8. Hallo, Love! (2)

1.9K 233 13
                                    

Aku pernah melihat film di mana pemerannya nekat untuk pergi menemui kekasihnya hanya karena satu panggilan telepon. Namun, dalam imaji tertinggi, aku bahkan tidak pernah membayangkan dalam posisi seperti saat ini.

Kurang dari empat jam dan aku sudah berada di dalam taksi yang akan membawaku ke hotel di mana William berada! Ommo!

Setelah telepon mengejutkan itu, aku langsung masuk dengan keadaan yang sepertinya pucat pasi. Hyerim dan Aaron yang melihatku dan masih melakukan perang mulut bahkan langsung berhenti dan dengan sigap mendatangiku. Aaron, dengan penuh perhatian menuntunku duduk sementara Hyerim segera mengambil air putih dan membawanya kepadaku. Dengan terbata aku mengatakan mengenai Will, sakit, dan jeju. Kemudian, dengan sedikit bicara dan banyak tindakan, Aaron mengambil ponselnya. Mencari penerbangan paling cepat dari Seoul ke Jeju sementara Hyerim mengemas barang-barangku di dalam sebuah tas ransel berukuran sedang. Ia juga mengambilkan mantel dan memakaikan sepatu kepadaku.

"Kami akan menyusul dengan penerbangan tercepat selanjutnya. Tetap jaga ponselmu tetap menyala. Mengerti?" pesan Hyerim begitu kami sampai di bandara satu jam setelahnya.

Aku hanya mengangguk. Mengumpulkan sisa-sisa tenaga untuk berpikir jernih alih-alih mencemaskan keadaan Will.

Aku tahu bahwa Will adalah orang yang sangat gitu bekerja. Dia adalah pekerja keras dan sering kali lalai dalam pola makannya. Selama hubungan kami yang berjalan satu bulan ini, aku bahkan telah mendengar keluhannya mengenai perutnya yang bermasalah sampai tiga kali. Itu menyebabkan aku rutin menghubunginya tiga hari sekali sekedar menanyakan jadwal makannya.

Begitu aku menginjakkan kaki di bandara Jeju dan menyalan kembali ponselku, aku segera menghubungi Hyerim agar dia tahu bahwa aku tiba dengan selamat dan baik-baik saja. Dia juga mengatakan bahwa pesawat yang mereka tumpangi akan segera lepas landas.

Aku menghela napas lega. Hyerim memang selalu bisa kuandalkan ketika aku membutuhkannya. Meski pun di lain waktu dia bisa sangat merepotkan bagiku.

"Kita sudah sampai," ujar suara supir taksi yang kutumpangi.

Aku mengucapkan terima kasih. Memberikan beberapa lembar uang sebelum keluar dari sana.

Hotel tempat seminar itu berlangsung sangat dekat dengan laut. Meski samar, aku seperti mendengar suara deburan ombak dari tempatku berdiri. Bahkan udara yang kuhirup saat ini berbau asin dan segar.

"Nari!" pekikkan seseorang membuyarkan lamunanku. Mirae Ann, dengan blus biru laut dan celana panjang berwarna putih membalut kaki jenjangnya dengan elegan. Rambut panjang yang ia ikat ke belakang membuatnya tampil sangat dewasa.

Well, bagaimana dia memiliki tampilan sempurna meski saat ini sudah larut malam. Sementara kuyakin penampilanku berbanding 180 derajat dengannya. Hal yang membuatku rasa-rasanya ingin menangis dan menenggelamkan diri di tengah laut.

"Syukurlah kau sudah datang," ujarnya terdengar tulus. Ia lalu memelukku dengan menghela napas lega.

Tunggu. Lega?

Aku mengernyit. Menatapnya tanpa rasa terkejut yang berusaha kututupi. Well,  menuerut Hyerim aku sangat buruk berbohong. Berakting jelas tidak menjadi salah satu bakatku.

"Saat ini satu-satunya orang di dunia ini yang bisa memaksa Will untuk makan atau membuatnya setuju untuk dibawa ke rumah sakit mungkin hanya kau, Nari. Dia terus memanggil namamu tanpa kami tahu bagaimana cara menghubungimu."

Mulutku membuka sebelum menutup dengan cepat. Ba-bagaimana itu bisa terjadi?

"Ponsel Will terjatuh di air laut di hari kedatangan kami ke sini. Membutuhkan waktu satu minggu untuk membuatnya hidup kembali karena Will bersikeras untuk mempertahankannya alih-alih membeli yang baru. Pagi tadi kami baru mendapatkannya dan semua kontak di dalamnya menghilang. Dengan keadaan Will yang demam dan tidak bisa berpikir jernih, kami tidak bisa menghubungimu meski kami sangat ingin," ujarnya panjang lebar. Ia lalu menarik lenganku untuk masuk sementara Mirae Ann tampak tidak berniat untuk menghentikkan apa yang ingin dia ucapkan.

The Way Where We Meet [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang