Mengapa Di Setiap Pertemuan
Hatiku Merasakan Hal Yang
Belum Pernah Kurasakan
Padamu
-Daniel Afalberto-
∞∞∞
Tringgg!!!
Suara bel cafe tersebut berbunyi dengan nyaring. Para pengunjung yang mendengarkan dengan saksama bunyi bel itu berbalik dan menatap pengunjung yang baru masuk tadi dengan tatapan penasaran. Terlihat dua gadis cantik memasuki pintu cafe dengan ceria tapi tidak dengan gadis di sebelah kanan gadis ceria. Gadis yang berada disebelah gadis ceria itu menunjukkan wajah datar namun tajam, pengunjung yang sudah berada dalam cafe pun merasa ngeri dengan tatapan gadis itu dan tidak satu pun orang yang mau menatapnya mereka memilih menatap gadis disebelah kiri karena wajahnya di penuhi dengan senyuman lebar dan siapa pun yang melihatnya pasti akan balik tersenyum padanya tanpa mereka sendiri sadari.
Nuansa yang tercipta dalam cafe tersebut membuat Eline merasa nyaman, ia tidak peduli dengan tatapan tak suka pengunjung cafe yang melihatnya dan memilih menghiraukan mereka sambil mencari tempat duduk yang nyaman untuk segera membaca novel yang baru saja ia beli.
Eline menarik Sera ke arah jendela ujung cafe itu dan segera memesan makanan mereka. "Line lo mau makan apa? Gue yang pesanin aja, sekalian mau minta foto bareng sama kasir ganteng itu,"celetuk temannya itu dengan tak sabaran.
"Favorite," jawabnya singkat.
"Oh, oke. Gue pesanin dulu yah," ucap Sera berlalu meninggalkan Eline dengan senyum yang masih terpampang diwajah gadis itu.
Eline hanya menggelengkan kepalanya heran, dengan sikap sahabatnya itu yang sangat energik dan selalu tersenyum, tapi kalo pacarnya tahu gadisnya sedang menggoda pria lain pasti nanti bakal kena omel cowoknya. Gini nih kalo ditinggal, gadis itu pasti menggoda sana sini pria lain walau sebenarnya itu cuman iseng.
Eline melirik ke arah kasir dan ketika melirik ke sana, mata Eline bertabrakan dengan mata sang kasir yang sedang menatapnya juga. Eline sedikit tertegun, mata cokelat itu mengingatkan dia dengan seseorang, karena tidak mau terlalu lama larut dalam mata itu Eline dengan segera memutuskan kontak matanya dengan pria kasir itu, entah kenapa jantungnya berdetak sangat cepat. Padahal dia hanya melirik sebentar tapi jantungnya terasa ingin keluar makanya dia langsung memutuskan kontak mata itu.
"Ada apa ini? Kenapa detak jantungku sangat cepat? Padahal aku tidak habis berlari cuman menatap sekilas mata pria itu," ucap Eline sambil mengelus dadanya untuk meredakan kecepatan jantungnya.
Sera yang baru saja datang langsung menghampiri Eline dengan mimik khawatir, "Lo kenapa Line? Lo lagi gak enak badan? Kenapa gak kasih tahu dari tadi sih," ujarnya cemas.
"Ngak kok, gue baik-baik aja. Udah, ngak usah khawatir gitu, beneran deh gue gak papa," ucap Eline menenangkan Sera.
"Beneran?" tanyanya lagi memasatikan.
"Iyaaa," jawabnya pelan.
Setelah memastikan Eline tidak sakit, Sera mendapat telepon dari seseorang yang membuat Eline bertanya padanya, "Siapa?" tanya Eline dengan ekspresi alisnya yang terangkat sebelah.
Sera menjawab dengan telunjuk yang terangkat dan ditempelkannya dibibirnya menyuruh Eline untuk tidak bertanya dulu.
"Oke," jawabnya singkat pada sang penelpon.
