Chapter 5 : Back To Vocaloid

128 12 0
                                    

.
.
.
-[y/n] PoV-

"Kita sudah sampai tuan!" ujar sopir itu.

"Beristirahatlah [y/n]-chan..." ujar Karma. Dan aku hanya mengangguk sebelum keluar dari mobil.

"[Y/n]-chan!" Karma memanggilku lewat kaca mobil yang terbuka dan aku terhenti saat ingin membuka gerbang rumahku.
"Ada apa?"

"Apa besok kau memiliki waktu senggang?"
"Sepertinya besok aku tidak ingin keluar rumah, mengapa?"
"Aku berencana ingin mengajakmu jalan-jalan sebagai tanda terimakasih..."
"Maaf ya... Lain waktu saja..." aku menyatukan kedua telapak tangan di depan wajahku serta memejamkan sebelah mataku.
"Iya tidak apa-apa... Yasudah selamat malam!" Karma menutup jendela mobilnya. Aku melambaikan tangan sambil tersenyum sampai mobil sedan merah menghilang dari pandanganku.
.
.
.
.
.
-Keesokan Harinya-

"[Y/n]? tumben pagi-pagi begini kau berpakaian rapih... Padahal ini hari minggu..."
"Biarkan saja bu, mungkin ia ingin melanjutkan kencannya dengan Karma..."
"Oh... Rupanya anak ibu sudah besar ya..."
Ayah dan Ibu memang selalu menggodaku, aku menuruni tangga sambil mengenakan jam tangan.

"Tidak. Nee... Ayah apa kau ingat Kagamine Len?"
"Hmm..." ayahku menempelkan jari telunjuknya ke dagu dengan mengkerutkan dahinya.
"Ah... Anak laki-laki yang suka makan pisang itu ya? Yang murah senyum kan? Yang dulu suka main kerumah? Partnermu di Vocaloid kan?" aku terus mengangguk dan tanpa sadar senyumanku mengembang.

"Apa kau bertemu dengannya?" sambung ibuku dan aku mengangngguk
"Apa kau sekarang ingin pergi berkencan dengannya?" tanya ayahku
"Apa kau menyukainya?" sebelum terjawab, ibuku sudah menyambar ke pertanyaan lain.

Ayah dan ibu asik sendiri saja, seperti sedang bermain sambung kata. Aku hanya tersenyum lugu.
"Bagaimana dengan Karma-kun?"
"Mungkinkah anak kita selingkuh?"

"A... Aku tidak selingkuh!" aku sedikit mengeraskan suaraku dan membuat mereka berhenti.
"Setelah sarapan aku akan pergi ke Tokyo..." sambungku yang duduk dan mengambil piring di meja makan.
"Apa!? Mengapa dadakan sekali?" tanya ibuku.
"Aku diundang Len untuk menghadiri konser Vocaolid..." jawabku.
"Kau akan bernostalgia ya..." ujar ayahku dan aku hanya mengangguk sambil menyantap sarapan.
.
.
.
.
.
"Aku berangkat!" ujarku sambil membuka pintu rumah.
"Berhati-hatilah [y/n]..." aku tersenyum, setelah menutupnya aku langsung berlari.

Aku menuju stasiun untuk pergi ke Tokyo, itu karena tadi malam...

-FLASHBACK ON-

Begitu sampai rumah, aku langsung masuk ke kamarku dan merebahkan diri di kasur.

Handphone ku berdering, tertera nomor asing yang menghubungiku dilayar handphone, membuatku ragu untuk menjawab. Karena ia terus menelpon, akhirnya aku jawab.

"Konbanwa! [Y/n]-chan..."
Suara dari seberang sana terdengar begitu hangat.
"Konbanwa mo... Len kah?" tanyaku.
"Benar sekali..."
"Ada apa Len-kun?"
"Sebelumnya maaf jika menganggu waktu tidurmu..."
"Tidak... Aku baru saja sampai..."
"Oh... Nee... Malam ini juga aku berangkat lagi ke Tokyo karena besok ada konser Vocaloid. Aku tidak sempat mengatakan ini, jadi apakah kau mau menonton konsernya?"
"Sudah kuduga, tapi aku tidak mendapatkan tiketnya.. Karena tiket konser Vocaloid sudah habis sejak seminggu sebelum konser dimulai...."

"Kau bisa masuk tanpa tiket.."
"Sungguh!?"
"Iya... Besok pagi-pagi sekali, datanglah ke Tokyo jika kau bisa..."
"Tentu saja aku bisa!"
"Jaa... Aku akan menunggumu distasiun Shibuya... Sampai bertemu besok [y/n]-chan!"
Aku dapat mendengar bahwa Len sangat bersemangat, akupun juga merasa seperti itu.
TUUUUT... TUUUUT... TUUUT... Telpon terputus.

The Two PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang