Dukk... Dukk... Duk...
Suara pantulan bola basket menggema di lapangan indoor sekolah yang sepi. Tak ada penonton, tapi para pemain tetap bermain penuh semangat untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam permainan.
Pada ekstarkurikuler kali ini pelatih basket mereka mempertandingkan tim inti dan tim baru. Tatapan mata Andra menajam. Ia sebagai ketua tim inti basket menatap tak suka pada salah satu anggota baru dalam ekstrakurikuler basket. Andra tak menduga bahwa dalam kegiatan sorepun, ia harus melihat wajah menyebalkan pria itu kembali. Beruntungnya sang pelatih tak menggabungkan pria itu ke dalam tim inti bersamanya. Jika hal itu terjadi, Andra tak yakin bisa memenangkan perlombaan seperti yang lalu. Konflik pasti akan terjadi antara mereka berdua.
Daniel, anggota baru dalam ekstrakurikuler tersebut turut memberikan tatapan tajam pada ketua tim lawan. Dia sebagai anak baru bukan berarti kemampuan bermain basketnya itu buruk. Andra tak tahu saja bahwa Daniel telah memegang 20 medali dalam bidang basket sebelum pindah ke Labschool.
Priiiit!!!
Peluit digemakan petanda permainan dimulai.
Gesit dan tangkas, itulah yang cocok dilukiskan tentang bagaimana cara Andra menggiring bola tanpa memberi kesempatan pada tim lawan untuk merebut bola basketnya. Tim lawan mulai tegang. Pasalnya tim inti benar-benar hebat. Dengan sangat kompak mereka saling mengoper bola dari satu anggota ke anggota lain.
"Ndraa..." Hero memberikan kode. Andra mengangguk samar, lalu memutar tubuh untuk menghindari bola direbut tim lawan. Dengan lemparan tepat, bola telah berpindah ke tangan Hero.
Saat ini bola diambil alih oleh Hero, salah satu anggota yang dinobatkan sebagai flowerboy. Tak hanya tampan dan berprestasi dalam mata pelajaran, anggota flowerboy juga memiliki kemampuan dalam banyak bidang.
Dukk dukk dukk...
Pantulan basket dan gesekan sepatu pemain menambah ketegangan tim lawan. Hero terus mendrible bola tanpa memberikan kesempatan pada tim lawan merebut bola.
"Heroo, berikan padaku!" Tak jauh dari ring basket dipihak lawan, Andra sudah siap menerima bola. Hero tersenyum sinis kala Daniel datang untuk menghalangi langkahnya. Hero tak akan gagal begitu saja. Pria itu sengaja membuat gerakan mengecoh, lalu bola dilempar ke arah Andra.
"Andraaa... Shoot!"
Priiitt!!!
"Yes!"
Andra mengepalkan telapak tangannya ke atas dengan perasaan bahagia. Bersama timnya, mereka saling ber-tos ria dan kompak memberikan senyuman sinis pada tim lawan sehingga menimbulkan kecemburuan dari tim lawan.
Daniel, pria jangkung berkulit putih tersebut tak menunjukkan riak apapun. Wajahnya datar seolah sedang menyembunyikan kemampuan yang sebenarnya.
Permainan terus berlanjut. Belajar dari kekalahan sebelumnya, tim Daniel mulai menunjukkan taringnya. Meskipun masih terbilang anggota baru, tapi kemampuan mereka tak kalah hebat dari tim inti. Sejak tadi tim inti tak diberikan kesempatan untuk memiliki bola. Tim Daniel benar-benar ingin balas dendam pada kesempatan kali ini.
"Daniel!"
Daniel menangkap bola dengan tepat dan gesit. Belum sempat Andra menangkis, bola sukses dilempar ke dalam ring.
"Yeeee... Daniel-ku hebaaat. Semangat! Semangat!!"
Semua pemain spontan menatap ke arah sumber kehebohan. Kursi penonton yang pada awalnya kosong tiba-tiba sudah diisi satu mahkluk astral menyebalkan. Tak hanya Daniel, bahkan Andra sebagai saudara sosok itupun ikut merasa malu akibat ulah yang dilakukannya. Gadis itu sebenarnya harus latihan di studio. Namun, gadis itu kabur setelah mengatakan akan ke toilet pada sang pelatih tari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permen Kaki Aya (Tamat) ✓
Ficção AdolescenteSinopsis SMA Labschool kedatangan satu siswa laki-laki. Daniel Kim, nama yang diperkenalkan. Hanya nama, tidak dengan identitas lainnya. Hal tersebut membuat Aya si gadis pengemut permen kaki penasaran. Jatuh cinta pada pandangan pertama. Itu yang...