Setelah panggilan itu berakhir, Sera mengirim pesan pada seseorang dan beralih menatap Eline dengan wajah yang menahan senyuman agar tidak mengembang lebar dihadapan temannya ini.
"Lo, kenapa? Kok gue ngerasa ada sesuatu yang lo sembunyiin?" tanyanya penasaran.
"Masa sih?" jawabnya dengan wajah mengesalkan.
Eline menghembuskan napasnya singkat dan melanjutkan membaca novelnya.
*****
Setelah keluar dari cafe mereka pulang berpisah karena Sera ada urusan mendadak jadi Eline mebiarkannya saja dan dia sendiri setiba di rumah merebahkan tubuhnya dan tertidur hingga bulan nampak di bumi.
Beberapa jam kemudian
Terlihat wajah kusut Eline yang baru bangun tidur dan langsung mengecek ponselnya, setelah itu melangkah menuju kamar mandi membasuh wajahnya.
Suara lagu khas anime jepang terdengar di ponselnya, segera dia mengangkatnya.
"Hm.." jawab Eline setengah sadar.
"Line gue di depan pintu rumah lo nih, bukain dong. Cepetan," ujar penelpon sang sahabat Sera.
Tanpa menjawab, dengan segera ia menyelesaikan aktivitasnya dan bergegas ke ruang tamu untuk membukakan pintu, namun setelah itu---
Pluk
"Surprise," ucap seseorang yang memeluk Eline secara tiba-tiba.
Dengan wajah terkejut Eline tahu siapa orang yang sedang memeluknya sekarang. Dari bau parfume yang digunakan sudah membuat Eline merasa hangat dan nyaman.
"Reo," ucap Eline membalas pelukan itu lebih erat.
"Maaf aku baru datang sekarang" ucapnya lembut.
"Ngak, ngak apa-apa. Aku ngerti," jawab Eline yang masih didalam pelukan orang itu.
Ekhm!!
"Berasa jadi nyamuk gue disini," sindir Sera.
"Biarin, toh aku kangen sama Reo," ucap Eline sarkastik.
"Hemm mulai deh sikap kamu yang ini muncul lagi," ujar Reo mencubit lembut wajah Eline dan melepaskan pelukan mereka.
"Gue heran deh, masa kalo didepan kak Reo lo bisa berubah tapi sama gue dan temen-temen yang lain lo masih aja kaku, dan dingin gitu," ucap Sera meminta penjelasan.
"Nanti pasti ada waktunya dia jelasin kok dek, " jawab Reo
"Oke deh, gue tunggu yah" ucap Sera sambil menatap Eline.
Eline hanya membalas dengan anggukan.
"Tuh kan, kembali lagi sikap lo yang biasanya" ucap Sera cemberut.
Percakapan mereka tidak berhenti sampai disitu, Eline mempersilahkan masuk dan mereka mulai berbincang-bincang hingga larut malam dan malam itu adalah malam terindah buat Eline karena dia bisa berbincang lagi dengan orang spesial dalam hidupnya.
👫👫👫
Hai hai selamat malam para pembaca, maaf yah aku kelamaan post. Kalian tahukan kalo buat cerita itu gak gampang apalagi buat cerita tanpa kerangka.
Jadi harap maklumi aja yahhh😁😁😁
Semoga kalian puas dengan chapter ini. Jangan lupa vote & komennya yah juga kritik dan sarannya sangat dibutuhkan nih disini, karena aku masih tahap pemula dalam menulis cerita. Jadi jangan sungkan buat ngekritik dan memberikan saran yah, tapi harus dengan sopan dan gak memancing emosi penulis.
Oke sampai disini dulu, sampai jumpa di chapter selanjutnya.
See you next time guys😙
Limmey Lani💕💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
[KIREI] Ongoing SEDANG REVISI
Teen FictionCerita Ini adalah kisah diantara Mahasiswa tampan dan ramah serta seorang gadis berwajah datar. Ingin tahu bagaimana kisah mereka? Yuk baca dan jangan lupa Vote, kritik dan sarannya yah😊