19 Bos dan pembantu

183 5 0
                                    

##

"Haha, kalian semua sudah ketahuan sekarang menyerahlah, atau enggak saya laporkan kepada orang tua kalian bahwa kalian bolos upacara kali ini. Kalian lebih pilih mana? Dihukum atau tak selamat sampai rumah? Hah!"

Guru yang menciduk mereka berhasil menemukan mereka yang bersembunyi di kelas yang sepi itu.

"Dan yang mainin lampu juga bukan saya." Ucap guru itu.

Lantas siapakah yang memainkan lampu tersebut?

Apakah itu jelmaannya si Tommy, hah! Mana mungkin.

"Sudah-sudah makan dulu sana ada ***** spesial"

"Buset? Pak? Tuh kayak kenal slogannya"

"Ah, masa sih? Sudah-sudah maksud Bapak kalian lebih milih mana? Di hukum disini? Atau dihukum sama emak kalian dirumah? Disini saja ya? Nanti ada hukuman spesial buat kalian."

Semua menyerah dan pasrah menerima hukuman yang ada. Dari pada harus di hukum di rumah lebih baik di hukum di sekolah. Karna omelan emak! Sungguh SADIS dan MENAKUTKAN!

"Nah, gitu dong dari tadi.. Kan bapak enggak usah capek-capek harus mengejar kalian dulu."

Dengan senyuman yang antara kebaikan atau kejahatan. Antara kasihan atau senang. Antara peduli atau tidak peduli.

Padahal mereka sama sekali belum menjawab pertanyaan guru tersebut. Tapi pede tingkat galaksi seantar raya samudra gunung berapi pluto?

"Tapi pak? Masih ada satu lagi.. Dia sembunyi di luar sekolah"

"Hah? Siapa?"

"Anu, pak si Randy"

"Oh, Oke-oke nanti bapak hubungi pihak keamanan sekolah saja, biar mereka yang mencarinya." Ucap guru itu.

Dengan tangannya mengeluarkan handphone dari balik saku celananya, dengan angkuh, seperti punya handphone baru. Mulai mengetik tombol keypad dengan satu jari telunjuk.

"Halo? Tolong kau tangkap bocah tengik yang bernama Randy, dia berusaha memboloskan diri. Ini saya sudah menangkap teman-temannya, tinggal satu lagi."

"Oh, Randy pak? Dia sudah tertangkap!" Satpam berbicara dengan tegas.

"Wah? Kok bisa? Bagaimana ceritanya pak?" tanya heran guru tersebut.

"Saya sih kurang tau menahu tentang kejadiannya, lagian sudah mulai menjelang akhir bulan, keuangan semakin menipis 'duh-' saya makin pusing pak."

"Lah? Kok tiba-tiba bahas akhir bulan jangan gitu dong pak, kita harus selalu sabar dalam menjalani hidup tak boleh ada kata mengeluh, ya kalau akhir bukan sudah menipis berarti yang harus diperbaiki adalah ketika awal bulan. Berarti harus lebih menghemat lagi pak."

"Iya pak. Tapi besok bagaimana pak? Masa setiap hari harus makan mie instan"

"Makan batu!" Teriak guru itu.

"Ett ngeselin banget bapak ini ya."

"Sudah saya mau bawa anak-anak ini dulu, kamu bawa anak yang disana!"

Game Or Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang