Bab 1

18.1K 498 70
                                    

DRAMA PERNIKAHAN
By Patrick Kellan

.

        Rumah itu berdiri paling megah di antara deretan rumah-rumah mewah lainnya. Bergaya eropa klasik dengan arsitektur yang membuat setiap penikmat karya akan berdecak kagum melihat setiap detilnya.

Sayang, rumah dengan segala kesempurnaan itu tak sebanding dengan dua penghuni di dalamnya.

Hanya ada dua pria. Satu pria berusia sekitar 50 tahun bermata sipit warna abu-abu cerah, dengan sebagian rambut mulai memutih hanya saja masih terlihat sisa-sia ketampanan masa mudanya. Tuan Shin.

Sedangkan satu lagi seorang pemuda bertubuh tegap dengan wajah tampan khas asia. Terlihat sekitar janggut menghitam karena sengaja tidak dicukur terlalu licin. Tinggi, dengan rambut coklat yang dikucir kecil di bagian belakang. Akira.

Suara deheman laki-laki separuh baya itu memecah keheningan suasana meja makan kali ini. Sepertinya ada yang akan dia bicarakan, dan Akira sudah tahu apa inti pembicaraannya.

"Sudah berapa usiamu?" Sang ayah bertanya setelah meletakkan gelas berisi jus di atas meja.

"Tiga puluh dua. Jangan bilang sekarang kau mulai pikun!" sahut pemuda berwajah angkuh itu malas.

"Aku tidak benar-benar lupa, aku takut kau yang lupa! Sudah sedewasa ini tidak pernah sekalipun membicarakan tentang pernikahan, aku ingin cucu!"

"Tch!" Pemuda itu berdecik, "apa hidupmu hanya dipenuhi tentang mendapatkan cucu?" sinisnya, meletakkan sendok, lalu mengelap mulut.

"Sebentar lagi mungkin aku akan mati. Sementara aku sama sekali tidak punya pewaris untuk semua hartaku!"

"Apa?"

"Pewaris!"

"Hei, pria tua! Aku ini putramu. Harusnya aku yang jadi pewaris!"

"Apa yang kau bisa? Foya-foya dengan para wanita yang tidak ingin kau nikahi?!"

Pemuda tinggi itu menyandarkan punggung ke kursi. Menatap wajah laki-laku di hadapannya dengan kesal. Sementara sang ayah akhirnya menghela napas panjang.

"Mungkin permintaan mendapat cucu akan jadi permintaan terakhirku untukmu!"

"Jangan pasang wajah menyedihkan seperti itu! Menjijikkan." Akira menyeringai.

"Menikahlah," bujuk Ayahnya, melunak.

"Tidak mau!"

"Akira!"

"Aku tidak ingin terikat dengan wanita manapun!" jawab pemuda bermata coklat tua itu tegas.

Tapi saat melihat sang ayah terdiam dengan ekspresi kalah, ia menyambar jus jeruk di hadapannya. "Kalau begitu kau jodohkan saja aku terserah dengan putri rekan bisnismu yang mana!"

"Semua putri teman bisnisku sudah pernah berpacaran denganmu tapi tak ada satupun yang berakhir sampai ke jenjang pernikahan!"

"Kalau begitu terserah kau saja! Pilihkan satu untukku, lalu akan kubuatkan cucu dengannya!"

Akira bangkit berdiri. Menggeser kursi, lalu akan melangkah pergi meninggalkan sarapannya.

"Mau ke mana kau?"

"Aku akan pergi ke vila bersama gadisku. Mungkin tiga hari kami akan berada di sana. Kau siapkan saja wanita dan pernikahannya. Nanti di hari acara pernikahan aku akan datang!"

Laki-laki berambut hampir seluruhnya putih itu mengusap wajah. Menyadari bahwa putra satu-satunya sama sekali tak mempedulikan arti pernikahan, dan itu sebagian besar adalah karena kesalahannya.

DRAMA PERNIKAHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang