Bagian 2

8.8K 348 35
                                    

.

       Pagi. Akira turun ke meja makan sambil memegangi pinggang. Sementara di beberapa bagian wajahnya terlihat memar kemerahan.

Sang ayah hanya menatap sekilas. Lalu meneruskan lagi menyuapkan sarapan ke mulut.

"Di mana istrimu?" tanyanya setelah Akira benar-benar duduk.

"Masih di kamar," sahut pemuda itu, sedikit meringis saat mulai membuka mulut.

"Kenapa tidak ikut turun untuk sarapan?" Sang ayah bertanya lagi.

"Dia menangis semalaman setelah tahu ia dijual oleh kakeknya."

Sang ayah menghela napas, "Kasihan sekali."

"Ini gara-gara kau!" ketus Akira sambil melirik kesal, "seharusnya kau yang kasihan padaku. Dia itu kecil tapi liar!"

"Wow!"

"Ayah! Bukan liar yang itu maksudku! Tapi liar yang benar-benar liar! Kau tidak melihat wajah putramu yang tampan ini jadi seperti apa?!"

"Kau memang sepantasnya diperlakukan seperti itu oleh istrimu!"

"Tch!"

Sejenak pembicaraan terputus saat seorang pelayan menuangkan segelas jus untuk Akira. Setelah selesai perempuan muda berseragam hitam dengan garis tepi biru itu melangkah mundur.

"Aku ingin bercerai!" Pemuda berhidung mancung itu memutuskan.

"Akira!" Bentak ayahnya, kesal.

"Aku tidak menginginkan istri seperti itu!"

"Lalu kau menginginkan wanita yang seperti apa?"

"Yang liar!" Akira bangkit berdiri, sejenak membenahi posisi pinggangnya sambil meringis. "Tapi tidak seliar itu!"

"Dengar ..."

"Jangan halangi aku!"

"Terserah kau saja, dasar pembangkang! Tapi kau hanya boleh bercerai setelah mendapatkan wanita yang mau kau nikahi!"

"Haha, syaratmu itu enteng sekali, Pak Tua! Bahkan selama ini mereka yang mengemis ingin dinikahi!"

***

        "Menikah denganmu? Aku?" Mata berbulu lentik di hadapan Akira membulat. Mulutnya terbuka membentuk huruf O. Terlihat terlalu shock dan pemuda itu tahu apa alasannya.

Ayumi, gadis bertubuh super seksi yang setahun lalu sempat memohon untuk dinikahi pasti sangat tak menyangka akhirnya permintaannya diluluskan oleh Akira.

Pemuda bertubuh tinggi yang kini sedang tersenyum manis ke arahnya itu mengangguk, mengiyakan.

"Jadi kau mengajakku bertemu di kafe untuk membicarakan ini?"

"Ya, Sayang."

Tapi kemudian senyum itu lenyap saat segelas air menyiram wajahnya.

"Kemana kau saat aku memohon?" geramnya penuh emosi, "lagipula kau sudah menikah dengan seorang gadis muda yang malang. Dasar pria egois!"

Suara denting gelas beradu dengan meja, lalu suara detak sepasang heels menjauh. Keluar dari kafe bermusik romantis dimana Akira masih bergeming dengan mata tertutup.

Menyadari hampir seluruh pengunjung kafe menatapnya, sebagian besar berbisik-bisik karena tahu siapa itu Akira.

Putra seorang pengusaha yang sibuk menghabiskan harta sang ayah dari ranjang ke ranjang. Pernah membuat kasus dengan beberapa artis dan model karena alasan yang sama.

DRAMA PERNIKAHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang