hoseok. "Lagipula, baju dan pakaianku jadi beraroma tubuhmu, lebih baik kalau aku mandi, kan?" Ia berbisik di telinga Hoseok.

Tanpa membuang waktu, Hoseok menariknya, satu tangannya seperti terlatih membuka bra perempuan itu. "Kuharap kau tahu apa konsekuensi dari yang kau tawarkan, Nona Lee." Ia menjilat bibirnya sendiri melihat tubuh sintal yang hampir polos itu. Ia sudah menikmatinya berkali-kali tapi perasaan yang ditimbulkannya masih tetap sama. Ia pun memagut bibir itu sekali lagi dan melanjutkan hal yang tadinya sempat terhenti.

.
.
.

TBC

Testing the water (ceritanya)

Pertama kalinya tulis rate M yang ada adegannya dan takut salah, hehe.

Btw, terima kasih sudah membaca. ^^

Friends with Total BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang