7th piece : Miracle in December

1K 128 29
                                    


MIRACLE IN DECEMBER


"Kalau seandainya kita diberi kesempatan meminta keajaiban di bulan Desember, apa yang kamu ingingkan?"


***


Musim dingin telah datang menyemarakkan bumi bagian utara.


Suhu udara Seoul telah jatuh mendekati titik rendahnya. Embusan angin gugur sudah bertransformasi menjadi embusan yang lebih dingin, menusuk tulang. Ribuan keping-keping bunga salju pun mulai meramaikan musim akhir tahun sejak sebulan yang lalu.


Dinginnya udara tidak lantas menyurutkan ambisi ibu kota Korea Selatan itu. Orang-orang masih tetap berlalu lalang memadati kota. Seoul masih tetap beraktivitas seperti biasa. Euforianya semakin semarak, menyambut natal yang sebentar lagi tiba di penghujung tahun.


"Oh! Salju!"


Satu orang memekik, menyalurkan efek domino ketika perlahan semua orang menyempatkan diri untuk sekadar mendongak, memperhatikan keping-keping bunga salju yang mulai berjatuhan satu persatu dari langit yang sama putihnya dengan mereka yang berjatuhan.


Wendy, adalah salah satu dari mereka yang turut mendongak. Gadis itu menengadahkan satu telapak tangan, kemudian mengepalkan telapak tangan kala satu keping bunga salju mendarat lembut di telapak tangannya. Ia mengulas senyum, lalu memejamkan sepasang kelopak matanya sejenak. Adalah kebiasaannya memanjatkan doa ketika ia menyaksikan salju pertama turun dari langit.


"Kalau seandainya kita diberi kesempatan meminta keajaiban di bulan Desember, apa yang kamu ingingkan?"


Satu suara menyudahi khidmatnya doa Wendy dalam hati. Ia membuka mata, lalu menoleh ke samping demi melempar air muka tanyanya pada Chanyeol yang berdiri tepat di samping kanan. Baru saja hendak bertanya mengapa Chanyeol menanyakan hal tersebut tanpa tedeng aling-aling, malah urung sebab badannya yang terdorong ringan ke depan saat alarm tanda menyebrang berbunyi. Gadis itu buru-buru menyesuaikan ritme dengan arus manusia di sekelilingnya yang juga sedang menyebrang jalan. Tanpa canggung tangan kanannya mengamit tangan kiri Chanyeol, yang juga tidak bereaksi menanggapi hal tersebut.


Wendy melempar fokus pandangan ke depan. Lalu, ia mengangguk paham atas pertanyaan tiba-tiba Chanyeol, saat mendapati dekorasi hiasan di bagian depan mall bertajuk "Miracle in December" dipasang besar-besar.


"Apa ya ..." Wendy bergumam tepat saat keduanya memasuki pelataran mall yang ramai sekali sejak libur musim dingin di mulai, "... entah. Belum pernah terpikir olehku. Memangnya kenapa?"


Lelaki tinggi di samping Wendy itu hanya menoleh sekilas ke arah Wendy, lantas kembali memusatkan fokus ke depan. "Bukan apa-apa, hanya iseng bertanya."


Sepasang keping bulat kembar milik Wendy menatap Chanyeol lekat-lekat. Dalam hati setengah menyerah sebab sejak dulu Wendy memang selalu gagal membaca ekspresi Chanyeol yang dominan datar setiap waktu. Namun, Wendy lantas menyeringai jenaka, lalu menyenggol bahu Chanyeol main-main. "Heih, bilang saja kamu sedang diam-diam menyiapkan kado natal untukku, 'kan?"

Pieces of LoveWhere stories live. Discover now