3 - 한 비밀이 드러났다 [ One Secret Revealed]

41 15 13
                                    

Han Bi mengerutkan keningnya. Saat ini di otaknya melayang pilihan antara tetap menunggu tidak pasti di tempat ini atau segera pergi. Kalau saja sekarang masih dua jam lalu, Han Bi masih rela menunggu. Tapi nyatanya, ini sudah lewat tiga jam dari waktu tibanya di sini. Dia dia sudah luar-biasa-sangat-jenuh-sekali.

Han Bi mengambil ponselnya. Membuka sebuah ruang percakapan dengan orang yang mempunyai janji dengannya itu.

Ada tanda read pada pesan yang Han Bi kirim, tapi kenapa sampai sekarang dia belum tiba juga?

"Maaf aku terlambat." 

Orang itu menarik kursi di depan Han Bi. Han Bi memperhatikannya. Tampilan pemuda itu masih sama seperti saat pertama kali mereka bertemu. Yah, setidaknya kemeja kotak-kotak merah yang dikenakan menyelamatkan dia dari panggilan "manusia hitam" yang Han Bi berikan sebelumnya.

 Yah, setidaknya kemeja kotak-kotak merah yang dikenakan menyelamatkan dia dari panggilan "manusia hitam" yang Han Bi berikan sebelumnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kau sudah menunggu lama?"

"Yah, kurasa tiga jam kurang lama bagimu, bukan?"

Pemuda itu tertawa kecil, tidak begitu menganggap serius sindiran Han Bi.

"Jadi informasi apa yang bisa kau berikan padaku?" Han Bi langsung menembak pada inti pembicaraan.

Pemuda itu mengangkat satu alisnya. "Kau sama sekali tidak penasaran kenapa kita bisa bertemu?" 

Han Bi tidak habis pikir. Tentu saja hal itu terjadi karena dia dan pemuda itu berjanji untuk datang ke tempat ini. Memangnya ada  jawaban lain?

"Tidak." 

"Oke." Pemuda itu mengangguk sekilas. "Kau penasaran, rupanya. Aku meminta managerku melacak nomor ponselmu." 

Rasanya ada satu hal yang tetap melekat pada pemuda itu sejak mereka pertama kali bertemu di gedung BigHit; dia semaunya.

Han Bi sekarang benar-benar menatap pemuda itu dengan aneh. Terserahlah. Yang penting Han Bi mendapatkan informasi yang dia mau. Sekarang sama sekali bukan waktu yang tepat untuknya bermain-main.

"Jaewon-ssi, bisakah aku mendapat informasi yang aku butuhkan sekarang? Aku harus segera bertemu kakakku."

Jaewon tersenyum manis. "Dangyeonhaji. Untuk itulah aku meminta mu untuk bertemu. Omong-omong dari mana kau tau namaku? Aku tidak tau namamu." [Tentu saja]

Han Bi menghela nafasnya. Berusaha bersabar. "Kau memberitahu namamu lewat percakapan kita di KaTalk." [KaTalk = Kakao Talk. Orang-orang di Korea lebih suka pakai aplikasi ini buat chatting bahkan lebih dari SMS] Kalau bukan karena ada informasi yang dia perlu, gadis itu sudah menjambak Jaewon sekarang juga. Bonus guyuran cola yang dibawa laki-laki itu.

"Namamu?"

"Oh Han Bi." 

Jaewon terkekeh melihat ekspresi gadis itu. Dia berniat menyudahi basa-basinya dengan menakutkan kesepuluh jarinya di atas meja dan mulai memasang ekspresi serius. "Baiklah, Han Bi-ssi. Karena kau bahkan sudah mendatangi gedung BigHit, kau pasti tau Jin Hee ada di sana."

Chasing After Oppa Where stories live. Discover now