Chapter 7 : Iranai no Yakusoku (END)

143 15 1
                                    

-[y/n] PoV-

Master dan Gakkupo meninggalkan kami, Sedangkan Rin belum juga kembali.

Di ruangan yang berantakan ini hanya ada kami berdua yang duduk di lantai, tidak ada pembicaraan diantara kami. Sampai akhirnya Len angkat bicara,

"[Y/n]..."

Len memanggilku dengan nada lesu sambil menundukkan kepalanya. Aku yang tepat berada setengah meter di depannya mengangkat kepalaku.

"Apa kau masih mengingatnya?" Len menatapku dengan wajah polos.
Aku hanya mengangguk.

-FLASHBACK ON-

"[Y/n] aku menyukaimu!" Len berseru padaku saat kami berada di taman kota.

Awal musim semi memang cocok untuk piknik bersama teman dan kerabat. Kami member Vocaloid melepas seragam kebesaran yang selama ini menjadi ciri khas member Vocaloid. Semuanya nampak bahagia, menikmati pemandangan bunga Sakura yang bermekaran.

"Len kau tak akan bisa membuat [y/n] jatuh hati padamu!" seru Kaito-san.
"[Y/n]... Kau tidak akan menerimanya kan? Karena Len selalu menjahilimu, ia juga mesum! Tidak baik jika kau bersamanya." ujar Gakkupo.
"Gakkupo-san! Yang kau katakan adalah sikapmu sendiri..." ujar Yuuma-san yang membuat Gakkupo-san terpaku.

"Duuh! Kalian ini selalu saja menggoda [y/n], ayo [y/n]-chan kita cari ice cream kesukaanmu!" ujar Master dengan mode Loliconnya yang aktif.
"Dasar Lolicon!!" ujar para member yang melihat hal ini.

Aku yang masih kelas 6 SD dan polos hanya tersenyum pada mereka yang bicara diluar pengetahuanku.

"Sudahlah... Ayo makan kue yang ku buat..." Meiko-san yang sudah pandai memasak menampakan tepak makan yang berisi kue buatannya.

Mereka kembali ke aktivitasnya masing-masing, Len mengajakku berkeliling ke taman bunganya.

"Len kau selalu menjahiliku tapi kau juga sangat baik padaku... Jadi aku suka tapi benci padamu..." ucapku dengan polos.
"Jawabanmu membuatku bingung... Salah satu saja!" ujar Len dengan kebingungan.

"Aku tak tahu suka atau benci... Maksudku aku tidak menyukai tipemu... Tapi kau tiba-tiba bersikap baik padaku... Jadi aku mulai bingung..." jelasku.
"Tidak apa... Percayalah padaku!"

Saat Len tersenyum padaku, aku mulai menyadari perasaannya. Ia menjahiliku agar bisa dekat denganku, ia selalu memberikan barang atau bahkan makanan kesukaanku, walaupun aku tidak begitu mengerti. Tapi...

"Aku menyukaimu..." ujarku.
"Eh!?"

Len terkejut, begitupun denganku yang melihat Len blushing.

"Jawabannya telah diputuskan! Pernikahan ya!" entah apa yang ada dipikirannya, tiba-tiba saja ia berkata seperti itu.
"Ni... Nikah!?"

"Aku ingin tinggal di rumah yang memiliki banyak pohon... Dan memiliki 3 anak ^w^)" sambungnya sambil tersenyum lebar.
"Tapi, tunggu, kenapa!? Kita baru 12 tahun! Iyakan!?" tanyaku dengan panik.

"Aku suka kamu!"
"Dengerin aku! Len bodoh!"

Len tidak menghiraukan pertanyaanku dan kini ia terlihat sangat bahagia. Ia terlalu terbuka berlari dan terus meneriakan kalimat 'aku suka kamu'.

"Len dengarkan aku!" aku mendekap erat lengannya dan Len menghentikan tingkah konyolnya.

"Ada apa?" tanyanya.
"Itu... Maafkan aku!"
"Kenapa kau tiba-tiba minta maaf?"

"Eh? Hm~" aku menggeleng dan tersenyum, ya.. Jelas... Aku mengurungkan niatku agar suasananya tidak berubah, dan tak ingin membuatnya sedih atau kecewa.

The Two PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang