09 Dulu (Flashback)

144 12 16
                                    

##

 

Inilah awal yang baru bagi Randy mengakhiri masa suramnya waktu SMP. Yapss, SMA masa dimana, yang katanya sih itu masa dimana Cinta akan bersemi kembali.

Randy masuk SMA di hari pertama dengan seragam SMPnya, tapi sebelum itu ia memakai tas yang terbuat dari karung beras sama tali rafia, name tag dan di pinggirnya ada foto alay, dan tidak boleh membawa kendaraan pribadi.

Hari itu merupakan hari dimana, yang paling kontroversial, bagaimana tidak? Banyak yang menyayangkan bahwa kegiatan yang harusnya menjadi baik ini, malah keliatan seperti kegiatan pembalasan dendam bagi kakak kelas yang dulunya pernah di siksa waktu pertama kali masuk sekolah dulu, serem.

Ya...walau enggak semua sih, tapi kali ini Di SMA Glaxo National School sistem MOS itu di pandu oleh guru-guru, jadi kakak kelas enggak bisa seenaknya tuh bully adik kelas, hehe.

Waktu itu Randy enggak menyangka bisa masuk SMA favorite yang cukup bagus di daerahnya. Bahkan ketika pembacaan hasil Ujian Nasional sewaktu SMP dulu? Teman-teman Randy itu pada enggak percaya.

"Oke bapak bagikan hasil UN kalian, bapak berharap ketika di bagikan mohon jangan ada yang menghina atau berbangga diri atas apa yang kalian dapati, karna perjuangan kalian masih panjang, never give up!"

Ucap wali kelas Randy sewaktu masih kelas 9 SMP dulu.

"Rizal,."

Pembagian hasil UN dibagikan.

"Berapa nilai lo zal?"

"29,75" jawab Rizal, ya dia teman Randy juga tentunya.

Semua murid gaduh, dan jantung terasa deg-degan, mungkin pada hari itu ini merupakan hasil atas perjuangan mereka selama ini.

Semua di bagikan Hasil UN nya sesuai absen kelas, hingga absen telah sampai huruf "R" ya sebentar lagi nama Randy akan disebut.

"Randy pratama, mana Randy ? Ini ambil."

Randy pun maju dan mengambil nilai UN nya, dia langsung cepat-cepat menyembunyikan nilainya agar tidak di lihat teman-temannya.

Saat semua telah di bagikan.

"Oke, anak-anak bapak umumkan, siapa murid dengan nilai UN terbaik, kelas kita, tapi bapak senang karna murid satu ini bukan hanya tertinggi di kelas, tapi masuk 10 besar UN tertinggi di Kota."

Pengumuman Wali Kelas Randy itu, membuat semua yang ada di kelas itu terkejut! dan penasaran siapakah murid yang memiliki nilai UN tertinggi?

"Oke murid itu adalah...."

"Pak!!!" Ucap Randy sambil mengangkat tangan.

"Ada apa Randy?"

"Saya mau ke toilet." Randy pun bergegas pergi ke toilet.

"Gue enggak mau mendengar apapun soal kabar nilai UN." keluh Randy sambil mencuci tangan, di wastafel toilet sekolahnya.

Saat Randy berjalan menuju kelas, ada yang aneh? Kenapa? Ya, kelas tiba-tiba mendadak sepi. Apakah ada yang berbuat ulah? Atau jangan-jangan..

"Randy Pratama!! Dengan nilai UN 38,00" 

Wali kelas Randy langsung menghampiri Randy dan menarik tangan Randy, yang cuma berdiri dekat pintu, dan menyalaminya sebagai ucapan selamat.

"Weeeeehhh, gilaaa!!! lo Rannnnndyyy!!!" murid-murid di kelas Randy mulai menggila.

Ada yang banting kursi, tawuran, mabok-mabokan, pecahin kaca, barbar dan terakhir pesta nendang bapak gurunya sendiri, Eh/? Gak lah. Ya kali.

Tepuk tangan pun di banjiri satu kelas. Randy pun masih tidak percaya akan hal tersebut.

"Eh, masa sih pak ?" Randy mengambil hasil UN yang ia sembunyikan di dalam tasnya, dan membuka map berwarna coklat itu. Alangkah terkejutnya Randy, melihat nilai UN yang ia dapatkan.

Karna singkat cerita dulu ketika UN. Teman-temannya sibuk bertanya satu sama lain, alias kerja sama.

Kelas Randy sudah terbiasa dalam urusan contek-mencontek, tapi berbeda dengan yang di lakukan Randy. Ia satu-satunya murid yang pada waktu itu memutuskan untuk jujur dalam mengerjakan ujian tersebut.

Terlebih lagi, 6 bulan sebelum UN, ia mati-matian belajar, entah ke sambet apa? Yang jelas kejujurannya lah yang membawa ia menjadi murid dengan UN tertinggi di kelas! Bahkan masuk 10 besar UN tertinggi di kotanya.

¶¶¶¶¶¶

Pagi itu bertuliskan spanduk "Welcome to our school"

Sebuah ucapan selamat datang bagi murid baru yang akan menghiasi SMA Glaxo National School.

Hari itu bukanlah hari dimana semua bisa berpenampilan cantik atau ganteng, ya... bagaimana tidak? Yang cowok rambut harus botak, sedangkan yang cewek harus di kuncir dua dan inilah yang dinamakan di didik!

Hari itu seperti biasa, Randy berjalan memasuki sekolah barunya itu, melihat kemana-mana seperti pembantu yang datang dari desa, lalu bekerja di rumah orang kaya, rumah yang besar dan mewah.

Itulah yang dilakukan Randy, dengan wajah seperti orang bego.

"Wah, keren banget, Kelasnya ada AC nya." Ujar Randy sambil tangannya menunjukan tangannya ke arah kelas.

AC = Air Conditioner/Pendingin Ruangan

Tentu ia hanya berbicara sendiri? Hingga orang yang di sekitarnya bingung.

"Nih, orang kenapa ya ?"

"Tau, belum minum obat kali." ledek teman-teman barunya itu, sebenarnya bukan teman Randy juga sih, cuma memang dua orang ini beda kelas dengan Randy.

Walau beda kelas, ya intinya semua sama? Semua berteman tanpa membeda-bedakan entah itu ras, sosial, agama, jabatan, karena berbeda-beda tetap satu jua, setuju! Tapi kalau yang kampret kayak gini dijadikan teman enggak ya? Hehe.

¶¶¶¶¶

Apel pembukaan MOS dimulai.

Seperti biasa ada penyambutan Kepala sekolah, serta pembagian masing-masing mentor di setiap kelas. Kebetulan kelas Randy mendapat mentor yang baik, sebenarnya enggak baik juga sih, cuma agak cuek dan pemalas.

Namanya "Bobby alexander" penggila game, sama seperti Randy, bahkan pernah bertemu sebelumnya dengan Randy. By the way jika di ingat-ingat lagi, nama itu seperti sudah di dengar!

Ya siapa lagi, Bobby teman warnet Randy, yang hobinya makan terus tapi enggak gemuk-gemuk. Walau begitu ia enggak pelit sama teman-temannya, suka membantu, ya walau itu hanya untuk orang-orang yang benar-benar sudah kenal dengan dirinya.

Bobby yang kenakalannya 11-12 dengan Randy. Randy pun tertawa melihatnya, Bobby teman warnet yang sekarang di depannya sedang mengatur kelasnya.



Game Or Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang