Holaaaaaa lama nih enggak update hehe... 😀
Maaf ya kalau cerita pertama aku ini jelek,garing nggak nyambung dan yahhh tau sendiri cuma ala kadarnya. Belum aku revisi, banyak typo bertebaran guys.
Jangan lupa juga baca cerita kedua aku 'My Lovely Brother' 😘
Pertengahan Mei aku PAS nih, dan masih kurang persiapan. Doa in lancar ya...
______________________________________
Bertepatan dengan hari ini, hari dimana Angga mengikuti tournament cup. Awalnya ia menolak karena sudah punya janji dengan Zaza. Alhasil Zaza harus turun tangan sendiri untuk membujuk Angga yang kukuh banget nggak mau ikut tournament. Lagian Zaza kan udah gede bukan anak kecil lagi, bisa ngurus diri sendiri. Angganya aja yang alay. Padahal nih ya? Awal Zaza kenal sama Angga orangnya tuh cuek, sok cool, songong emang. Tapi lihat sekarang, giliran Zaza nyuekin Angga merengek kaya anak kecil. Pengennya deket terus nggak mau jauh-jauh. Pengen deh tenggelemin si Angga ke empang kalau lihat tingkahnya yang kekanakan."Lo ngapain sih Ngga? Jauhan ih! Gerah nih?! " gerutu Zaza cukup keras.
"Ssstttt.... Kalau mau berisik di pasar," tegur salah satu pria berkacamata yang duduk tak jauh dari Zaza.
"Hehe maaf," Zaza tersadar lalu mengucapkan maaf kepada beberapa pengunjung perpustakaan yang melirik ke arahnya. Tentu saja merasa terusik ketenangannya. Namanya aja di perpustakaan.
Gimana nggak kesel coba?! Zaza sudah muak dengan sikap Angga yang dari tadi nempel muluk kaya perangko.
Bayangin aja, dari awal Zaza masuk perpustakaan, nyari buku, dan baca buku Angga tuh ngikut muluk dah kaya anak itik ngikut induknya. Kaya sekarang nih Angga duduk di samping Zaza dan memandangi wajah Zaza. Membuat Zaza risih sendiri, jadi nggak fokus ngerjain tugasnya.
Angga tersenyum memperlihatkan gigi putihnya. " Gue nggak mau jauh-jauh. Bentar lagi kan gue mau tournament tuh. Kalau rindu kan berabe,,,, " Kekeh Angga.
'Inget kata Dilan rindu itu berat'
"Gue masih marah ya sama lo! Gara-gara ngladenin lo tadi malem gue jadi kesiangan terus tugas gue jadi ketinggalan," ucap Zaza se pelan mungkin.
"Ya kan aku kangen. Lagian kamu suka kan? " goda Angga.
"Terserah," ucap Zaza cuek tak ambil pusing. Sedangkan Angga tersenyum kemenangan.
***
Flashback
Zaza keluar dari kamar mandi dengan piyama nemonya. Bulir-bulir air masih berjatuhan dari rambut panjangnya. Ia duduk di depan meja rias lalu mengeringkan rambutnya. Saat tengah asik dengan rambutnya, ponselnya berbunyi tanda ada panggilan masuk. Zaza pun mengambil ponselnya di atas ranjang lalu kembali duduk di depan meja rias untuk menyisir rambutnya. Setelah melihat layar ponselnya ia menimbang-nimbang akan menggeser warna hijau atau merah. Zaza pun memilih mengangkatnya.
"Hal.... "
"Lama amat sih Za!! Nggak tau apa sini tuh khawatir. Dari mana aja kamu?!! Beratus pesan what'sApp, line, bbm sama sekali nggak lo balas. Kemana aja sih ayang mbeb??? Lo udah di rumah kan? Nggak kenapa-kenapa kan? Tangan,kaki,mata,bibir masih utuh kan? Di godaain abang siomay nggak? Kok diem sih aku kan kangen, kangen banget malah, " potong Angga yang langsung menyerbu Zaza dengan pertanyaan.
"Bacot banget sih lo!! Belum juga ngomong udah di potong aja. Nyesel gue ngangkat. Gue matiin!" belum sempat Zaza memutus panggilan, Angga sudah berteriak dari seberang sana.
"JANGANNN.... " teriak Angga.
"Abisnya lo ngeselin".
"Maaf ya plis jangan matiin, akun kan khawatir karna nggak bisa ngantar lo tadi".
Zaza menghembuskan nafas kasar. "Udah biasa pulang sendiri, nggak usah lebay oncom. Mau ngomong apaan? Gue ngantuk mau tidur," Zaza meletakkan sisirnya lalu beranjak menuju ranjang.
" Gue cuma mau mastiin besok jadi kan ke pantinya? " tanya Angga.
"Jadi, emang kenapa? Kamu ada acara sama cewek kamu?" Zaza menekankan kata cewek.
Terdengar gelak tawa dari seberang sana. Zaza mendengus karena Angga belum juga menyudahi tawanya, ia kan masih menunggu jawaban. Lebih tepatnya kepastian. Tahu sendiri belakangan Zaza sama Angga dekat dah kaya pasangan yang sedang memadu kasih.
"Ya nggak lah ngaco lo. Cewek gue kan lo ayang. Eh calon maksudnya, " Angga terkekeh. Zaza lega mendengar jawaban Angga.
"Pede banget sih anjing, " protes Zaza namun senyum masih menghiasi wajah cantiknya.
Angga berdehem "Sebenernya gue besok ada tournament cup," ucap Angga pelan karena tidak ingin mengecewakan Zaza.
"Yahhh gagal dong, " ucap Zaza dengan nada di buat sedih.
Mendengar reaksi Zaza, Angga jadi merasa bersalah. Ia tidak ingin mengecewakan Zaza karena tidak jadi menemaninya ke panti asuhan. Padahal mereka sudah buat janji dari minggu lalu.
Angga diam sejenak. " Tenang aja Za, gue bisa cari orang buat gantiin gue, " ucapnya mantap.
"Udah nggak usah, tournament itu penting. Lagian aku juga biasa ke panti sendirian," ucap Zaza.
Zaza memang sering pergi ke panti asuhan. Apalagi orang tuanya menjadi donatur tetap di panti itu. Mungkin sebulan sekali atau saat ada waktu senggang. Ia merasa sangat bahagia melihat anak-anak kecil yang tersenyum karenanya, bernyanyi, dan bermain bersama. Menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Zaza.
"Nggak pokoknya nggak, " kukuh Angga.
"Hei lo kenapa sih Ngga! Gue dah bilang gue bisa sendirian, gue bukan anak kecil yang kemana-mana harus ijin, harus ada yang nemenin, " ucap Zaza tak mau kalah.
"Tap...."
"Titik nggak pakek koma! " potong Zaza.
Mereka masih berdebat, tidak ada yang ingin mengalah. Biasa remaja kan emang gitu masih labil.
Tak terasa jarum jam sudah menunjuk ke angka 1 dini hari. Keputusan terakhir Angga mengalah dan akan menuruti kemauan Zaza. Baru kali ini Zaza membujuk Angga dengan rayuan mautnya agar dituruti. Zaza beberapa kali di buat merona mendengar gombalan Angga kepadanya. Mereka pun memutus panggilan lalu bergegas untuk tidur.Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Good or Bad Girl
Novela JuvenilJasmine Lituhayu Kanzhani, seorang gadis yang biasanya disapa Zaza ini memiliki senyum manis dan berwajah karismatic, ditambah lagi dengan lesung pipi di kedua pipinya. Banyak orang yang menganggap orang berlesung pipi memiliki daya tarik dan sifat...