Wrong Idea(s)

225 28 30
                                    

Menjelang akhir ada bagian T+ atau Mild M, I'm suck at rating stories.
Jadi, untuk yang menjalankan ibadah puasa mohon untuk tidak baca setelah imsak ya.

Happy Reading
.
.
.
.
.
.

"Eomma?" Mata Hoseok melebar ketika menyadari ibu kandungnya berdiri tepat di depannya. Ia tak menyadarinya, karena raut wajah aneh Hyungwon lah yang pertama kali dilihatnya saat membuka pintu. Ia menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal sama sekali, salah tingkah. Quality time-nya dengan Minhyuk diinterupsi oleh ibunya sendiri. "Eh, anu, ayo masuk." Ia mengambil tas di tangan ibunya dan menuntunnya masuk. "Silahkan duduk, Eomma." Ia menyilahkan dengan tangan berkeringat.

Skenario ini tak pernah terbesit sedikit pun di dalam kepalanya. Ibunya hanya diam dan mengedarkan pandangan ke penjuru ruangan, alisnya sedikit bergerak saat matanya menemukan sosok Minhyuk yang duduk manis di sofa di depannya.

"Apa dia alasan kau melarang orang mengganggumu?" Tanyanya, seketika gerakan Hoseok yang meracik kopi favorit ibunya berhenti. "Saat kubilang mau bertemu denganmu, Changkyun dan Jooheon saling menolak untuk mengantarku. Untungnya ada Hyungwon." Omelnya.

Minhyuk yang mendengarnya bergidik sementara Hoseok menyajikan minuman untuk ibunya, "bukan begitu, Eomma. Eomma tahu kan Changkyun dan Jooheon jahilnya seperti apa? Seringkali mereka menggangguku dan Minhyuk jika ia kemari." Minhyuk mendesis pelan mendengarnya, kalimat Hoseok seakan mengatakan kalau larangan itu sering ia terapkan.

Ibunya yang sedang meminum kopinya meletakkan cangkirnya pelan, ia memusatkan perhatiannya pada Minhyuk, "ah jadi namamu Minhyuk, ada urusan apa sampai kau dan Hoseok tak bisa diganggu saat berdua?" Perempuan itu menelengkan kepalanya, "dan kalian seringkali seperti itu?" 

Minhyuk dan Hoseok hanya saling pandang, "Umm, itu........."

"Minhyuk temanku, aku sering memintanya datang. Karena mungkin aku mau mencoba kerja kantoran seperti Minhyuk, jadi aku sering meminta pendapatnya." Hoseok memotong Minhyuk dan mengambil tempat di lantai, tepat di dekat kaki Minhyuk.

"Benar seperti itu?" Ia bertanya pada Minhyuk yang hanya bisa mengangguk. Jujur saja, meski ibu Hoseok tak sedikitpun mengeraskan suaranya, ia cukup gelagapan. Beruntungnya mereka sedang tak berciuman, atau lebih parah, bercinta saat perempuan berambut pendek itu tiba.

"Jangan memberondong Minhyuk seperti itu, Eomma," pinta Hoseok mengiba, ia jelas melihat ketidaknyamanan Minhyuk sekarang.

"Eee, Hose---," Minhyuk hendak bicara ketika ibunya menyela.

"Apanya yang jangan memberondong? Kalian kira aku bisa dibohongi?"

Keduanya terlonjak, tangan Hoseok langsung menggenggam erat tangan Minhyuk yang terjulur. Ia tak menyangka ibunya akan secepat itu memahami semuanya

"Hoseok, apa yang kubilang padamu saat adikmu menikah? Jangan menutup-nutupi hubungan pribadimu. Kau memang sudah dewasa, tapi kau tetap anak Eomma. Sekarang kau punya pacar semanis ini dan kau tidak mengenalkannya padaku. Aku merasa tidak dipercaya oleh anakku sendiri." Ia melipat tangannya sambil menggelengkan kepala, khas ibu-ibu yang berhadapan dengan anaknya yang nakal.

Satu-satunya lelaki di ruangan itu menggaruk lehernya yang tidak gatal. Kehabisan kata-kata dengan dugaan ibunya, "Eomma, maaf. Aku dan Minhyuk tidak -----."

"Mau bilang tidak pacaran?" Orang tua itu akhirnya berdiri dan duduk di antara anaknya dan Minhyuk. Ia mengelus pelan kepala Hoseok, "Eomma ini orang tuamu, kenapa harus malu mengenalkan pacarmu? Mungkin jaman Eomma dulu tak ada gaya berpacaran ala jaman sekarang. Tapi Eomma tahu, untuk apa kau bersikeras untuk tidak diganggu saat berduaan?" Ibunya berbicara seolah itu adalah hal paling wajar di muka bumi. Ia berbalik pada Minhyuk, "Eomma tidak bermaksud menakutimu, Minhyukkie." Suaranya terdengar jauh lebih lembut. "Eomma hanya kaget karena ini pertama kalinya mendapati Hoseok berduaan." Ia mengusap rambut Minhyuk yang menjuntai di bahunya, "terima kasih sudah menerima Hoseok kami. Kalau dia membuat masalah, ceritakan pada Eomma. Nanti Eomma yang akan mengurusnya."

Friends with Total BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang